22. Kekacauan

2.6K 164 36
                                    

Masih ada yang online? Or gue nggak guna up di jam segini🤧🤧🤧🤧

يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَبَلّغِ الْكُلَّ كُلَّ مُطْلَبْ

Nggak mau bnyk bcd, lgsg aja. Chekidot



Happy Reading

"Leta! Tolong kamu anter pesanan ini ke meja nomor delapan, ya."

Violeta menatap beberapa hidangan yang berada di nampannya. "Kamu kuat, Ta. Nanti kalo kerjaan udah selesai. Kita me time di luar, ya. Resto kayaknya nggak banyak pengunjung juga."

Violeta menganggukkan kepalanya, kemudian langsung meluncur ke meja pelanggan.

"Altas," gumam Violeta.

Senyuman manis terbit di wajah Altas yang sering ia lihat belakangan ini. Tanpa berlama-lama, Violeta langsung menghidangkan makanan ke hadapan Altas.

"Selamat menikmati ...."

"Eh, tunggu sebentar! Ini pasta, sausnya mana? Dikit banget," ucap Altas.

"Itu udah banyak, Al," jawab Violeta tak habis pikir.

"Manager di mana? Karyawan macam apa yang terus di pertahankan di resto—"

"Fine! Tunggu bentar."

Altas tersenyum simpul ketika Violeta kembali membawakan sausnya. Ketika gadis itu hendak berbalik, dirinya kembali mencegah dengan alasan yang sangat klasik.

"Gue pesen minuman mana? Orange juice and avocado, Vi."

"Al, Altas cuman pesen makanan di sini. Nggak ada pesen minuman. Jangan ngaco, deh!"

Mata Violeta terbelalak ketika laki-laki itu bangkit dari duduknya. "Oke, iya! Leta pesenin sekarang."

Bibir Violeta tak henti-hentinya menyumpah serapahi Altas yang berubah menjadi menyebalkan.

"Ini!"

"Tunggu bentar!"

"Apalagi, Altas?!"

"Temenin gue makan," ucap Altas.

"Leta masih ada kerjaan, Al. Nggak bisa ditinggal seenaknya karena masalah kayak gini."

"Duduk! Resto ini punya temen Papa gue. Gue bisa manfaatin koneksi kalo lo takut dipecat."

Laki-laki ini, kenapa perilakunya susah ditebak sampai sekarang?

—oOo—



Macet benar-benar tak dapat lagi dielakkan di pusat ibukota. Pagi, siang, sore, bahkan malam hari sekalipun. Seperti sekarang ini, entah bagaimana ceritanya mereka berdua, Altas dan Violeta harus terjebak macet yang sangat panjang ketika laki-laki di sebelahnya ini memaksanya untuk mengantarkannya pulang.

"Tadi kalo Leta naik sepeda pasti udah sampe. Nggak macet kayak gini, Al."

"Kalo mau turun, turuna aja. Nggak ada yang larang."

Violeta mendengus mendengar ucapan Altas. Dirinya tidak segila itu melakukan apa yang dikatakan Altas. Bisa-bisa, kakinya langsung membengkak jika harus berjalan sampai ke tempat bekerjanya nanti.

"Nih!"

"Apa ini?"

"Ambil aja."

AKARA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang