||C H A P T E R 15||
-k e s e d i h a n D i i r e y-
•••🌼•••
Sehabis pulang sekolah hari ini, rencananya Azzkara bersama ke-tiga teman tercinta hendak bersantai ria di rumah pemuda itu.
Sekalian, numpang makan, pikir Bastian.
Azzkara yang duluan sampai di rumahnya langsung turun dari motor tampa menunggu teman-tema nya dia langsung memasuki rumah.
"Nda, Ven ... Eh Bunda. Azz pulang." Azzkara menunjukkan cengiran nya saat Bunda menatap galak ke arahnya.
"Mau ngomong apa tadi Azz? Sopan manggil Bunda pake nama doang? Iya?" Venda menarik hidung mancung Azzkara dengan kencang ke atas.
"Eh, aduh! Sakit, Nda kebiasaan kalo kalo marah sama Azz yang di tarik indung kenapa ngga telinga aja sih?" Venda melepaskan tangannya, setelah melihat hidung Azzkara yang memerah.
"Cara bunda anti -mainstream beda sama yang lain."
Azzkara masih memegangi hidungnya yang terasa sakit.
Merasa ada yang kurang, mata cowok itu mengamati setiap sudut ruangan.
"Lah, dua tuyul belum pulang Nda? Tumben."
"Lagi main ke rumah temennya, katanya sekalian ngerjain PR bareng."
"Huh, Azz mencium bau-bau penipuan."
Venda memilih duduk menyalakan televisi.
"Eh, om Teguh bukannya semalam nginep sekarang kemana Nda?"
"Belum bangun."
Azzkara mengelus dadanya syok ringan.
"Pasti ngelewatin shalat."
"Kata siapa? Bunda yakin udah shalat di alam mimpi."
Azzkara tertawa.
"Mimpi di shalat-in maksud Nda?"
"Assalamualaikum kami rombongan manusia tamfan memasuki ruangan!" Suara Danu terdengar berisik untuk ukuran bertemu ke rumah orang.
"Berisik Panu! Ga ada sopan - sopan nya heran." Azzkara melemparkan sepatunya pelan.
Tuk!
Tepat sasaran, mengenai pelipis cowok itu.
"Azz! Bunda juga ngga pernah ngajarin tangannya buat ngga sopan sama orang yah!"
Melihat mata bundanya yang seperti ingin keluar, Azzkara buru-buru bangkit dari tempat duduknya.
"Astagfirullah, maafin Azz ya Allah cogan khilafah, ternyata belum shalat ashar pantesan tangannya ngikutin bisikan syaiton pengen nampol muka nya Danu."
Bastian dan Aska hanya menepuk pundak Danu prihatin, dan berlalu begitu saja.
Sementara Azzkara sudah dari tadi lari menaiki tangga menuju kamarnya berada.
•••🌼•••
Azzkara menuruni tangga dengan keadaan rambut yang masih basah, cowok itu mengacak rambutnya dengan tangan.
Matanya melihat ketiga temannya yang sedang bermain PS di ruang keluarga dengan camilan yang berantakan.
Azzkara menggeleng kepalanya heran, itu adalah definisi dari kata-kata ' jangan sungkan anggap aja rumah sendiri' saking menghayatinya mereka jadi tidak tau diri, ckckck.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZZKARA
Teen FictionAzzkara, cowok dengan pendirian teguh, anti dengan yang namanya pacaran. Cowok yang sangat minim pengetahuan tentang perempuan, dan tentunya, satu-satunya orang yang belum pernah pacaran di antara temannya. Namun, setelah mengenal Meissa, gadis pin...