"Makasih ya udah bawa Kiara ke dokter, Al." Kiara tersenyum hangat, membuat laki-laki di sebelahnya juga tertular senyuman tersebut. "Bener, 'kan. Kiara nggak papa. Altas di bilangin ngeyel, sih!"
Senyuman Altas memudar, digantikan dengusan keras yang terdengar di indera pendengaran Kiara. "Kayaknya tadi angin yang bilang makasih sama gue."
Kiara tertawa, kemudian membawa tangannya memegang pipi Altas dan menekannya sangat kuat. "Ututu ... marah, ya, Panda!"
Altas menepis tangan kiara dari wajahnya. Tetapi, sepertinya aksi gadis itu tak sampai itu saja. Dengan beraninya Kiara menggenggam tangan Altas yang terasa pas di tangannya.
"Jangan di lepas! Siapa tau kita nggak bisa nikmatin momen kayak gini lagi."
Kiara tersenyum tanpa beban setelah mengucapkan kalimat tersebut. "Altas, lihat! Di sana ada kedai minuman rempah. Kita ke sana, ya!"
"Nggak!"
"Ayolah, Altas!" Kiara menggoyangkan lengan Altas seperti anak kecil yang ingin dibelikan permen oleh ibunya. "Imbal balik sebagai tanda terimakasih Altas karena Kiara udah nolong Altas."
"Lo nggak ikhlas?"
"Bukan gitu, tapi—"
"Ayo!"
Senyuman Kiara langsung terangkat hingga matanya menyipit. Dengan semangat, gadis itu langsung menarik tangan Altas agar segera menuju ke tempat tersebut.
—oOo—
"Dada Altas! Besok Kiara nyamperin Altas ke sini lagi, ya! Pokoknya nggak boleh duluan!" ancam Kiara.
"Bawel! Cepatan lo pulang! Udah malem!"
"Tau malem kenapa nggak dianter?!"
"Lebay! Unit lo cuma ke gang lima pintu dari tempat gue," jawab Altas berusaha menyembunyikan senyuman di wajahnya.
"Kalo mau senyum, senyum aja. Nggak usah ditahan-tahan."
Raut muka Altas langsung kembali datar membuat Kiara langsung terkekeh geli. Tanpa disangka-sangka, gadis itu mendaratkan satu kecupan di pipinya membuat Altas langsung mematung.
"Makasih untuk hari ini Altas!" ucap Kiara dengan malu-malu sambil berlari meninggalkan apartemennya.
Altas menggelengkan kepalanya samar, kemudian langsung menempelkan id card dan pintunya langsung terbuka.
Altas yang lupa akan tugasnya yang belum ia selesaikan langsung melesat ke kamarnya dan menghidupkan laptopnya.
Hal pertama yang ia lihat di wallpaper laptopnya adalah wajah Violeta yang pernah ia ambil secara diam-diam. Buru-buru ia menghubungi Agam ketika ia teringat bahwa berita buruklah yang ia dengar terakhir kali sebelum kecelakaan terjadi.
Pada sambungan pertama, teleponnya langsung diangkat, dan tanpa bertele-tele, Agam langsung memberitahukan sebuah berita yang membuat Altas langsung ingin pergi ke Indonesia secepatnya.
"Gue capek nutupin fakta, Al. Tapi gue mohon lo cepet ke sini sebelum semuanya terlambat, sebelum lo bakal nyesel nantinya."
—oOo—
"Altas! Al! Cepet buka pintunya! Bentar lagi acaranya mau mulai masa Altas mau terlambat sih?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (Terbit)
أدب المراهقينWARNING‼️‼️ Siapin mental dan stok sabar yang dobel pokoknya! Private acak follow sebelum baca! Sequel Trust Me Aretha Judul awal Realtas -> AKARA AKARA -> Bayangan Lengkap! Namun, sudah terbit di Guepedia dan Karyakarsa dengan Ending yang berbeda °...