Next Door S1& S2 [END]

9

¶

¶

¶

¶

¶

¶

Awalnya pengen Minggu depan aja up nya , tapi karena kalian ku up aja hari ini ... seneng gak?? seneng gak???...

~~••'**'••~~

Disisi Oaujun dan Fiat

" Phi apakah ini masih jauh " tanya Fiat yang sudah kelelahan berjalan

" Phi juga gak tau Fiat " jawabnya

" Fiat capek phi " rengeknya.

" Iya iya kamu yang sabar ya "

Mereka lalu melihat di sekitar area itu, merasa aman mereka langsung melanjutkan perjalanannya dengan berhati hati.

Fiat yang terlalu lelah berhenti sebentar untuk beristirahat, oaujun yang tidak melihat itu terus berjalan .

" Huh , capek banget sih, biarin dulu deh phi oaujun duluan , lagi pula Fiat capek "

Tiba tiba dari belakang ada tangan yang langsung menutup area mulut dan hidung milik Fiat, dengan cepat Fiat pingsan dan terjatuh, orang itu membawa tubuh Fiat pergi.

" Fiat kalo kamu kecapeaan , istirahat dulu aja ya " ucap oaujun lalu melihat ke arah Fiat berjalan.

Betapa kagetnya dia saat melihat Fiat tidak ada di sampingnya .

" Loh Fiat mana ini, FIAT!!FIAT!!FIAT KAMU DIMANA " Teriaknya panik ..

" Gue harus temuin dia, kayaknya dia di culik orang, gue bahkan bingung banget ini semua bukan rencana ku dan ayah , ada orang lain yang ingin mecari gara gara rupanya " monolognya lalu pergi meninggalkan tempat itu dan mencari Fiat yang hilang.

Disisi Singto dan Krist

Keduanya berjalan beriringan, tidak ada yang memulai pembicaraan.

" Aku gak suka  kita kayak gini "ujar Krist tiba tiba

" Apa maksud mu kit?? "

" Jangan sebut nama ku begitu , karena kamu gak punya hak"

" Kit, aku ini kekasih mu "

" Kekasih ??, Kekasih macam apa yang tidak ingin mengakui aku sebagai kekasihnya hah?" Ucap Krist dengan mata yang berkaca kaca.

" Maaf kit, aku gak bermaksud buat gak mengakui mu, tapi kamu tau kan ,kalo itu susah, sky dan sea gak akan bisa bersatu"

" Terus aku apa??"

" Kamu adalah kekasihku sampai kapan pun" singto pun mendekatkan diri kepada kekasihnya yang sudah berkaca kaca itu dan memeluknya erat..

" Aku bahkan gak bisa bicara dengan mu " ucapnya sambil menangis.

" Maaf " singto memeluknya tambah erat.