Epilog

5K 140 22
                                    

Mwehehe
Lupa ngasih epilog nya nih, padahal ada prolog nya. Happy Reading Refidelsa. I hope you like this chapter

-oOo-



Altas mengendarai motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi. Bahkan laki-laki itu dapat sampai di rumah yang harusnya ditempuh dengan waktu setengah jam, kini di persingkat hanya dua puluh menit.

Setelah sampai, Altas langsung melepas helmnya secara asal, kemudian langsung masuk ke rumah tanpa mengucapkan salam.

"Makan yang banyak ya, Nak. Kamu harus secepatnya pulih biar bisa sekolah lagi."

Altas berlari kemudian langsung menendang kursi roda Olivia hingga gadis itu langsung tersungkur.

Ibu Olivia langsung berteriak histeris membuat semua orang langsung berlari ke bawah.

"Mama! Ini ada apa?!"

"Sialan lo, Liv! Gara-gara lo, keadaan Leta kritis, bangsat!"

Altas mendekat ke arah Olivia kemudian mencekik leher gadis itu hingga kesulitan bernapas.

"Altas! Apa-apaan, kamu hah?!"

Ibu Olivia berusaha melepaskan tangan Altas dari leher putrinya tetapi percuma karena tenaga laki-laki itu lebih kuat darinya.

"Lo seharunya mati, Liv!"

Papa Olivia langsung membogem wajah Altas membuat laki-laki itu langsung melepaskan cekikikannya pada Olivia.

"Kenapa?! Kenapa Om pukul saya, hah?! Dia, putri Om yang Om bangga-banggain racunin Leta, Om! Didik anak Om itu!"

"Jaga ucapan kamu anak muda!" bentak Papa Olivia tak terima.

Altas tersenyum miring. "Kalian nggak percaya? Dateng ke rumah sakit tempat Leta di rawat, itu bakalan buktiin kelakuan bejat putri kalian!"

Ponsel Altas berdering sangat nyaring membuat laki-laki itu langsung mengalihkan perhatiannya.

"Altas lo cepetan ke sini."

Altas menatap satu persatu orang yang berada di sana, sembari mengeluarkan sebuah ancaman. "Jika sesuatu hal terjadi sama calon anak dan istri gue, detik itu juga lo mati Liv!"

-oOo-


"Loh? Suster? Dokter? Kenapa semua alat di copot dari tubuh Leta, dok? Dia masih butuh itu semua!"

"Dok! Jawab saya!" bentak Altas ketika tak ada satupun yang menjawab pertanyaannya.

"Maaf, tetapi nyawa pasien sudah tak bisa di selamatkan lagi."

"Dokter pasti bercanda! Leta nggak mungkin pergi, dok!"

Altas langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Violeta. Lututnya lemas ketika melihat seseorang yang wajahnya kini sudah di tutupi dengan kain putih.

"Leta ... bilang sama aku kalo kamu itu masih hidup. Kamu nggak akan pergi ninggalin aku sendiri kan? Kamu udah janji sama aku kalo kamu nggak akan pergi. Mana janji kamu, Ta! Kamu masih inget kan dulu siapa yang kalah bakal lakuin apapun buat yang menang? Sekarang aku tagih janji kamu, Ta. Please ... kamu kembali, ya, Ta. Aku nggak bisa sendiri."

Ruangan Violeta penuh dengan isak tangis Altas yang pilu. Bahkan, Aretha tak kuasa menahan tangisnya ketika melihat putranya yang rapuh dari kaca luar.

"Altas jangan kayak gini. Dengan lo nggak ikhlas, lo sama aja nyiksa Leta, Al."

Agam membawa Altas keluar dari ruangan Violeta. Laki-laki itu kini hanya seseorang yang memiliki raga namun tak memiliki jiwa.

"Lo kuat, Al! Jalan hidup lo masih panjang."

"Lo pasti bisa lewatin ini semua sama kita, Al. Kita selalu ada buat lo."



Selesai


Hehe gantung, ya? Capek soalnya mau nulis apa lagi. Sampai di sini ya kisah LetAltas. Masih banyak ceritaku yang lain, buat ngurangin gamon kalian dari cerita ini. Cek profil aku ya, guys

See You😘😘😘😘😘


AKARA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang