||C HA P T E R 09||
- T u g a s k e l o m p o k-
•••🌼•••
I
ni adalah hari ke tiga Meissa bersekolah di SMA Nirwana, dan selama dua hari nya dia benar-benar menjadi babu nya Azzkara.
Selalu ada saja tingkah menyebalkan cowok itu yang membuat Meissa naik pitam.
Seperti sekarang, terhitung sudah lima kali iya pergi bolak- balik kantin hanya untuk membeli makanan yang di suruh Azzkara.
Namun di antara banyaknya makanan di sana, tidak ada satu pun yang benar.
"Gue udah ngga mau batagor, mendadak gue mau martabak. Beliin martabak lagi."
"Lo itu buang-buang duit Azzkara! Itu makanan mubazir mau lo kemanain?"
Sudah cukup! Sekarang meja di depan mereka sudah penuh dengan berbagai macam makanan.Memang siapa yang sanggup menghabiskan nya?
"Yaudah, lo aja yang makan." Azzkara menggeser semua makanan itu ke hadapan Meissa.
Terlalu banyak bicara ternyata membuat Meissa lapar juga.
Bodo amat dengan Azzkara, Meissa segera melahap semuanya.
Tapi perutnya juga tidak bisa menampung semua makanan itu!
Azzkara hanya menyaksikan Meissa makan di sana.
"Gue udah kenyang."
"Mubazir dong ini." Azzkara menunjuk makanan yang belum tersentuh sama sekali.
"Makannya jangan buang-buang duit."
"Duit gue banyak."
Meissa hanya memutar bola matanya malas. Tak sengaja penglihatannya menangkap sosok lelaki yang dia kenali.
"Radit!"
Orang yang di panggil mamanya menoleh.
"Eh, Sa." Orang yang ber nama Radit itu melirik ke arah Azzkara kemudian beralih ke arah makanan di meja taman yang masih banyak.
"Bantu abisin makanan ini yah gue udah kenyang banget." Tanpa meminta persetujuan Azzkara, Meissa menarik tangan Radit agar duduk di kursinya.
Tentu saja perlakuan Meissa tersebut membuat Azzkara naik pitam! Tidak ridho, sungguh Azzkara tidak ridho harus membagi makanan pada manusia Rabbit macam Radit.
"Gue orangnya medit loh, Mei." Cowok itu mencoba memberi kode.
"Pantesan jomblo." Tak mempedulikan Azzkara, Meissa tambah menyajikan berbagai cemilan di hadapan Radit.
"Jomblo itu prinsip."
Sementara, Radit hanya melirik Azzkara malas.
"Dit, lo tau patung ga?" Meissa menyodorkan se-sendok somay pada bibir Radit.
Dan Radit yang peka langsung membuka mulutnya. "Tau."
"Bagus. Anggap aja orang yang ada di depan lo itu patung."
Meissa yang duduk di sebelahnya tersenyum lebar melihat Azzkara yang berada di hadapan Radit terlihat cengo.
Di perlakukan seperti itu oleh Meissa membuat senyum Radit mengembang.
Tak mau terlihat menyedihkan seperti patung, Azzkara bangkit dari tempatnya menarik kursi yang di duduki Meissa agar menjauh dari Radit dan Azzkara meletakkan kursinya di tengah-tengah mereka berdua.
"Azzkara Lo ngapain duduk di tengah-tengah gue sama Radit?"
"Gue cuman mau nunjukin kalo patung juga ada yang terlalu tampan kaya gue."
Sepertinya tingkat ke-narsisan Azzkara ini memang sudah sangat overdosis.
"Enak banget makan ngga bagi-bagi."
Kebetulan sekali ada, Danu Bastian Aska dan Jessica.
"Eh, Sa gue cariin ternyata lo di sini."
Tanpa menunggu lama mereka langsung menyerbu meja itu.
"Rejeki anak Sholeh emang ngga kemana."
"Bapak lo Sholeh." Azzkara menoyor kepala Bastian.
"Ngakunya anak Sholeh giliran di suruh shalat aja banyak ngeluhnya."
"Lo ngga tau aja di rumah gue rajin shalat." Tak terima dengan omongannya Aska Bastian melontarkan pembelaan.
"Kalo yang ngomong gitu Azzkara, gue percaya, walaupun gobloknya alami di petik langsung dari kebun teh pilihan."
"Kadang di balik pujian itu, terdapat hinaan yang terselip." Berucap santai, Danu menaikan satu kakinya dengan tangan yang terus mengupas kacang.
Meissa melirik ke arah, Azzkara. Yang benar saja cowok pecicilan seperti itu rajin shalat.
Tidak, Meissa bukan merendahkan hanya saja dia tidak yakin.
"Lo juga sama goblok nya ada di jantung, kepompa kan ke seluruh tubuh."
"Sesama orang goblok jangan saling menghina."
Azzkara teringat soal tugas kelompok yang akan di kumpulkan besok. "Pulang sekolah langsung ke rumah lo aja ya, gue ngga mau balik lagi ribet."
"Bokap gue galak."
"Ngga makan daging manusia kan?"
Meissa hanya memutar bola matanya malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZKARA
Teen FictionAzzkara, cowok dengan pendirian teguh, anti dengan yang namanya pacaran. Cowok yang sangat minim pengetahuan tentang perempuan, dan tentunya, satu-satunya orang yang belum pernah pacaran di antara temannya. Namun, setelah mengenal Meissa, gadis pin...