Karena kejadian satu malam, harta yang dipertahankan selama enam belas tahun hilang tak tersisa. Semuanya lenyap, hancur, bagai bulu yang ditiup angin. Bahkan, sebuah nyawa kini hadir di dalam perutnya.
"Ta kalo jalan jangan ngelamun dong!"
Violeta terkesiap ketika suara Akhtar memenuhi gendang telinganya. "Muka lo pucet banget. Sakit?"
"Gue nggak papa, kok."
"Sorry buat tadi, ya."
"Kan bukan lo yang lakuin."
"Tapi sebagai teman, gue wakilin Altas." Akhtar menimang-nimang kata selanjutnya. "Hm ... mau gue anter pulang?"
"Nggak usah! Gue bawa sepeda kok. Biasanya juga—"
"Altas!"
Tanpa diperintah Akhtar meneriaki nama seseorang yang akhir-akhir ini kehadirannya seperti hilang ditelan bumi.
Laki-laki itu tak menyahut, tapi pandangannya terus berpusat kepada sahabatnya tanpa berniat menoleh ke arah Violeta. Apakah laki-laki itu enggan untuk melihatnya.
"Lo anter Leta, ya."
"Lo tau gue ada acara keluarga sialan hari ini, 'kan?!"
"Al! Lagian searah sama rumah lo. Setelah anter Leta tinggal lo pulang."
"Lo tau masalahnya bukan itu, Tar!" jawab Altas cepat. "Ada kutu sialan yang—"
"Gue yang handle dia." Agam memotong ucapan Altas. "Lo selesain hal yang buat lo uring-uringan sekarang. Sebelum lo berangkat ke London."
Violeta diam seperti patung melihat mereka berdebat hal sesuatu yang sama sekali tak ia pahami. Matanya mengerjap beberapa kali ketika Altas sudah siap di depannya sembari menyerahkan sebuah helm.
"Naik!"
—oOo—
"Violeta nggak perlu persilahkan Altas buat masuk di apartemen Altas sendiri, 'kan?"
Altas berdehem, kemudian langsung masuk ke dalam apartemennya. Altas terperangah, entah bagaimana gadis itu menyulap apartemennya menjadi lebih hangat daripada sebelumnya.
"Sorry, ya. Leta ubah dikit penataannya."
"Its, okay. Ini punya lo, Vi."
"Bentar, ya. Leta ambilin minum buat Altas. Atau Altas mau makan? Leta bikinin."
Violeta menundukkan kepalanya ketika Altas menatapnya dengan sangat intens. Tangannya digenggam oleh Altas membuatnya langsung menatap mata laki-laki itu.
"Gue sayang sama lo, Vi. Nggak tau yang pasti kapan, tapi gue nggak pengen liat lo terus-menerus nanggung rasa sakit sendiri."
"Al .... Ini—"
"Percaya sama gue, gue nggak akan ke mana-mana. Gue ... gue harap lo bakalan terus nunggu gue, Vi."
Entah siapa yang memulainya, bibir mereka sudah saling menempel satu sama lain. Bahkan tanga Altas sudah bergerilya di tubuh Violeta sekarang.
Ciuman Altas mulai menuntut membuat Violeta kesulitan untuk mengimbanginya. Tanpa melepaskan tautan bibir mereka, Altas membawa Violeta ke kamar yang dulunya ia tempati, kemudian meletakkan tubuh Violeta dengan hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKARA (Terbit)
Teen FictionWARNING‼️‼️ Siapin mental dan stok sabar yang dobel pokoknya! Private acak follow sebelum baca! Sequel Trust Me Aretha Judul awal Realtas -> AKARA AKARA -> Bayangan Lengkap! Namun, sudah terbit di Guepedia dan Karyakarsa dengan Ending yang berbeda °...