Chapter 5; Teror Babi ngepet

254 41 10
                                    

Pukul 17:45 (waktu setempat)

Zigan sudah bersiap-siap ingin berangkat ke cafe.

Keinginannya di hari pertama ia bekerja adalah semua berjalan dengan baik.

Saat ini Zigan berada di lorong apartemen, pikiran nya mulai berkecamuk pasalnya lampu-lampu lorong sedikit redup.

Ketika dia berjalan, dia merasa ada seseorang yang memperhatikannya di suatu tempat, Zigan mulai merasa tidak enak, ia pun menoleh kebelakang, dan tidak ada siapapun disana.

Zigan mempercepat langkah kakinya, tetapi dia mendengar suara derap sepatu yang selaras dengan langkah nya. Zigan kembali menoleh kebelakang, dan lagi-lagi tidak ada siapapun

Sedikit lama Zigan menoleh kebelakang, sehingga dia tidak menyadari ada seorang pria berada didepannya dengan membawa kantong kresek berwarna hitam.

"Zigan......". Panggil pria itu.

Zigan menoleh dan tentu saja ia kaget, pasalnya pria itu berdiri sangat dekat dengannya.

"Lo bikin kaget, astaga....  ". Kaget Zigan

Pria itu tersenyum....

"Kenapa lo kek orang ketakutan gitu". Tanya pria itu penasaran.

"Hmmmm gue merasa tadi ada yang ngikutin gue, tapi pas gue lihat kebelakang gak ada orang sama sekali". Jelas Zigan.

Pria itu pun melihat kebelakang Zigan sambil mengkerutkan dahinya.

"Zigan, ini tu hari udah mau gelap, emangnya lu mau kemana sih rapi amat". Tanya pria itu lagi.

"Gue mau pergi ke Cafe, hari ini tu hari pertama gue kerja paruh waktu". Jawab Zigan.

"Sebaiknya ya kalau gue kasih saran, jangan berjalan di lorong ini sendirian di jam-jam segini, gue takut lu ngerasain ini terus setiap hari".

"Kenapa?". Zigan menyipitkan matanya.

"Biasa lah kalau udah sore menjelang malam kan memang sebaiknya tetap berada dirumah, kalau kata nenek gue dulu pamali berkeliaran maghrib-maghrib diluar". Mata pria itu sedikit bergetar setelah melihat sosok yang berada di belakang Zigan.

Zigan juga merasa raut wajah pria didepannya ini sedikit memucat, dan Zigan ikut menoleh ke belakang tapi tetap seperti tadi, tidak ada siapapun disana.

"Alaska.....lo kenapa ?". Tanya Zigan

Pria bernama Alaska itu membuang tatapan ke asal arah.

"Zigan, gue duluan ya, soalnya udah mau gelap, gue lupa nutup jendela sama pintu balkon, lo hati-hati ya". Alaska berjalan dengan cepat sambil menundukkan pandangan nya.

Zigan yang melihat itu hanya bisa menggaruk-garuk kepalanya yang gak gatal sama sekali.

*****

"Malam ini kamar 402". Perintah sosok yang sedang duduk di kursi kebesarannya dengan jubah hitam menjuntai kebawah.

"Pastikan kau membawa manusia yang pantas dijadikan tumbal untuk persembahan malam ini". Wanita disebelah pria itu juga ikut duduk dengan gelas wine yang bertengker di tangan anggunnya.

"Baik ketua..." Jawab serentak dari berapa orang yang berada di depan sosok pria misterius itu.

*****

Zigan sampai di cafe tempat dia berkerja, dan beruntung nya dia hari ini adalah dihari pertama dia berkerja, dia disambut oleh bos yang baik, dan karyawan-karyawan cafe yang ramah.

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang