Violeta tak henti-hentinya tersenyum ketika kembali membayangkan kejadian tadi malam bersama Altas. Entah dirinya kerasukan setan apa, tetapi kejadian tersebut benar-benar tak pernah terpikirkan olehnya.
Matanya kembali berbinar ketika Altas melintasi dirinya dengan wajah datarnya. Tak menyia-nyiakan kesempatan, gadis itu langsung berlari dan langsung menggenggam tangan Altas.
"Ngapain lo, hah?!"
"Banyak! Bernapas, jalan, melihat, mendengar, oh dan satu lagi mengejar Altas dong!"
Altas menyentak tangan Violeta agar tangan gadis itu terlepas. Tetapi seolah memiliki perekat, tangan gadis tersebut sama sekali tak bergerak dari lengannya.
"Wow! Pantainya bagus banget!"
"Norak!" ucap Altas sinis.
Dengan perlahan Violeta melepaskan tangannya dari lengan Altas. Gadis itu berjalan ke bibir pantai, kemudian membuang alas kakinya sembarangan.
"Violeta nggak pernah liburan selama ini. Nggak pernah ke pantai, nggak pernah ke tempat wahana." Wajah gadis tersebut berubah murung, membuat getaran tersendiri di hati Altas.
"Tapi tiap hari Leta di cafe, restoran-restoran mahal. Bahkan Leta sangsi kalo Al nggak pernah tiap hari di tempat itu," ucap Violeta dengan wajah yang kembali ceria.
Altas tak menjawab pertanyaan Violeta. Ketika pandangannya ia alihkan ke samping, dirinya mendengar kasak-kusuk seseorang bule yang cekikikan ke arahnya.
"Ih! Jangan dilihat!" Violeta langsung memalingkan wajah Altas ketika melihat bule-bule tersebut hanya menggunakan bikini.
"Lo kenapa, sih?!"
"Pokoknya jangan di lihat!"
Altas tak mengindahkan kata-kata Violeta. Entah pikiran dari mana, laki-laki itu ingin membuat gadis yang bersamanya kesal.
"Al! Jangan!"
Violeta menarik tangan Altas dengan sangat kuat hingga tubuh Altas membentur dirinya dengan sangat kuat. Sebab bobot tubuhnya yang lebih kecil dari Altas, mereka akhir limbung dan terjatuh dengan posisi yang benar-benar tak mengenakkan.
Cantik
Jantung ... kenapa lo deg-deg kayak mau lompat keluar sih?!
"Wow, gaes! Altas Leta ngapain?!"
"Pak! Kalo mesum jangan di tempat terbuka! Kasian anak-anak di bawah umur."
Violeta mendorong tubuh Altas hingga laki-laki itu berguling tepat di sampingnya. Masa bodoh dengan baju laki-laki itu yang kotor, dirinya benar-benar malu sekarang.
"Mau nyetak sejarah yang kedua nggak nih?!" tanya Aksa dengan senyum jahilnya.
"Penghulu mana penghulu?!"
"Mama Retha sama Papa Rafa gimana reaksinya kalo lihat foto ini, ya?" Akhtar mengangkut ponselnya, kemudian tertawa sangat keras ketika melihat ekspresi kaku keduanya.
"Gue jadiin profil grup, oke!"
Oh, Tuhan! Dirinya berharap ada lubang besar yang dapat menenggelamkan dirinya sekarang juga!
—oOo—
Jika kalian berkata Violeta akan malu atau canggung bertemu Altas itu salah. Jika dirinya canggung karena hal tersebut, bisa-bisa Altas merasa menang karena akhirnya dapat melumpuhkan Violeta detik itu juga.
"Al!"
Violeta tersenyum menggoda ketika wajah Altas tiba-tiba memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (Terbit)
Teen FictionWARNING‼️‼️ Siapin mental dan stok sabar yang dobel pokoknya! Private acak follow sebelum baca! Sequel Trust Me Aretha Judul awal Realtas -> AKARA AKARA -> Bayangan Lengkap! Namun, sudah terbit di Guepedia dan Karyakarsa dengan Ending yang berbeda °...
