Bagian 23

8.3K 464 79
                                    

Vina's POV

Aku masih tak habis pikir dengan apa yang terjadi kemarin, sebenarnya apa maksud ekspresi papa?
Ya..ku akui memang, Kharismanya....maksudku aura Arogannya tidak berubah sama sekali meskipun sudah lama sekali kami tidak bertemu. Bahkan uban yang mulai menghiasi kepalanya dengan tubuh yang masih terlihat gagah, semakin membuatnya terlihat begitu arogan. Entah...aku hanya men-sugestikan pikiranku saja. Tapi memang begitu adanya, apapun yang ada di dirinya terkesan arogan.

Kemarin dia tersenyum, tapi mengapa?
Lalu saat menatap Ara ekspresinya berubah seratus delapan puluh derajat. Tatapan itu jelas sekali mengartikan bahwa dia tidak menyukai Ara. Aku melihatnya...sangat jelas
Arapun semenjak itu menjadi lebih pendiam, tak banyak bicara. Dan itu malah membuatku khawatir.
Aku sangat faham perasaannya, sangat terlihat Ara begitu terintimidasi oleh tatapan dan juga aura papa.

Haaaahhh!!!! Sial...!!! Kenapa papa harus seperti itu, mengapa dia justru semakin membuatku membencinya?!

'Tok..tok..tok..' Aku terperanjat.

" Sial! Ngagetin aja. " Batinku.

" Masuk..! " Seruku.

Lalu muncullah Siwi dibalik pintu itu, aku menghela nafas. Sebenarnya aku ingin sekali menegurnya karna mengganggu waktuku, tapi niatku terhenti saat melihat ekspresi khawatirnya.

Ada apa dengannya?

" A..ada yang i...ingin bertemu.. " Ujarnya, aku mengernyitkan alis. Heran, kenapa dia gugup seperti itu?

"Siapa?" Tanyaku menghiraukan kegugupannya, Siwi menghela nafas mencoba menenangkan diri...
Sebenarnya ada apa dengannya? Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam kepalaku. Lalu....

" Be..beliau orang yang ikut investasi di resto ini beberapa waktu yang lalu " Siwi terlihat lebih tenang sekarang. Namun jawabannya malah membuatku kesal

" Belum ada janji kan? Ngapain lo terima gitu aja? "

" T..tapi beliau... "

Belum selesai Siwi menjawab, muncullah seseorang dibelakang Siwi. Aku menyipitkan mata berusaha melihat siapa orang itu, dan saat Siwi menghindar memberi jalan pada orang itu. Mataku terbelalak lebar, terperanjat berdiri dari kursiku, meyakinkan mataku.
Jantungku berdegup dengan sangat kencang, perasaan tidak enak langsung menyerang hatiku.

" Papa.... " Tanpa sadar bibirku mengucapkan itu

Ya, orang itu adalah papa.

Tunggu...apakah orang yang bernama Hartono yang ikut menanamkan sedikit modalnya untuk restorant ini beberapa waktu lalu adalah Hartono yang berdiri didepanku ini? Papaku sendiri?

" Selamat siang nona Vina.... " Papa tersenyum, berjalan santai menghampiriku.
Lagi-lagi aku tak bisa mengartikan apa arti senyum itu.

" Sayalah salah satu investor resto anda. Senang bertemu dengan anda... " Perkenalan yang sungguh memuakkan itu sangat mengganggu pendengaranku
Dengan masih dalam keadaan sangat terkejut, tanpa sadar aku menggelengkan kepalaku. Hartono yang semula kukira orang lain ternyata adalah....

" Siwi...keluar.! " Ujarku dengan nada yang sedikit meninggi. Siwi mengikuti perintahku namun tanpa menutup pintu.

" Tutup pintunya! " Teriakku marah. Tapi Siwi tak segera menutupnya, apa yang dia tunggu??

Aku tahu ini sangat tidak sopan jika dilakukan didepan orang lain, tapi ini didepan papaku. Aku tidak mau menunjukkan kesegananku didepannya.
Karna rasa segan terhadapnya telah hilang terganti dengan kemarahan, perasaan tidak enakku mengatakan bahwa dia mempunyai suatu rencana.

So Possessive (gxg)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang