TIGA

133 12 0
                                    

.
.
.
.

Selesai masak aku kekamar dulu untuk ibadah magrib. Selesai itu baru aku keluar kamar karena pasti udah pada dimeja makan. Dan begitu aku datang kulihat ada seorang lelaki yg duduk di sebelah kanan om.

"Eh ini yg namanya zoya!"ucap omku pada lelaki itu.

"Zoy kenalan dulu sama temen om kamu."

"Zoya om"ucapku sambil mengangkat tanganku berniat untuk menjabat tangannya.

"Om?"tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri dan aku hanya mengangguk pelan.

"Heh!! Kok om sih!"tegur tanteku

"Lahh terus apa? Kan temennya om."ucapku mengedarkan pandangan ke om dan tanteku

"Dia masih muda Zoya."kali ini omku yg menegurku.

"Oohh Zoya mas."ucapku mengulangi perkenalan singkat ku

"Raka!"ucapnya singkat dan menjabat tanganku.

Semuanya makan dengan khidmat namun tidak dengan si kembar yg selalu rusuh.

"Mbak Zoya Ari nakal huhuhu.."adu Ira padaku

"Kenapa?"tanyaku

"Naciku dikacih cambel ."rengek Ira

"Mana sini biar mbak Zoya ambil."memang Ira itu dekat denganku berbeda dengan Ari yg selalu bertolak belakang denganku.

"Udah mbak Zoya ambil sambelnya sekarang makan ya biar coretan nya cepet hilang!"

"Kan bial cantik"sahut Ari

"Cantik apanya kada badut gitu"tanteku ikut menyahut.

"Ila cantik kok."

"Jelek!"ejek Ari padahal dia sendiri juga penuh coretan

"Iya kamu cantik kalo gak ada coretan nya, sekarang jelek!"ejekku pada Ira

"Hahaha ila jelek"Ari semakin gencar mengejek Ira

"Udah bang kamu juga jelek!"omku ikut menyahut

"Tapi ila lebih jelek"

"Ila cantik kok huhuhuhu..."mulai kan cengeng nya

"Cup cup sini sama mbak Zoya"langsung kugendong Ira dan kupangku

"Sekarang makan ya...kalau makan nanti coretan nya hilang biar Abang jelek sendiri."ucapku menenangkannya.

"Tuh rak...cocokkan Zoya jadi istri.!"tiba tiba saja tanteku bilang gitu.

"Iya mbak"jawabnya sambil menengok kearah ku

"Apaan bawa bawa Zoya."ucapku dengan tatapan tidak suka

"Kamu tu udah cocok jadi istri zoy...gak capek apa menjomblo dari lahir?"

"Lahhh jomblo itu bukan aib Tan tapi pilihan."belaku

"Ya tapi kamu juga udah pas buat cari jodoh!"sahut om

"Pikir nantilah"akhirnya hanya itu yg bisa kujawab

"Nanti kalo nggak dapat gimana?"tanya tanteku

"Ya gampang kan ada Johan!"

"Emang kamu mau sama Johan?"

"Hehe ya nggak sih!"ucapku sambil nyengir

"Raka juga kaya kok zoy.."om Indra kenapa masih bahas Raka sih. Mana dia cuma iya iya aja.

"Ya terus? Udah ah kok malah bahas ginian sih?"ucapku dengan garang

"Aslinya dia sabar kok rak.."ucap omku pada Raka dengan menepuk bahunya

Tak kuhiraukan mereka lagi. Aku hanya fokus makan dan terkadang menyuapi Ira.

Bisa kurasakan si Raka eh mas Raka ini curi pandang padaku. Bukannya aku terlalu percaya diri, tapi saat aku menengok dia sedang menatapku kemudian mengalihkan pandangan nya. Aku risih sekali bila ada orang yg terus terusan menatapku.

Selesai makan aku membantu Tante membersihkan meja makan. Dan untungnya si MAS Raka ini udah pamit pulang. Sekitar jam set tujuh aku masuk kamar dan mulai mengerjakan tugas.








Lanjut terus gak ini??
Selamat membaca deh buat kalian semua

MENCAIR✔️ (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang