Bagian 14

11.3K 583 46
                                    

Sedikit Hot di awal.
Aku gak perlu bilang Warning. Cerita ini udah ber-tag Adult GxG jadi gak perlu dijelasin bahwa kalian harus gimana. Maturnuwun. :)

*****

Vina's POV

Ini bagaikan mimpi..mimpi indah yang yang selalu kunantikan tengah berlangsung saat ini.
Aku bisa menikmati bibir indahnya, mencecap lidahnya dan menelusuri setiap inci dalam mulutnya dengan lidahku. Ahhh...sungguh nikmat sekali, bibirnya begitu lembut dan manis,
Setiap kali dia mengerang menikmati apa yang kulakukan padanya, membuat gairah dalam diriku semakin terbakar.

Tanganku tak sedikitpun berpindah dari kepala dan tengkuknya, aku ingin menunjukkan bahwa disini akulah yang lebih dominan atas bibirnya, yang juga bisa saja menguasai dirinya sepenuhnya tanpa ampun jika tanganku berpindah ke bagian yang kuinginkan.

Tapi disaat segalanya terasa nikmat...kurasakan tubuhnya menegang. Bukan karna akan mencapai klimaks, melainkan tegang yang akhirnya diikuti dengan rontaan. Semakin keras ia meronta semakin erat aku mencengkramnya, seolah hatiku tak mengizinkanku melepaskan dirinya begitu saja. Hingga akhirnya akal sehatku menguasai pikiranku.

Aku melepaskan Ara, meregangkan himpitan tubuhku padanya. Dan saat itu juga aku melihatnya menangis menatapku tak percaya. Keadaan ini jelas sangat membuatku terpukul, tapi pasti dia yang lebih terpukul atas kejadian yang baru saja terjadi. Aku tak percaya aku tak dapat mengendalikan diriku, jika akal sehatku tak 'bermain' pasti aku akan lebih hilang kontrol dan bertindak lebih buruk lagi...

" M...ma...maafkan a..aku.. " Aku tergagap, ketakutan seketika menyelimutiku.

" A...aku.. Ng..nggak bermaksud me...melakukan.. i...itu.. " Lanjutku

Tak ada jawaban, Ara hanya tertunduk dan masih menangis. Kuraih bahunya, namun reaksinya membuatku terkejut. Dia tersentak dan menepis tanganku, aku benar-benar takut dia menjadi marah padaku.

Saat ia mendongakkan kepalanya dan menatapku, kulihat bibirnya bengkak dan merah akibat ciuman tadi. Itu menandakan betapa bernafsu dan kerasnya ciumanku tadi. Air matanya masih mengalir namun ia tak sesenggukan seperti tadi.

" Kepalaku pusing kak...aku mau pulang. " Ujarnya tiba-tiba sambil menghapus air matanya.

" Oh sial..! Ayolah...tadi itu aku benar-benar diluar kendali Ara... " Aku putus asa menjelaskannya. Ara menggeleng.

" Tolong kak, aku mau pulang... " Pintanya.

Aku terdiam. Permintaan Ara membuatku tersadar bahwa dia butuh waktu untuk menenangkan diri. Dan juga butuh waktu untuk mencerna apa yang telah terjadi diantara kami tadi. Toh, dia tadi juga menikmati ciuman itu. Hingga akhirnya akupun menghela nafas,

" Kamu boleh pulang tapi tolong jangan marah, aku benar-benar minta maaf... " Sekali lagi aku memohon kepadanya.

Ara lagi-lagi tak menjawab.

" Pak Usman.! " Teriakku memanggil supirku.

" Pak Usman.!!! " Teriakku lebih kencang karna ia tak segera muncul,

Tak berapa lama orang yang kupanggilpun muncul sambil berlari dari arah belakang langsung menghadapku.

" Bapak itu kemana aja? Kalo dipanggil sekali langsung datang bisa nggak sih?! " Teriakku padanya. Emosiku yang tertumpuk entah karna apa membuncah begitu saja dan membuatku uring-uringan. Aku tak sadar kalau dari tadi Ara memperhatikanku dengan mimik takut.

' Sial.. ' Batinku. Maka akupun memelankan volume suaraku karna khawatir membuat Ara lebih takut padaku.

" M..ma..maaf, tolong antar Ara pulang sekarang. Dia pusing. " Ujarku pada orang yang sudah bekerja padaku lebih dari 7 tahun itu.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang