Bagian 9

10.6K 550 27
                                        

Ara's POV

Aku sedang memakai sepatu saat kudengar klakson mobil didepan rumah. Kutengok keluar jendela disampingku

Sepertinya itu mobil kak Vina.

Haaah..apa tidak terlalu merepotkan dia karna harus mengantarku terlebih dahulu?

Kukunci semua pintu lalu berjalan menghampiri mobil mewah itu, kali ini ternyata kak Vina memakai sopir dan pak sopir itu membukakan pintu mobil untukku.

Ada beberapa tetangga yang kebetulan sedang nongkrong di salah satu rumah dan beberapa yang lain melakukan aktifitas didepan rumah mereka masing-masing, otomatis aku jadi tontonan juga bisik-bisikan mereka.
Aduh...aku malu sekali menjadi pusat perhatian seperti ini.

Setelah masuk kedalam mobil, kak Vina tersenyum padaku saat kusapa. Astaga....ada apa dengannya? Penampilannya kacau sekali, rambutnya berantakan dan terdapat lingkaran hitam dibawah matanya meskipun samar.

" Kakak sakit? " Tanyaku saat mobil mulai berjalan.

" Nggak.. Cuma nggak bisa tidur " Jawabnya.

Ini pasti karna semalam gara-gara bertemu laki-laki itu. Pasti itu adalah mantannya. Tapi aku tidak mau berspekulasi terlalu jauh, itu urusan kak Vina. Aku tidak boleh ikut campur.

" Harusnya kakak nggak usah kerja dulu apalagi nganter aku segala. Kakak mustinya istirahat dirumah.. " Kataku saat melihatnya memijat pelipisnya.
Kepalanya pasti pusing,

Kak Vina tersenyum menatapku lalu membelai pipiku, ini adalah pertama kalinya aku diperlakukan seperti ini olehnya. Sangat nyaman sekali, seperti dibelai kakak kandung

" Aku suka jika diperhatiin sama kamu " Ujarnya...

Meskipun agak aneh namun aku memakluminya, mungkin dia jarang dapat perhatian dari orang terutama keluarganya.

Selama perjalanan kami hanya diam, sampai akhirnya 20  meter dari pabrik aku minta turun karna nggak mau jadi pusat perhatian lagi. Kan lucu kalau seorang buruh tumpangannya mewah sekali. Bisa-bisa jadi bahan gosip.

Sebelum turun aku mengatakan sesuatu pada kak Vina,
" Kak...nanti pulangnya aku naik angkot aja. Nanti juga aku minta izin nggak lembur dulu,mau ke rumah sakit soalnya. "

Kali ini kak Vina mengangguk, nggak seperti biasa yang selalu memaksa.

Akupun turun dari mobil dan melambai pada kak Vina yang lalu membalas lambaianku. Saat aku berbalik aku dikejutkan oleh sosok Widi yang sedang memperhatikanku dari sebrang jalan dengan mata melotot. Sepertinya dia memergokiku lalu menghentikan laju motor maticnya dipinggir jalan yang kebetulan agak sepi.

Aku berlari menghampirinya, aku nggak khawatir kalo hanya dia yang melihat karna dia salah satu teman baikku.

" Gila lu Ra.. Nebeng sapa tu? " Tanyanya takjub setelah aku sampai didepannya,

" Cuma kenalan yang kebetulan searah...numpang deh aku hehe " Jawabku sedikit bohong.

" Cewek apa cowok? Kenalin dong, tajir gitu... " Ujarnya

" Huu dasar.. Yuk ah ngapain bengong disini, ntar telat kita... " Aku tak mau meladeninya dan langsung naik keboncengannya.

" Motor lo mana? " Tanya Widi

" Ku tinggal dirumah sakit, biar dipake ayah bolak balik " Jawabku,

" Oohh.. " Sahutnya

Kami sampai diparkiran tepat saat bel berbunyi, alhasil kamipun lari-larian menuju mesin absen. Dan saat yang bersamaan kami tepatnya aku menubruk seseorang hingga membuatku dan orang yang kutubruk itu sama-sama terjatuh dengan posisi yang menurutku 'awesome' banget.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang