EMPAT PULUH LIMA

83 8 0
                                    

.

.

.

.

.

JANGAN LUPA VOTE YA TEMEN TEMEN!!


Seminggu sudah terlepas acara ulang tahun anaknya. Raka kembali dengan disibukkan pekerjaan yg menanti nantinya. Ia akan bekerja keras untuk anak anaknya, jangan sampai mereka kekurangan apapun.

"permisi pak!"

"iya masuk!"

"ini denah untuk perumahan bumi indah"asistennya menyerahkan beberapa kertas yg sudah menjadi buku kepada raka.

"sudah direvisi?"

"sudah pak"

"letakkan dulu nanti saya cek ulang!"perintah raka

"baik pak, untuk nanti siang ada meeting untuk pembangunan jembatan pak."

"siapkan semuanya!"

"baik pak saya permisi"asisten itu pun undur diri.

Ditanya lelah? Sudah pasti raka sangat lelah. Namun dengan bekerja fokusnya hanya pada pekerjaan. Itu bisa membuatnya mengurangi kesedihannya yg berlarut larut.

"kira kira seperti itu pak!"ucap raka usai menjelaskan rancangannya dimeeting siang ini.

"boleh pak, tapi saya mau segera pak!"

"itu tergantung pak, jika anggaran memungkinkan saya akan menambah pekerja dan beberapa alat untuk mempercepat pembangunan."

"untuk anggaran kami akan usahakan."

"baik pak kami akan mengatur kembali deadlinenya."

"terimakasih pak!"

Mereka meeting disebuah cafe yg lumayan sepi jadi bisa agak santai membahas pekerjaan. Empat orang itu melanjutkan dengan makan siang. Dirasa waktu makan siang selesai mereka berpamitan.

"pak sebentar saya mau ketolilet" ijin asistennya yg bernama andi itu

"iya saya tunggu."

"kamu gimana kabarnya?"raka menoleh mendengar suara itu, dia seperti mengenal suara itu.

"kangen banget tau.."sepertinya orang itu menelfon seseorang.

"ayolah zoy...kamu gak rindu apa?"

"zoy?"gumam raka tapi mampu membuat orang yg bertelfonan itu menoleh.

Betapa terkejutnya ia bertemu dengan raka disini. Dia langsung mematikan telfonnya dan berniat ingin kabur. Namun naas tangannya sudah dicekal kuat oleh raka.

"siapa tadi?"Tanya raka

"bukan siapa siapa!"orang itu berusaha melepaskan tanganya dari raka.

"jawab saya MELA!!"benar sekali orang yg bertelfonan itu mela.

"apa yg kamu sembunyikan? Kenapa tadi kamu bilang zoy?" raka mengucap dengan menggebu gebu.

"maaf mas...mungkin salah dengar"lirih mela karen aia takut pada raka yg seperti menahan amarah.

"gak mungkin! Dengan jelas kamu bilang zoy mela!!!!"

"pak ada apa ini?"asistennya muncul dengan panik karena melihat raka yg membentak seorang wanita didepan café.

"MELAA!!"raka menoleh menatap asistennya yg keluar dari café dan itu kesempatan mela untuk melapaskan diri dari raka.

"apa perlu saya kejar dia pak?"andi bertanya.

"ikuti dan laporkan semua gerak gerik dia pada saya!"perintah raka.

"baik pak"

Apa benar dugaanku selama ini zoy? – batin raka.

Memang raka meragukan jika zoya sudah tiada. Karena mereka tak memberitahu dimana letak makam zoya. Dan setelah kejadian dirumah sakit itu mereka semua seolah menjauh dari raka.

Flashback

"belum ada pergerakan dok!"

"tambahkan!!"

"baik dok!"

"oke...shoot!"

Kumohon bertahanlah zoya – batin raka

"kami butuh penanganan cepat! Dimana pihak keluarga?"seorang dokter keluar dari kamar zoya.

"saya suaminya dok!"raka berdiri

"kami tak yakin bisa menyelamatkan semuanya! Jika dibiarkan nyawa sang bayi taruhannya. Tapi jika operasi kami tidak yakin untuk sang ibu bisa selamat"jelas sang dokter

"jangan bicara asal!!!"raka mencengkeram kerah dokter itu.

"tenangkan dirimu!!!"om indra mencoba melerai raka. Memang tadi dia datang bersama johan.

"lakukan sebisa kalian dok!"ucap om indra menengahi.

"bicara apa bang kau ini? Selamatkan semuanya!!"raka memberontak

Brukkk...tubuh raka lemas tak berdaya. Seharian dia disibukkan dengan memikirkan zoya dan anak anaknya. Bahkan perut kosongpun raka hiraukan, ditambah dia harus memilih dalam keadaan seperti ini.

Dan raka dibawa untuk diberi perawatan. Disaat seperti itu raka ikut tak sadarkan diri. Betapa menyedihkan keluarga itu. Disaat raka masih pingsan johan menggunakan kesempatan ini untuk membawa zoya berobat kepada temannya yg berada diamerika.

Semua memang sudah johan siapkan bahkan dia meminjam pesawat pribadi milik kakeknya. Jangan lupakan betapa kayanya keluarga johan. Sebelum berangkat ke amerika zoya terlebih dahulu harus melangsungkan operasi untuk melahirkan anaknya.

Karena operasi butuh waktu lama, johan dan om indra terpaksa harus membius raka agar terlelap lebih lama lagi. Mereka berbuat seperti ini karena zoya yg meminta, zoya takut jika dirinya memang tak selamat raka tak melihat dirinya yg tak berguna karena penyakitnya itu.

Si kembar berhasil lahir dengan premature, dan zoya langsung dibawa oleh johan ke amerika agar mendapat penangan cepat. Bahkan orang tua zoya juga sudah dalam perjalanan menemani anaknya.

Sesampainya di amerika zoya langsung mendapat operasi kedua untuk mengangkat penyakitnya itu. Butuh waktu 3 jam operasi itu dilangsungkan. Dokter keluar dengan raut wajah yg tak dapat diartikan.

"how is she?"johan menanyakan pada dokter itu.

"sorry mr...."

"no!! don't tell me it's in vain!!"

"patient is critical."

"whattt?? Is there any hope doc?"

"we leave everything to god!"pasrah dokter tersebut

"sorry we have to remove the womb."dokter tersebut menjelaskan bahwa dia harus mengangkat Rahim zoya.

"nggak zoy kamu pasti bisa melewati ini....."johan menunduk dan menangis. Orang tua zoya sedari tadi juga sudah menangis, apalagi sang ibu yg histeris mendegar penjelasan johan.





gak jadi mati deh si zoya....

maafin author yg plin plan ini ya!!

MENCAIR✔️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang