Bagian 7

10.9K 578 17
                                    

Ara's POV.

Aku berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju kamar rawat inap Denis. Haah...kapan dia pulih ya? Lama tak melihat keriangan dan mendengar bawelnya membuatku sangat merindukan Denis untuk segera berada dirumah. Meskipun Denis sudah sepenuhnya sadar dan mulai bawel lagi, tapi dia belum boleh terlalu banyak gerak. Alhasil dia terus-terusan merengek minta pulang.

Malam ini aku juga ingin izin ayah ibu kalau besok aku mau kerja lagi. Dan sesampainya didepan ruangan dimana Denis menempati salah satu bilik didalamnya. Kulihat banyak orang mengerumuni bilik tempat Denis dirawat, setelah kuperhatikan... Ternyata itu teman-temanku di pabrik, mereka semua datang menjenguk adikku. Kuhampiri mereka yang berjumlah lebih dari 10 orang itu lalu kusalami satu persatu.

" Kirain nggak bakalan kesini kamu Ra, soalnya dari siang kamu nggak kesini. Teman-temanmu ini udah datang dari setengah jam tadi lho... " Ujar ayah tiba2. Teman-temanku tersenyum

" Nggak apa-apa om... Kita disini cuma mau jengukin adik Ara bukan nungguin Aranya. ya nggak temen-temen? " Jawab Ririn, dan diiyakan teman-teman yang lain sambil menahan tawa.

Ririn adalah salah satu teman yang paling dekat denganku dan bisa dibilang kami adalah sahabat. Dipabrik selain aku berteman dekat dengannya, ada juga Eva, Widi, dan juga Mimin. Saat jam istirahat kami berlima selalu bersama. Meskipun kami beda bagian. Mereka juga sering main kerumah.

" Yee...siapa juga yang mau ditungguin kamu. Tadi seharian Ara beres-beres rumah yah, ni Ara bawain makanan buat ayah sama ibu dan ini juga baju gantinya. " Sewotku pada Ririn dengan canda seraya menjawab pertanyaan ayah lalu menyerahkan bekal yang kubawa dari rumah.

Semenjak Denis di rumah sakit, sekalipun ibu tak pernah pulang karna dia nggak mau ninggalin Denis. Jadilah aku yang memasak untuk dibawa kerumah sakit, mencuci baju mereka, dan juga beres-beres dirumah.

" Oh iya Ra, sorry banget ya karna kami semua baru sempet jengukin adikmu sekarang, soalnya lembur terus " Ucap Eva.

" Nggak apa-apa kali, aku yang malah nggak enak karna udah ngrepotin kalian "

" Nggak ngrepotin kok. Eh tadi ibu lo cerita kronologi kejadian adik lo kecelakaan. Brengsek banget tuh orang main kabur aja...minta digecek-gecek dia " Ujar Widi emosi, dia memang tipikal orang yang berwatak keras.

" Mentang-mentang orang kaya, untungnya ketangkep. Rasain.! " Sahut Eva tak kalah emosi.

" Udah-udah....jangan berisik. Kasian pasien butuh istirahat " Tegur bu Yuni supervisorku yang juga ikut menjenguk.

Dan kami pun terus mengobrol sampai akhirnya mereka pamit sebelum jam besuk berakhir. Saat ini jam menunjukkan pukul 19.20 sedangkan jam besuk berakhir pukul 20.00.

Aku senang karna mereka menghargai waktu istirahat pasien dengan cara selama mengobrol tadi mereka tidak berisik dan cenderung berbisik saat berbicara.

Kulihat bu Yuni menyerahkan sebuah amplop kepada ibu, hal yang biasa saat menjenguk orang sakit. Kami mengucapkan terima kasih pada mereka.

Kuantar mereka sampai didepan ruangan, memperhatikan kepergian mereka sampai menghilang di tikungan koridor. Dan saat aku berbalik hendak masuk lagi, aku dikagetkan oleh "Penampakan" kak Vina yang tiba-tiba sudah berdiri disampingku. Menyender pada tembok dengan kedua tangan dimasukkan kedalam saku celananya sambil menatapku lekat-lekat. Tatapan yang slalu tak bisa kuartikan.
Jantungku masih berdegup kencang karna kaget,

" Kak Vina.... Kirain siapa..aduh kaget banget aku..... " Ujarku sambil mengelus dada berusaha meredakan degup jantungku.

" Tadi aku kerumahmu ternyata sepi, ternyata kamu disini. Dan aku baru tau kalau adikmu udah keluar dari ICU. Kenapa kamu nggak kasih tau aku? " Tanya kak Vina panjang lebar.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang