Chapter 23 ; Yang tersisa

120 31 0
                                    

Chapter ini mungkin tidak sebanyak chapter-chapter lainnya. Berhubung cerita ini hampir end

Maafkan typo dimana-mana


Selamat Membaca






Zigan terbangun dengan tangan yang sudah diikat, pandangan nya sedikit kabur akibat terlalu lama terpejam.

Zigan melirik sekitar, kumuh.

Yaps Zigan berada di gudang kecil berisi kayu-kayu yang sudah rapuh.

Tidak ada jendela sama sekali, jadi dia tidak bisa kabur.

Pikirannya memutar balik, mengingat kejadian sebelum dia berada disini.

Setelah mengingatnya, dia hanya bisa menghela nafas.

Tiba-tiba pintu gudang terbuka, Menampilkan pria tinggi dengan gaya yang sedikit nyentrik, tapi Zigan tak dapat melihat wajahnya akibat terhalang sinar lampu.

Zigan melihat pria itu hanya berdiri di ambang pintu, seperti tidak ada niat untuk mendekat ke Zigan.

Tak lama pria itu pergi dan tak lupa menutup pintu.

Zigan merasa heran, dan sedikit mengernyit kan dahi, dia merasa pernah bertemu pria itu, tapi karena hanya melihat siluet Zigan tidak yakin.

Zigan hanya bisa duduk sambil memperhatikan langit-langit gudang.

Pikirannya berkecamuk dimulai dari pertama ia datang ke apartemen itu, lalu sekarang berhadapan begitu banyak masalah.

Zigan masih tidak percaya kehidupan nya sekarang dihantui banyak masalah. Sekarang saja dia tidak tau apa kabar teman-teman kuliah nya dan rekan kerjanya.

Apartemen impian itu benar-benar merusak semua cita-citanya.

Benar sih kata orang-orang Apartemen Alidega itu adalah rumah terbaik karena hemat biaya, dan rukun, tetapi menyimpan segala kebusukan disana.

Bahkan banyak penghuni yang menjadi korban tumbal mereka.

Kini yang tersisa hanya mereka-mereka yang tangguh atau bisa dikatakan beruntung bisa selamat dari malapetaka.

Tetapi Zigan merasa diri nya akan menjadi tumbal berikutnya. Buktinya dia saja disekap di gudang yang entah dimana daerahnya.

Zigan hanya bisa pasrah, jika benar ini akhir hidup nya, dia sudah mengikhlaskan nya.

×××××

Shaddam dan Zeano telah sampai di basecamp lama, tetapi mereka tidak menemukan Jinan disana

"Mungkin dia ada di belakang". Kata Shaddam

Mereka melangkah ke halaman belakang basecamp, betul saja disana ada Jinan yang sedang menggali tanah.

Mata Shaddam dan Zeano membulat sempurna

"Aldrich??". Kaget Zeano

"Untuk apa Kau membawa mayat Aldrich kemari?". Tanya Shaddam

"Dia adalah bagian Kita, tadi sebelum kami masuk ke apartemen dia mengatakan semuanya, Aku berhasil membunuh Axel, tapi tanpa sengaja Aku menembak Aldrich juga". Kata Jinan.

"Dan..... Mayat yang disana adalah mayat Alaska". Sambung Jinan dengan kesedihan yang melanda dirinya

"APA !!!". Shaddam dan Zeano kaget bersamaan.

"Sebelum Aku pergi, Aku sempat naik keatas untuk mencari keberadaan Alaska, dan yang kudapat adalah tubuh Alaska yang sudah pucat dengan bercak darah dimana-mana". Jinan benar-benar terpukul kehilangan sahabatnya.

"Hmmmmm Jinan, Kami juga membawa tubuh seseorang yang sudah mati". Kata Shaddam sedikit memelan.

"Siapa ?". Jinan langsung berdiri

"Senja dan Myirou". Jawab Zeano.

Cangkul yang dipegang Jinan langsung terjatuh, dan dia langsung terduduk lemas ketanah.

"Maaf Jinan, Kami tidak bisa menjaga Senja". Shaddam ikut terduduk di tanah dan memohon ke Jinan.

"Sepertinya Senja lebih memilih untuk hidup bersama kembaran nya". Zeano sudah tidak kuat lagi menahan tangisnya

"Lalu.... Kemana Lara dan Zigan ?". Tanya Jinan.

Shaddam dan Zeano saling berpandangan.

"Alasan Myirou mati adalah dia mengetahui semua kebenarannya Jinan, dan Lara itu sebenarnya anak dari ketua sekte yang asli, Kami melihat Lara bersama Dita dan Mesti  membawa Zigan". Zeano menjelaskan semua nya ke Jinan.

"Aku juga baru tau tadi kalau Lara itu anak dari ketua Sekte Armalos yang asli, dan Aku juga mendapat kabar bahwa Regan dan Arldryno juga mati termakan kobaran api". Kata Jinan.

"Terus bagaimana dengan Alga?". Tanya Shaddam

"Itulah yang Aku tidak tau, dia seperti menghilang ditelan bumi". Jinan berusaha berfikir.

"Sepertinya hanya kita yang tersisa, Aku, Shaddam dan Kau Zeano". Sambung Jinan.

"Benar....mulai sekarang kita harus pindah dan mencari basecamp baru, kalau bisa kita meninggalkan kota ini". Itu Shaddam yang berkata.

"Zigan bagaimana?". Tanya Zeano

"Mereka tidak akan pernah membunuh Zigan, karena ada satu fakta yang nanti kalian akan tau". Jawab Jinan.

Shaddam dan Zeano saling pandang

"Aihhh sudahlah, jangan saling pandang gitu, geli Saya melihat kalian kek pasangan  LGBT, mana selalu berdua lagi kalian kemana-mana". Jinan memutar bola matanya malas

Shaddam dan Zeano saling pandang lagi, lalu mereka merasa jijik secara bersamaan.

"Okeh Guys..... Sekarang Kita fokus untuk ke depannya, membuat strategi baru, hal yang akan kita hadapi nanti lebih membahayakan". Jinan lagi mode pemimpin nih.

"SIAP KAPTEN". Jawab Zeano dan Shaddam serentak








TBC

Chapter 23 segini aja dulu ya

Jangan lupa
Vote & comment

I love u alidega pers

See u next part

Write by : M. R. S

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang