20. Oh, God!!

2.6K 159 46
                                    

Gue bener² excited ketika lihat komenan spam kalian. Haha nggak nyangka. Pengen up, tpi lgi sakit, jdi males mau buka cerita.

Nggak usah lama-lama langsung aja nih

نَصْرٌ مِّنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ

يَارَبِّ صَلِّ عَلى مُحَمَّدْ وَبَلّغِ الْكُلَّ كُلَّ مُطْلَبْ

Happy Reading

Semenjak bapaknya pergi meninggalkannya, Violeta jarang pulang ke rumah. Hari-harinya selalu disibukkan oleh pekerjaan dan belajar. Bahkan dirinya sering tidur di tempatnya bekerja untuk mengurangi rasa rindu yang kian mendera.

"Kok kayak kenal? Altas? Tapi kenapa bisa di jalan sepi kayak gini?"

Violeta langsung mempercepat kayuhan sepedanya menuju ke arah seseorang yang terbaring di tengah jalan malam-malam.

"Astaga! Altas!"

Violeta meletakkan sepedanya dengan asal dan langsung menuju ke arah Altas. Gadis itu menutup mulutnya tak percaya ketika melihat darah berceceran di aspal.

"Altas ... bangun Al!" Violeta menepuk-nepuk pipi Altas dengan keras agar laki-laki itu sadar.

"Vi ... gue ... gue mau minta maaf. Pasal ke-"

"Al jangan banyak omong, oke! Tunggu di sini, Leta mau cari bantuan dulu."

Ketika Violeta hendak beranjak, tangan Altas langsung menggenggam tangan Violeta dan menahannya.

"Jangan pergi ...."

Akhirnya, alam kesadaran Altas kembali direnggut untuk yang kedua kalinya.

-oOo-

Violeta berjalan mondar-mandir sembari mengamati ruangan operasi rumah sakit yang sedang menangani Altas. Pelipis laki-laki itu sobek, membuat dokter mau tak mau harus menjahitnya.

"Gimana dok keadaannya?"

"Alhamdulillah lancar. Pasien sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat, dan sebentar lagi pasti akan siuman."

Violeta bernafas lega mendengar penuturan dokter tersebut.

"Tapi-"

"Tapi apa, dok?"

"Anda keluarganya? Atau kerabat dekat pasien?"

Cukup lama Violeta menimbang-nimbang hingga akhirnya menganggukan kepalanya.

"Pasien mengalami gegar otak ringan. Kita tunggu sampai keadaannya siuman, baru nanti kita ambil langkah lebih lanjut."

Kepala Violeta benar-benar berputar mendengar vonis dokter itu. Dirinya tahu apa itu gegar otak dan akibatnya. Mungkinkah Altas akan kehilangan ingatannya?

Ketika melihat brangkar Altas yang diderek, Violeta langsung pamit untuk menyusulnya. Gadis itu berjalan lesu ke arah Altas yang masih setia menutup mata.

"Al ... Altas mau ke mana bisa kayak gini?" Violeta mengusap kepala Altas yang ditutupi kain perban. "Cepet bangun, ya. Violeta udah maafin Altas kok."

-oOo-

Altas mengerang ketika kepalanya seperti dihantam oleh sesuatu hal. Violeta yang sedang tertidur bahkan terlonjak kaget mendengar suara Altas.

AKARA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang