Bagian 25

8.2K 521 67
                                    

Masih adakah yg mau baca?

*****

Vina's POV

Dengan terpaksa aku mengikuti skenario papa. Menerima kegenitan Sofie yang dari dulu sampai sekarang belum berubah, entah kenapa dulu aku bisa jatuh cinta padanya?
Haah...aneh memang, dulu aku sangat teramat absurd.

Bersyukur sekali karna dengan bertambahnya usiaku, aku semakin tahu taraf kedewasaanku. Semakin tahu bagaimana cara yang benar menggunakan Otak.
Apalagi setelah mengenal Ara, aku bisa berubah sedrastis ini. Bahkan meskipun Ara sudah serumah denganku, aku mampu mengontrol nafsuku. Hal yang dulu selalu mewarnai hidupku.

Yang terbersit dibenakku hanyalah mencintainya dengan tulus. Kami seperti satu nyawa yang tak bisa dipisahkan, Ara benar-benar berarti bagiku walaupun kedekatan kami belum lama terjalin. Dia berbeda dengan gadis-gadis yang kukenal selama ini, dia sangat sederhana. Namun kesederhanaannya itu mampu membuatku merasa kaya, kaya akan rasa cinta dan kasih sayang.
Dimataku Ara juga sangat rapuh, membuatku ingin slalu menjaga dan melindunginya

" Kamu berubah beib.. " Belaian mesra Sofie pada tengkukku, dan sesekali memainkan rambut pendekku membuat bulu kudukku meremang berdiri.
Bukan karna terangsang, tapi lebih dikarenakan risih.
Membuat fokusku saat sedang menyetir seperti ini menjadi terganggu.

Ya, kami berangkat bersama dalam satu mobil tanpa supir pribadi. Tadinya Sofie merengek ingin menggunakan mobilnya saja, namun kutolak mentah-mentah. Alhasil mobil Sofie teronggok dipelataran parkir rumah.

Rasa suka pernah kumiliki untuknya benar-benar sirna jadi buat apa aku menanggapi perasaannya? Hatiku sudah tertanam nama baru dan akan selamanya bersarang disana.

Ara.

Kutepis tangan Sofie tanpa menjawab pertanyaan bodohnya, tatapanku lurus ke depan. Suasana didalam mobil ini mungkin akan terasa sangat senyap jika tak tertolong playlist lagu yang sedang kusetel saat ini, aku tahu Sofie mulai tak nyaman dengan suasana seperti ini.
Makanya dari tadi dia mengajakku ngobrol, dan aku bagai mannequin ajaib yang bisa menyetir, hanya mau menggunakan tanganku untuk merespon sentuhannya.. Diam tanpa kata.
Biar saja, aku sengaja melakukan ini supaya dia kapok denganku.

Sofie lagi-lagi menghela nafas, aku tau dia mungkin menahan emosinya. Tapi apa perduliku?

" Ya, aku berubah. Aku heran kenapa kamu mau-maunya kerjasama dengan papa? " Pada akhirnya aku membuka suara

" Intinya biar simbiosis mutualisme beib... " Jawab Sofie dengan cepat.

Aku memukul setir mobil dengan sangat kesal, karna kenapa aku harus menanyakan pertanyaan konyol yang jelas-jelas aku akan tau jawabannya dari mulut mungilnya itu.

Saling Menguntungkan....?

Rasa kesal yang mengendap ini ingin sekali kulampiaskan dengan cara berteriak sangat keras. Kenapa jadi seperti ini? Aku kalah telak oleh papa. Apakah tidak ada orang yang dapat membantuku?

"Lalu selama ini kamu kemana? nggak mungkin kan kalo kamu nggak laku?" Aku penasaran akan hal ini

"Laku lah..." Sahutnya seketika. Aku mendengus sinis

"Tapi aku nggak bisa lupain kamu beib.." Lanjutnya

"Omong kosong" Desisku

"Apa?"

"Bullshit, denger kan?" Ku ulangi lagi

Lagi-lagi Sofi menghela nafas, tapi masih sangat terlihat tenang

"Lihat papa kamu datang ketemu papaku, aku langsung aja inget kamu. Langsung kangen" Jelasnya lagi

"Selama ini pacar-pacarku dibawah rata-rata, cenderung alay.
Semenjak kita pisah dulu aku belum nemu orang semacho kamu...se sexy kamu... se hebat kamu di ranjang..." Lanjutnya. Kali ini sembari mendekat dan sengaja berbisik manja dan Jari2nya membelai pipiku, kujauhkan wajahku.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang