Bagian 27

7.4K 445 80
                                    

Vina's POV

Sudah dua hari ini Ara tak pulang ke rumah, dia sudah meminta izin untuk menginap dirumah lamanya. Entah apa yang membuatnya tiba-tiba ingin menginap disana, aku tidak bisa mengantarnya karna untuk mengatur waktuku saja aku kewalahan. Setiap hari harus pulang malam, beberapa stock di anak cabang harus aku handle sendiri mengingat disana belum termanage dengan baik.

Dan sialnya sekarang aku sangat kesepian. Apa dia tidak tahu kalo tanpa dia dirumah membuatku jadi bad mood?
Namun meskipun begitu aku juga tidak boleh melarangnya karna dia punya hak untuk berkunjung kesana, aku faham dia pasti sangat merindukan keluarganya.

Dan aku.... Aku sedang disibukkan dengan pekerjaanku yang akhir-akhir ini semakin padat dan membludak. Progres restoku semakin lama semakin baik, dan aku harus dengan cekatan memimpin semuanya.
Aku juga benar-benar tak bisa lepas dari cengkraman Sofie, wanita itu semakin lama semakin tak waras saja sepertinya.

Berulang kali dia mencoba dan memaksaku, serta memancingku untuk melakukan "kontak fisik" dengannya. Meskipun jelas-jelas aku menunjukkan penolakan, tapi dia tidak gentar.
Dan entah setan apa yang ada dalam dirinya, tadi pagi dia mulai menunjukkan sifat aslinya. Saat dia dengan sangat memaksa memintaku menciumnya didalam mobil, aku langsung menolaknya.
Lalu apa yang dia perbuat selanjutnya? Dia mencengkram leherku sangat kencang. Mungkin lebih tepatnya aku menyebut itu seperti mencekik...
Aku yang belum siap dan tak mengira atas tindakan nekatnya, tak bisa mengelak sama sekali. Dan dalam keadaan lengah seperti itu lagi-lagi dia mencuri ciumanku. Ciumannya terasa sangat frustasi.

Nafasku seolah hampir habis, sekuat tenaga aku berusaha melepaskan diri. Dan tentu saja, ukuran fisik yang jelas berbeda membuatku akhirnya bisa terlepas meskipun dengan usaha keras.

Haaahh...Kenekatan Wanita memang sangat menyeramkan.

Sofie begitu frustasi saat aku berhasil melepaskan diri dan mendorongnya, jika saja pintu mobil dalam keadaan terbuka aku yakin dia akan langsung terjengkang keluar.

"Aarrgghh!!" Jeritnya sambil menjambaki rambutnya.

"Kamu ini gila ya? Kamu mencekikku!!" Teriakku padanya sangat marah. Aku tak perduli jika aku terlalu kasar, tapi tindakannya tadi sangat Menakutkan.

Dia menatapku tajam, seolah tersirat ancaman dalam tatapannya itu.

"Kita lihat aja nanti..!" Desisnya penuh penekanan, lalu turun dari mobil dan berjalan menuju kantornya.

Entah apa maksudnya yang jelas aku tak mau ambil pusing.

Tok.... Tok... Tok...

Lamunanku terhenti saat terdengar suara ketukan pintu, aku melirik jam ditangan dan mempersilakan masuk orang dibalik pintu tersebut.
Ternyata Siwi...

"Meeting segera dimulai, para staf udah nungguin tuh..." Ucapnya setelah sampai didepan mejaku.

Akupun mengemasi beberapa berkas yang akan kugunakan untuk meeting nanti.

"Lo kenapa lagi? Heran...punya muka kok slalu kriting gitu. Perlu di rebonding?" Kelakar Siwi sukses membuatku tertawa kecil. Segala hal yang menggelayuti otakku langsung sirna begitu saja saat aku tertawa.

"Kayanya udah ratusan Dekade gue nggak liat tawa itu, punya muka cakep tu jangan cuma ditempelin es batu..." Lanjut Siwi setelah tawaku mereda, aku tersenyum. Dengan gemas kucubit hidungnya.

"Aww...sakit bongsoor!" Ujarnya sambil memegangi hidungnya saat kulepaskan cubitanku.

Akupun memeluknya, ini adalah pelukan terimakasih.

"Thanks ya, karna lo slalu ada buat gue" Ucapku tulus. Siwi membalasku dengan menepuk punggungku.

"Sama-sama, setidaknya gue mantan terbaik lo ketimbang mak lampir itu kan" Yang dimaksudnya adalah Sofie.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang