Ara's POV
Erat...
Sangat erat tangan itu menggenggam pergelangan tanganku.
Sangat erat seolah-olah tangan itu tak mau kehilangan kekuatannya untuk selalu menggenggam.
Tangan yang sedikit lebih besar dari tanganku itu terus saja menarikku untuk segera meninggalkan rumah megah itu. Sang pemilik tangan itu barang sedetikpun tak mau menoleh kebelakang, seolah-olah didepan sana terdapat satu cahaya terang menantinya. Menanti langkah kami, meninggalkan kesuraman yang ada dibelakang kami.
Kak Vina....
Ya, dialah orang yang aku rindukan selama ini. Yang hampir membuatku putus asa karna tak bisa melihatnya lagi, kini ia tepat berada didepanku. Menggenggam erat tanganku...
Ini semua bagaikan mimpi, namun mimpi yang direncanakan.Dan rencana itu Berhasil
Saat aku sedang asik tenggelam dalam lamunanku, langkah kak Vina tiba-tiba terhenti. Alhasil aku hampir saja menabrak tubuh tingginya.
Sebelum sempat bibir ini mengeluarkan protes, ia berbalik menghadapku."Siapa yang nyuruh kamu makeup kaya gini?" Dengan nada tak suka ia melontarkan pertanyaan itu.
Jelas itu membuatku tak menyangka, disaat situasi sedang seperti ini dia malah menanyakan hal yang tak penting?
Akupun memberikan tatapan heran padanya"Kamu nggak liat gimana orang-orang itu perhatiin kamu tadi?!"
Aku mengernyit tak mengerti
"Emangnya aku kalo kaya gini malah keliatan aneh ya kak?" Aku belum mengerti
Kak Vina diam, menatapku dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu kedua tangannya menggenggam bahuku, perlahan wajahnya mendekat padaku. Tatapannya begitu lekat mengarah kemataku
"Kamu terlalu sempurna, dan harusnya cuma aku yang berhak menikmati semuanya darimu. Bukan mereka!" Bisiknya penuh penekanan, kata-kata yang sebenarnya terdengar Berlebihan itu sukses membuatku Ciut.
Hingga tanpa sadar bibirku berkata,"Maaf...."
Dengan cepat bibirku dikecupnya...
Sekilas namun begitu kuat hingga membuatku terhuyung kebelakang. Lalu ia mundur kebelakang, melepaskan kecupannya lalu beralih memelukku erat"Ya Tuhan....aku kangen banget sama kamu sayang" Pelukan itu begitu hangat, aku rindu seperti ini.
Responku hanya mengangguk dan kedua tanganku yang berada tepat di dadanya meremas erat jasnya, tak bisa berkata apa-apa, dia jelas lebih tahu kalau aku juga sangat merindukannya.Melepas pelukannya, sekali lagi ia mengecup bibirku sekilas namun kuat, seolah gemas dengan bibirku.
"Ayo masuk...."
Ternyata daritadi kami sudah berdiri disamping mobilnya, ia membukakan pintu mobilnya untukku.
Dalam perjalanan, kak Vina tak henti-hentinya melirik ke arahku. Bahkan terkadang sengaja memperlambat laju mobilnya agar bisa melihat kearahku. Jelas itu membuatku tak nyaman hingga akhirnya...
"Kak...dari tadi liatin aku..." ucapku gugup. Entah tanya atau protes
"Liat penampilan kamu kaya gini bikin mataku nggak bisa kemana-mana. Kamu cantik banget sayang" Ucapnya seraya tersenyum.
Aku tersipu. Memang tak bisa dipungkiri jika penampilan ini membuatku terlihat sempurna, dan wajar jika aku sendiripun merasa bangga. Setidaknya aku terlihat pantas berada diantara mereka semua tadi. Tak melulu merendahkan diri seperti biasanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
So Possessive (gxg)
FanfictionKetika Ara (19th) dihadapkan pada suatu masalah, menyangkut nyawa adiknya yang mengalami kecelakaan. Muncullah seorang wanita yang bernama Vina (30th) yang mau membantu keluarga Ara. Namun dibalik itu semua ternyata Vina mempunyai rencana lain, bahw...