||C H A P T E R 14 ||
- m e n j a l a n k a n h u k u m a n-
•••🌼•••
Sepertinya hari ini merupakan hari paling bersejarah bagi Meissa, bagaimana tidak? Selama Meissa bersekolah baru kali ini dia merasakan di hukum karena tidak mengerjakan tugas.
Yah, Meissa se-rajin itu! Dan kali ini berkat manusia titisan syaiton macam Azzkara gadis itu harus terbawa perilaku sesat.
"Azzkara lo yang bener nyapu nya ini daun kena muka gue!"
"Lo nya jangan duduk di depan gue lah Mei udah tau cogan lagi nyapu." Azzkara kembali melanjutkan pekerjaannya tanpa mempedulikan Meissa.
"Lo itu bener-bener sebangsat itu ya Azzkara! Gue lagi ngitung daun kering yang udah gue kumpulin dan dengan ngga punya otak nya lo ganggu gue! Lo tau gue sekarang lupa tadi ngitung udah sampe mana?!" Meissa ingin menangis saja rasanya kalau sudah begini!
Baru kali ini dia bertemu manusia seperti Azzkara! Terhitung dari jam pelajaran matematika yang dilewatkan untuk mengerjakan hukuman, dan sampai saat ini sudah memasuki jam istirahat Meissa belum juga beres menyelesaikan hukumannya.
Bagaimana mau beres jika Azzkara selalu terus mengganggu! Dari pertama Meissa mengumpulkan daun kering dari pohon itu menjadi satu tumpukan besar tujuannya supaya mempermudah pekerjaan mereka jika nantinya tinggal menghitung. Dan kalian tau? Setelah beres Meissa sendiri mengumpulkan daun-daun itu Azzkara yang awalnya duduk santai di atas rerumputan ntah bisikan setan dari mana cowok itu menghampiri Meissa dan dengan santainya tiduran di atas dedaunan yang sudah Meissa kumpulan tadi.
Yang membuat Meissa naik pitam lagi, Azzkara dengan sengaja merentang-rent angkan tangannya naik turun dengan posisi terlentang berasa di atas salju.
Tak cukup sampai di sana pemuda itu juga mengambil daun yang sudah Meissa kumpulan tadi dan menerbangkan nya ke udara terus menerus sampai tumpukan daun di sana berterbangan ke mana-mana seperti angin yang meniup dedaunan ketika musim gugur.
Karena Meissa yang murka jadilah sekarang cowok itu kembali membereskan kekacauan yang sudah di buat nya.
Namun, bukannya membantu Azzkara malah kembali mengacaukan keadaan.
Cowok itu tidak biasa menyapu!
Hanya bisa menghancurkan konsentrasi Meissa yang sekarang sudah buyar dan mau tak mau harus menghitung kembali dari awal.
Berhubung tempat di bawah pohon rindang ini jarang sekali di lalui siswa karena tempatnya yang terkesan sepi tapi juga sejuk dan damai jika dirasakan sendiri.
Karena di sini ada Azzkara, rasa damai itu mungkin harus Meissa tendang jauh sekarang.
Wajah gadis itu sudah sangat merah sekarang, antara marah dan ingin menangis menjadi satu.
Jangan sahkan Meissa yang terlalu baperan. Sudah Meissa katakan bukan dia akan menjadi sangat sensitif jika sedang datang bulan.
"Eh, eh! Mei j-jangan nangis dong." Azzkara gelapkan dia tidak tau jika candaan nya ini sudah keterlaluan.
"Gue aja deh yang ngitung lagi dari awal lo duduk aja yah." Azzkara menuntun Meissa duduk di atas rerumputan yang sejuk.
Tak lama kemudian, terdengar keributan suara manusia-manusia yang sangat Azzkara kenali.
Benar saja! Teman-teman cowok itu menghampiri nya dengan membawa beberapa minuman dingin yang di bawa oleh Jessica.
Tumben sekali Danu dengan gadis itu terlihat akur?
"Heh Azz lo apain temen gue sampe mau nangis gini?" Jessica meneliti wajah Meissa yang memerah dengan mata yang berkaca-kaca.
"Di galakin Azzkara yah? Biasa dia mah sama adiknya aja galak banget."
"Azz lo apain anak orang?"
Azzkara yang sedang pokus mengumpulkan dedaunan itu menoleh. Menggaruk pelipisnya sebentar, Azzkara berucap. "Ngga tau."
Aska hanya mengangkat bahu nya acuh sudah biasa dengan sikap Azzkara yang menyebalkan. Jarang ada perempuan yang kuat dengan tingkat ke-resean Azzkara.
Jessica memberikan minuman dingin pada Meissa.
"Makasih."
"Kaya sama siapa aja lo."
Setelahnya gadis itu menengguk minumannya. Segar! Rasanya tenggorokan Meissa yang dari tadi kering kini sudah segar.
"Lo kenapa sih dari tadi gue perhatiin muka lo makin asem aja?" Danu melirik Bastian yang sedang membantu Azzkara mengumpulkan dedaunan dengan wajah yang terlihat masam.
"Gue tebak nih, pasti jiwa sad boy lo keluar lagi ya?" tanya Aska.
Cowok itu hanya mengangguk lesu.
"Gue mau curhat nih."
"Kalo mau curhat sama gue masalah percintaan, maaf gue ngga punya sosilo." Azzkara mengambil minuman dari dalam plastik yang di bawa Jessica.
"SOLUSI LAH GOBLOG!" Danu emosi. Benar! Azzkara ini memang sangat pandai sekali memancing emosi.
"Males banget berbagai oksigen sama dia."
"Kalo soal cewek gue saranin lo pake motor RX-King aja deh Bas yakin banget gue tu cewek bakal luluh." Danu memberi saran.
"Apa hubungannya?"
"Cowok kalo pake RX-King kata orang masa depannya terang."
Semua orang yang ada di sana diam tidak mengerti apa yang di omongin danu.
"Terang tang ... Tang tang... Tangggggggg tang tang."
Azzkara yang sedang menengguk minuman refleks menyemburkannya. Dan yang paling sial di sini adalah Bastian, sudah tidak mendapatkan saran yang membangun malah mendapatkan semburan dari Azzkara pula.
"Gue kasihan sama Bastian punya temen orang gila semua," Jessica sengaja mengeraskan suara nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZKARA
Teen FictionAzzkara, cowok dengan pendirian teguh, anti dengan yang namanya pacaran. Cowok yang sangat minim pengetahuan tentang perempuan, dan tentunya, satu-satunya orang yang belum pernah pacaran di antara temannya. Namun, setelah mengenal Meissa, gadis pin...