°•. A Z Z K A R A ✓

27 6 0
                                    


Cowok dengan seragam sekolah yang masih basah kuyup ditambah dengan sebelah pipi yang merah sebelah itu memasuki kediaman keluarga Bagaskara.

"Nda, Azz pulang."

"Haha.. Abang Azz abis nyebur di mana?"

"Diem lo bocah!"

"Nda Abang Azz galak."

"A udah pulang-- Astagfirullah! Kamu abis ngapain?" Venda, selaku bundanya Azzkara terkejut melihat penampilan anaknya yang jauh dari kata baik. " Perasaan ngga hujan, itu pipi kamu kenapa merah gitu?"

"Azz abis bersihin got di jalan Nda, siapa tau di kasih uang."

"Mau nyindir bunda karena karena ngga ngasih kamu uang?"

"Azz cuman curhat."

"Sad boy."

"Heh bocah! Ngomong apa lo?"

"Dar cuman ngomong sad boy ya kan Diir?" Darey selaku adik tertua dari kembarannya-- Diirey berucap santai.

"Abang Azz udah kaya anak ayam nyemplung sungai aja."

"Bocah! Suka banget ngatain orang ganteng!" Azzkara melirik sinis. Dan beralih menatap Bundanya.

"Nda pesanan nya udah Azz taro di meja."

"Baik banget sih Azz."

"Iya dong tapi, Nda harus bayar bensin sama ongkos Azz hari ini." Azzkara mengulurkan telapak tangannya seperti anak SD yang meminta uang jajan.

"Untung baik." Venda memberikan selembar uang berwana merah.

"Makasih Nda."

"Harusnya jangan di kasih bunda, bang Azz kan rese." Diirey berucap nyeleneh.

"Lo yang rese! Siapa yang ngutang ketoprak bawa-bawa nama gue?"

"Sad boy." Darey berucap lempeng sembari menaikan kedua kaki kecilnya ke atas meja sementara punggungnya dia rebahkan di penyangga sofa.

Benar-benar! anak Saga ini!

"Mimipi apa gue punya adik laknat semua."

"Abang lupa, bukannya semalam Bang Azz mimpi nikah sama Mimi peri?" Bocah lima tahun yang wajahnya sama dengan Diirey itu berucap tanpa beban.

"Bunda! Bocah dua itu dapat nemu di jalan kan?"

"Sembarangan! Kamu tuh yang dapat nemu di jalan."

Triple shit!

Azzkara rasa hari ini benar-benar kesialannya.

"Mana ada dapat nemu wajah Azz mirip banget sama Ayah Handa, tapi kalo yang buat ayah sama selingkuhan bisa jadi." Azzkara tertawa melihat reaksi Bundanya yang terlihat marah. Garang sekali!

Karena takut kena tampol akhirnya cowok itu melarikan diri ke kamarnya.

"AZZKA!!"

••••

Dugong!

Shit! Shit! Shit!

"Astagfirullah berdosa banget gue hari ini." Azzkara mengusap dadanya sabar. " Maafin Azz ya Allah hari ini Azz banyak ngumpat!"

"Tapi gue kesel! ini bekas lipstik cewek dangdut gempal itu masih ada! Dia pake lipstik apa sih! Susah banget ngilanginnya. Murah nih pasti."

"Bisa-bisa kadar kegantengan gue ilang!"

"Tarik nafas, buang, tarik lagi. Buang." Setelah menormalkan emosinya Azzkara dengan otak sebiji buah apel itu pun berpikir.

"Ah! Pinter juga otak gue."

Sepertinya cowok itu punya jalan keluar.

Dibukanya pintu kamar, Azzkara menuruni tangga rumahnya dengan hati-hati.

Ah! Aman. Ternyata ayahnya yang bernama lengkap-- Saga Handa Bagaskara. Belum pulang.

Dilihat keberadaan bundanya ternyata sedang berada di ruang keluarga bersama dua bocah kemar. Huh! Bakal habis dia di ledekin kalo begini.

"Bunda."Azzkara duduk di sofa sebelah Venda- bundanya.

Tak ada sahutan. Sepertinya wanita paruh baya itu sedang kesal dengan nya.

"Nda, Azz sakit gigi nih."

Darey memicingkan matanya curiga.

Sementara Diirey masih pokus melihat tayangan yang menunjukkan dua bocah kembar di dalam Tv.

"Huh! Udah minum obat?" Tuhkan mau semarah apa pun bundanya bila keadaan anaknya sedang sakit tetap saja wanita itu akan luluh.

"Mbung."Azzkara menggelengkan kepalanya dengan tangan kanan yang masih setia menempel di pipi kanannya.

"Bunda ikut Azz sebentar yah." cowok berusia 17 tahun itu memasang wajah se menyedihkan mungkin.

"Eh mau kemana? Nda di sini aja jangan ngikutin syaiton."

"Di ajarin siapa sih bocah, mulutnya lemes banget." tanpa menunggu persetujuan dari bundanya, Azzkara menarik lengan wanita itu agar mengikutinya.

"Mau bunda ambilkan obatnya?"

"Mmm, Nda sebenarnya Azz ngga sakit gigi." Azzkara meringgis karena telah berbohong. Tapi bagaimana lagi? Hanya bundanya yang bisa membantu untuk saat ini.

"Lah, terus?"

Azzkara menyingkirkan tangan kanannya yang semula menutupi pipi sebelah kanan.

"Eh! A eta ku naon pipi na jadi merah kitu?"

Kenapa itu pipinya jadi merah gitu?

"Azz gosok-gosok Nda."

"Tapi ko kaya bekas lipstik?" Bunda sepertinya baru sadar.

"Emm itu, eh a-anu Nda." Azzkara gelapakan sendiri.

Sementara Bundanya tersenyum penuh arti.

"Pertahanan nya udah runtuh, hmm."

"Ngga Nda ini gara-gara si Panu."

"Hapus lipstik yang susah apalagi di pipi itu jangan pake air A yang ada lipstiknya tambah kemana-mana, apalagi kamu gosok pake tangan."

"Lah, pake apa dong Nda?"

"Dikamar Nda ada micellar water."

"Bun, Nda. Bunda, Ayah pulang."

Oh shit!

Azzkara merutuki kepulangan ayahnya sekarang. Kenapa harus Sekarang?!

Habis sudah riwayat nya!

••••

AZZKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang