Semua kisah hanya fiktif belaka. Jika Terdapat kesamaan nama, tempat, organisasi dan lain-lain itu hanya kebetulan semata.
Dilarang keras Plagiat Cerita ini. Jika ditemukan Palgiarisma maka akan dikenakan sanksi sesuai undang undang dasar.
Are you ready !!!!!!!
*****
Disinilah dia berdiri, menghadap gedung yang menjulang tinggi, sesekali dia menghela nafas. Pria tinggi itu segera menggeret tas koper nya, melangkahkan kaki ke permukaan lantai gedung itu.
"Nomor 407". Gumamnya pada secarik kertas yang bertengker indah ditangannya.
Kaki jenjang itu sedari tadi masih terus berkeliling mencari pintu bertuliskan 407, tapi nihil pintu itu seperti ditelan bumi. Pria itu semakin aneh saat melihat pintu bertuliskan angka 406 dan disampingnya langsung angka 408.
"Sedang apa nak berdiri didepan pintu itu terus ??". Nenek yang entah dari mana asalnya muncul tiba-tiba dari belakang pria itu.
"Hmm nek. Boleh saya bertanya?". Sambil mengeluarkan secarik kertas, Nenek itu hanya mengangguk pelan.
"Dari tadi saya mencari kamar 407, tapi tidak ada sama sekali". Nenek itu sedikit berfikir keras.
"Berjalan lah lurus sedikit lagi, maka Kamu akan menemukan pintu berwarna coklat lalu masuklah nak." Nenek itu sekilas terlihat tersenyum lalu segera pergi meninggalkan pria tinggi itu.
Pria tinggi itu mengikuti instruksi si Nenek misterius tadi, ia masuk ke ruangan tersebut, dia kaget pasalnya yang dikiranya ini sebuah ruangan tapi malah sebuah lorong panjang dengan pintu-pintu yang berjejer. Pria itu langsung melangkah menyusuri lorong itu, dan benar saja ia menemukan pintu no 407.
Setelah masuk ke dalam, Pria itu merebahkan tubuhnya ke sofa empuk, menatap langit-langit apartemen barunya.
Zigan Ziontara, nama pria tinggi itu, pergi ke Ibukota untuk beradu nasib. Saat ini dia sedang berkuliah sambil mengambil kerja paruh waktu di sebuah Cafe.
"Apartemen ini lumayan bagus dengan harga murah, apa pemiliknya tidak rugi?". Monolognya sendiri
Kini Jam sudah menunjukkan pukul 22:00 WIB. Dimalam hari kota pasti terlihat indah, Zigan berjalan mendekati balkon apartemen nya, dan benar saja kota itu dikelilingi indahnya lampu-lampu berwarna warni.
"Lo penghuni baru ??". Zigan kaget, ternyata sedari tadi ada seseorang yang berdiri di balkon sebelahnya ya lebih tepatnya tetangga.
"Ah benar, Saya baru pindah tadi sore". Zigan tidak terlalu jelas melihat tetangga nya itu, karena lampu yang sedikit redup.
"Jangan terlalu formal, oh iya panggil saja gue Aldrich, pria paling tampan di lantai ini". Pria bernama Aldrich itu tersenyum memperlihatkan sederet giginya.
"Hahahhha oke Lo bisa panggil gue Zigan". Sebenarnya Zigan ingin mengumpat mendengar ke narsisan pria yang baru dikenalnya itu, tapi ya mana mungkin masa baru kenal sudah menerima sumpah serapahan.
"Sekali-sekali berkunjung lah ke apartemen gue, entar gue masak in sesuatu yang enak, anggap saja itu sambutan kepada tetangga baru". Aldrich masih menampilkan senyum nya
Zigan merasa senyum aldrich mencurigakan, lama-kelamaan sedikit seram.
"Benarkah, apakah lo bisa masak, ya kebanyakan pria yang gue temui tidak pandai masak". Zigan mulai mengeluarkan kata-kata yang sering ia lontarkan di kampungnya.
Aldrich terdiam sejenak..........
"Tidak... Gue gak pandai masak..Hahahaha. Jangan terlalu benar kan gue malu dan langsung bingung harus jawab apa". Dan Tiba-tiba saja Aldrich tertawa tapi tertawanya sedikit aneh.
Zigan sudah merasa tidak enak lama-lama diluar bersama manusia yang baru saja dikenalnya itu, pasalnya Aldrich itu sedikit aneh belum lagi apartemen Aldrich itu sedikit gelap karena minim cahaya lampu, entahlah mungkin dia sedang menghemat biaya listrik atau apalah
Tapi bukannya harga Apartemen sangat terjangkau begitupun biaya listriknya.Lama Zigan melamun, Aldrich sudah tidak ada di sana, mungkin pria itu sudah masuk kedalam. Sungguh pria aneh.
Zigan memutuskan untuk masuk juga ke kamarnya dan tidur semoga besok pagi dia tidak berpapasan dengan pria aneh itu.
*****
Zigan membuka kelopak matanya, pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamarnya yang sedikit kotor.
Zigan segera menyelesaikan ritual paginya dari mulai mandi, sarapan, dan lain-lain. Setelah selesai dia akan keluar menuju kampus.
Saat ingin mengunci pintu apartemen, dia tidak sengaja berpapasan dengan pria tadi malam, siapa lagi kalau bukan Aldrich si pria aneh plus narsis nya kebangetan. Tapi tau gak, sedikit info tentang Aldrich, pria ini kadang suka menggunakan bahasa semesta lain yang sangat tidak dimengerti oleh manusia-manusia normal.
"Ehh bro.. Mau kemana??". Aldrich lagi-lagi menampilkan senyumnya
Kek orang gila, yang suka nyengir sana sini
"Mau ke kampus, lo darimana bawak-bawak kantong kresek?".
"Oh ini... Sarapan gue lah, gue masuk duluan ya. Entar kalau lu keluar hati-hati sama wanita rambut pendek". Aldrich masuk ke apartemennya.
Oke sekarang Zigan makin aneh sama pria itu.
"Tau gini, gue gak bakal mau kenalan sama dia". Monolognya dan segera pergi dari lantai itu.
"A-ap-apa...kah di-di-dia.... Gak ta-ta-tau...ka-ka-kalau te-te-te-tangganya iiii-tu... Gi- Gila". Seorang pria sedikit berisi berdiri memperhatikan Zigan
TBC
Hayoo siapa tuh.......
Apakah Zigan akan tau semua keanehan di apartemen itu termasuk tetangganya yg narsis itu
Jangan lupa Vote and Comment !!!Saksikan terus lanjutannya
Dan pertama-tama Author berterima kasih buat ALL FCOI & MEMBER ALIDEGA karena sudah mensupport cerita ini, semoga cerita kita semua suksesSee u next part !!!!!
I love u.....
Write by : M.R.S
KAMU SEDANG MEMBACA
Alidega Best Home [END]✔
Mystery / ThrillerPara penghuni Apartemen itu tidak menyadari bahwa Mereka adalah tumbal persembahan dari sekte sesat........... Bahasa Non baku Typo berserakan dimana-mana Publish setiap Hari Rabu, Jum'at dan Minggu 2 Chapter sekali Update..