Maafkan Typonya
•
•
•
Sekarang sudah pukul 11.42 A.M. kini Andreas dan Avel beserta orang tuanya tengah berada di ruang keluarga Mansion Geovanka"bagaimana sekolah kalian?" tanya seorang pria paruh baya kepada kedua anaknya, yang tak lain dan tak bukan adalah Avel dan Andreas
"baik" jawab Andreas dengan nada datar yang menjadi ciri khasnya, sedangkan Avel hanya menatap dingin pria paruh baya itu
Pria paruh baya yang bertanya pada mereka adalah Mattew— papi mereka, atau lebih tepatnya papi Andreas dan Avelia yang asli
Mattew Algajera Geovanka adalah pria yang berjabat sebagai Papi Andreas dan Avelia. Pria itu memiliki sifat dan sikap yang hampir sama dengan Andreas, yaitu dingin dan datar, dan akan kejam jika ada yang mengusiknya
Wanita paruh baya yang duduk disamping Mattew bernama Sheafya Denisa Geovanka. Sheafya adalah istri serta Mami Andreas dan Avel
Kedua orang tua Andreas dan Avelia dijelaskan kalau mereka jarang mempunyai waktu untuk anak-anaknya, pekerjaan adalah nomor satu dan terpenting bagi mereka berdua
Bahkan saat Avelia meninggal di akhir novelnya, mereka berdua hanya menatap sendu kuburan Avelia dan hanya menangis sebentar saja
Tidak jauh berbeda dengan orang tua Axel yang hanya mementingkan pekerjaannya dari pada keadaan anak-anaknya
Axel terkadang berfikir, apakah dirinya meninggal disana? Dan jika benar dirinya meninggal, apakah orang tuanya akan menangisi kepergiannya?
"Papi berharap kalian tidak mempermalukan keluarga Geovanka" ucap Mattew santai, lalu pria itu menyeruput kopi hitam kesukaannya
"jagalah sikap kalian di luar sana, agar Keluarga Geovanka tidak malu dengan sikap kalian itu" sahut Sheafya yang duduk anggun di hadapan Avel
"Papi gak mau yah, kejadian bulan lalu yang buat kamu di tahan karena tawuran dan bikin Papi malu terulang lagi" ucap Mattew menatap dingin Andreas
Tangan Andreas terkepal dengan erat, sorot matanya menatap tajam Mattew dan wajahnya memerah menahan amarahnya
Sedangkan Avel yang mendengar kalimat orang tua pemilik tubuh ini hanya bisa memutar bola matanya
"sudah bicaranya?" tanya Avel yang sudah jengah mendengar ucapan-ucapan pedas Mattew dan Sheafya
Mattew dan Sheafya yang mendengar hal itu langsung menatap Avel tak percaya. Biasanya Avelia hanya akan diam saja dan menundukan kepalanya jika Mattew dan Sheafya berbicara bahkan merendahkannya sekalipun
Tapi yang sekarang menempati tubuh Avelia adalah Axel, jiwa yang mempunyai kemageran diatas tingkat kewajaran. Axel tidak takut kepada siapapun bahkan orang tua dan Xavier sekalipun, dirinya hanya takut jika waktu istiharatnya tidak ada
"ada lagi yang ingin di bicarakan?" tanya Avel lagi dengan sebelah alis yang terangkat, lalu gadis itu menguap dan matanya mengerjap-ngerjap sayu
"tidak" jawab Mattew yang tersadar dari keterkejutannya, Sheafya mengangguki ucapan suaminya
"baiklah, aku dan Avel akan masuk ke kamar" setelah mengatakan hal itu, Andreas menarik tangan Avel dan membawanya pergi dari sana
Saat sudah berada di dekat tangga, Avel menghentikan langkahnya begitupula dengan Andreas yang tengah menatap Avel bingung
"jongkok" titah Avel dengan nada datar
Andreas yang mendengar ucapan adiknya yang seperti perintah hanya bisa menghela nafas, lalu pemuda itu berjongkok di hadapan Avel
KAMU SEDANG MEMBACA
⭐AxeLia⭐ ✔✔
Teen FictionAxelia Audreia Novanka gadis berusia 15 tahun yang memiliki sifat cuek terhadap sekitar, jangan lupakan pernyakit magernya yang sudah mendarah daging suatu hari Axel sedang membaca sebuah buku novel yang tak sengaja ia temukan di kolong kasurnya. di...