19. Accident

2.9K 155 105
                                    

Jangan lupa VCSHARE, guys!!

Senin gue luring, nih. Ulangan lagi. Mumpung otak dapat diajak kompromi sebelum gue berkutat dengan lembaran abcd itu, gue up.

Teror aj sma spam komen biar otak refresh😂😂😂

يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ     وَبَلّغِ الْكُلَّ كُلَّ مُطْلَبْ








Happy Reading





Hancur. Semuanya hancur tak tersisa. Kenapa dirinya harus melakukan hal hina seperti ini dengan seseorang yang sangat ia cintai?

"Kenapa? Kenapa harus Altas? Kenapa bukan orang lain yang nggak ku kenal dan nggak ku cintai, Tuhan?!"

Violeta berteriak di ruang mandi yang terdapat di hotel. Dirinya basah kuyup akibat shower yang terus-menerus ia buka. Persetan dengan Altas yang mendengar jeritannya.

"Sampai kapan?"

Air mata Violeta sudah mengering karena dirinya sudah berjam-jam dibawah guyuran air tersebut.

"Gue harus pergi sebelum Altas bangun."

Buru-buru Violeta menyambar bathtub yang tersampir di tempat tersebut. Jantung Violeta berdetak hebat ketika Altas sudah bangun dengan memegangi kepalanya dan rambut yang acak-acakan.

"Al ...."

"Ah, lo udah bangun?"

Canggung. Atmosfer di ruangan ini cukup berbeda. Tidak ada Violeta yang berceloteh mencari-cari perhatiannya. Bahkan, dirinya dapat melihat jejak air mata dan mata yang sudah membengkak.

"Leta mau pulang."

Altas menghela nafas, kemudian menganggukkan kepalanya. "Gue tau ini salah. Tapi sementara ini, lo jangan kasih tau ke siapapun soal ini." Ada keraguan di mata Altask ketika mengucapkan kalimat tersebut.

"Sebagai gantinya, gue bakal usahain beasiswa lo tetep berfungsi sampai—"

"Altas pikir harga diri Violeta cuman sekedar beasiswa, ya?"

Altas terdiam kaku ketika melihat genangan air mata yang sudah berkumpul di pelupuk mata Violeta.

"Serendah itu ya, Violeta buat Altas?" Altas diam. "Violeta tau kok di mata orang kaya seperti apa itu orang miskin. Cuma uang, 'kan di otak orang miskin? Semua bisa dibeli pake uang."

"Mungkin bener apa yang di bilang Cassandra kalo Altas nggak sebaik yang Leta kira. But, look at Altas speaking directly, berarti apa yang dikatakan sama Cassie nggak pernah salah."

Ingin rasanya Altas menyangkal semua itu, namun lidahnya kelu untuk berucap.

"Violeta pamit, ya. Semoga Leta nggak pernah ganggu hidup Al lagi."





—oOo—





Banyak hal yang dipikirkan Altas saat ini sampai dirinya membolos lagi. Sebenarnya aneh, dirinya hanya duduk termenung di apartemen tanpa melakukan hal apapun.

Dan kemudian pintu apartemennya di buka, dan tiba-tiba Agam langsung menonjok dirinya.

Di sinilah mereka sekarang. Duduk lesehan di karpet dengan pandangan Altas yang terus lurus ke depan.

"Lo brengsek banget jadi cowok, Al! Nggak nyangka gue." Altas melirik tanpa niatan menyahuti ucapan tersebut. "Kalo misal Karisa yang di gituin lo mau?"

AKARA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang