Maafkan Typonya
•
•
•
Avel memasuki Manshionnya dengan langkah yang gontai, kakinya yang lemas di paksakan untuk berjalan sehingga terlihat seperti ia menyeretnyaPulang sekolah tadi ia di antar oleh Cattrina, karena dirinya sedang malas berhadapan dengan banci Andreas saat ini
Sebenarnya dirinya tahu, kalau kejadian tadi siang itu bukan sepenuhnya salah Andreas. Salahkan saja penulis novelnya yang membuat plot seperti itu
Seharusnya Andreas marah dan menampar Bianca karena Bianca menyiram Alya dengan jus alpukat dan soto yang sudah di campur dengan seblak dan telur mentah
Bianca melakukan hal itu karena tak terima Alya berani mengecup pipi Andreas di depannya, dan itu semua atas suruhan Mitsuki dan Irin
Walaupun adegan itu tak terjadi karena Bianca tetap tenang dan Alya tidak mengecup pipi Andreas, tapi tetap saja tamparan dan makian itu tetap terjadi
Avel sendiri melihat pandangan kosong Andreas dan tubuh lelaki itu yang lingkung, seperti bingung dengan apa yang terjadi
Tetapi Avel tetap meresa marah pada atas Andreas perbuatannya pada Bianca, ia tak terima kalau Andreas berani main tangan dengan seorang gadis, terlebih lagi sahabatnya sendiri
Entahlah Avel sudah mengakui kalau Bianca itu sahabatnya atau sekedar tokoh novel saja
"duduk lah disini" ucap seseorang dengan suara bariton, seseorang yang tak lain adalah Mattew, Papinya di dunia novel ini
Avel menghela nafas lalu ia berjalan mendekati Mattew dan duduk di sofa yang berhadapan dengan Mattew
Avel memperhatikan Mattew yang tengah sibuk dengan laptopnya, tak bisa di pungkiri kalau Papinya itu masih terlihat tampan walau usianya tidak muda lagi
Suasana yang hening membuat rasa ngantuk menimpa Avel, matanya yang sayu langsung terbuka lebar saat Mattew berdehem keras
"ekhem"
Avel memutar bola matanya malas, alisnya terangkat menatap Mattew dengan ekspresi datar khasnya itu
"Papi dengar kamu baru saja menghajar kakak lelakimu itu disekolah, apa itu benar?" tanya Mattew tanpa melepaskan pandangannya dari laptopnya
"ya" jawab Avel singkat, kalau sudah tahu kenapa perlu nanya' pikirnya
"kenapa kamu menghajar kakak lelakimu, Vel?" tanya Mattew lagi, namun kali ia menatap anak perempuannya itu dengan tajam
"apa itu masalah?" tanya balik Avel
Sudut bibir Mattew terangkat sedikit "tentu saja itu masalah. kau tahu? Dengan perbuatan mu itu, keluarga kita tertimpa malu" ucapnya dingin
"kenapa perlu malu? Kan kita semua pakai baju, Kheh" Avel berdecih sinis "lagipula anak lelakimu itu yang pertama kali membuat keluarga kita malu, aku hanya menambah sedikit saja" ucapnya santai
Mattew tersenyum manis, namun rahangnya terlihat mengeras dengan tangan yang terkepal hingga urat-uratnya menonjol keluar
"jangan bermain-main, Avelia Dreshia Geovanka" ucap Mattew penuh penekanan di setiap kalimatnya
Avel menguap kecil "siapa juga yang bermain-main, tuan Mattew Algajera Geovanka" ucapnya dengan nada yang sama dengan Mattew
"kulihat-lihat anak perempuan ku ini semakin kurang ajar" Mattew tertawa sinis dan Avel yang mendengarnya juga tersenyum sinis
"oh wow, ternyata kau memperhatikan ku juga ya?" sudut bibir Avel terangkat membentuk seringai
Mattew membalas senyuman Avel, tetapi dapat dilihat oleh Avel kalau tatapan pria yang berstatus ayahnya itu menatap dirinya sendu
KAMU SEDANG MEMBACA
⭐AxeLia⭐ ✔✔
Teen FictionAxelia Audreia Novanka gadis berusia 15 tahun yang memiliki sifat cuek terhadap sekitar, jangan lupakan pernyakit magernya yang sudah mendarah daging suatu hari Axel sedang membaca sebuah buku novel yang tak sengaja ia temukan di kolong kasurnya. di...