Bagian 5

11.6K 666 11
                                    

Ara's POV.

Hari ini juga operasi dilakukan. Saat kami menunggu jalannya operasi, kak Vina pamit untuk pulang dan tak berniat untuk kembali ke resto. Sebelumnya, dia juga sudah berkenalan dengan ibu. Tak henti-hentinya kami mengucapkan terima kasih padanya.

"Saya hanya ingin membantu.. " Jawabnya.

"Saya bersedia kalau gaji saya tiap bulan dipotong setengah untuk mencicil hutang saya kepada ibu... " Kata ayah.

"Saya tidak minta diganti pak." Jawab kak Vina singkat. Sepertinya dia sedikit tersinggung karna kami ingin mengganti uangnya.

"Kak maaf,,jangan marah ya, kami hanya ingin agar kami nggak punya hutang sama siapapun." kataku.

Kak Vina menatapku lama tanpa ekspresi. Hingga membuatku salah tingkah dipandangi seperti itu.

"Boleh aku minta nomor handphone atau pin BBmu?" tanyanya tiba-tiba hingga membuat kami kaget. Tanpa bertele-tele, segera kuberikan nomorku dan juga pin BBku. Mungkin maksudnya jika kami ingin bertemu dengannya dan mencicil uangnya kami harus memberi tahunya terlebih dahulu.

" Aku hanya ingin tahu kontakmu, bukan ingin diganti uangku. " Ujarnya seperti bisa membaca pikiranku.

Aku menunduk dan minta maaf...namun tetap tak habis fikir.

" Kalau kamu mau tau kenapa aku mau bantuin keluargamu, hari rabu jam 7 malam temui aku di cafe Mutiara. Akan kujelaskan nanti disana. " Lanjutnya. Yang semakin membuat kami heran karna sikapnya yang sangat lugas dan to the point.

Aku langsung meng-iyakan ajakannya, karna tak ada alasan untuk menolaknya. Kak Vinapun pamit dan berlalu meninggalkan kami.

Operasipun berjalan lancar, kami sangat senang dan tak henti-hentinya mengucap syukur dengan penuh tangis haru.

*****

Malamnya aku dan ayah pulang untuk beristirahat. Kami tadi naik angkot yang masih beroperasi,karna motorku masih dibengkel. Aku membereskan beberapa pakaian adikku dan juga pakaian ibuku untuk dibawa ke rumah sakit besok, untuk baju ganti selama beberapa hari kedepan. Sedangkan ibu ingin menemani Denis yang tadi sudah di pindah ke ruang ICU.

Dari cerita ibu tadi dirumah sakit baru kuketahui ternyata Denis adalah korban tabrak lari, namun sebelum kabur pelakunya berhasil tertangkap warga lalu dihakimi hingga babak belur. Setelah itu diserahkan ke kantor polisi.

Setelah selesai berkemas, aku kembali kekamarku lalu mencharger handphoneku yang seharian tadi mati. Meskipun dalam posisi dicharger namun aku menyalakan handphoneku, siapa tahu teman-teman kerjaku ada yang sms, ternyata benar. Beberapa notifikasi mulai masuk di sms dan BBMku. Ternyata dari teman-temanku yang kesemuanya menanyakan keaadaan adikku. Pasti mereka sudah diberi tahu bu Yuni.

Dari semua pesan, ada satu pesan sms dari nomor tak dikenal yang menyita perhatianku.

" Selamat istirahat Ara...aku senang bisa membantu keluargamu. ( Vina) " Ternyata dari kak Vina.

" Makasih banyak kak Vina..." Balasanku padanya. Tak berapa lama....

" Jangan lupa hari rabu ya? " Smsnya lagi.

" Iya kak...pasti Ara datang " Balasku.

Semua masih sulit untuk ku percayai, dimana hari ini banyak kejadian yang ku alami. Dari yang sial menimpaku, Denis kecelakaan, sampai ada yang dengan begitu mudahnya mau menolong kami.

Namun rasa heran dan penasaranku belum juga terjawab, kenapa kak Vina begitu baik hingga uang sebesar 14 juta melayang begitu saja hanya untuk menolong kami. Yang aku yakin ayah dan ibu berfikiran sama sepertiku.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang