Chapter 18 ; Amour éternel

230 35 14
                                    

Halooo Author kembali
Pasti pada kangen ya ......

Selamat Membaca








Alice terduduk rapuh di sofa apartemennya, setelah semua kejadian malam ini, dia benar-benar ingin mengistirahatkan tubuh dan fikiran nya.

Alice pergi ke kamar mandi dan langsung berendam di bathub

Ketika sebagian tubuhnya sudah masuk kedalam air, Alice meneteskan air mata nya, dia mengingat kejadian saat Rejis kekasihnya berkhianat pada Aliansi mereka.

Semakin lama isakan itu menjadi tangisan yang luar biasa pahitnya

"Rejis....hiks.... Kau sudah tau apa akibat jika berkhianat...hiks". Alice menangis tersedu-sedu

"Aku ingin bertemu sekali lagi untuk yang terakhir kalinya, sebelum Alga membunuhnya". Alice buru- buru selesai dari acara mandi nya .

Alice sudah berada di pintu lorong, berjalan sendirian dengan tergesa-gesa

"ALICE !!!". Teriak wanita berlipstik merah

Alice berbalik

"Mau kemana Kau tengah malam begini?". Tanya wanita itu

"Eee.....Aku ingin pergi sebentar Ciss untuk mencari bahan ritual". Bohong Alice .

Cissylvia memperhatikan mata Alice yang tak memandang matanya

"KAU BOHONG ALICE". kata Cissylvia dengan intonasi tinggi

Alice mulai gelagapan, wanita didepannya memang sangat sulit untuk dibohongi

"A...aku tidak berbohong ciss". Kata Alice sedikit bergetar

Cissylvia tertawa hingga menggema di seluruh pintu lorong

"Aku tau, Kau pasti ingin bertemu pria siluman itu". Kata Cissylvia sambil mengeluarkan Senjata api.

Alice sedikit mundur

"Tidak Alice, Kau jangan takut, pistol ini bukan ingin menembak mu, karena Kau adalah anggota sekte yang sangat mengabdi pada Alga". Jelas Cissylvia

"Lalu... Untuk apa Kau mengeluarkan Pistol itu". Tanya Alice

"Ini untukmu, bawalah saat Kau bertemu Rejis, ingat Alice cepat atau lambat Rejis tetap akan mati, tergantung apakah Kau mau Rejis mati ditangan Alga dengan penuh penyiksaan, atau Kau sendiri yang membunuhnya dengan cintamu". Kata Cissylvia dengan senyuman khas miliknya.

"Dan satu lagi, jika Kau yang membunuhnya, Kau bisa memakamkannya dengan layak bukan, tidak seperti Alga yang siap melempar jasadnya ke para Arwah-arwah yang lapar itu". Sambung Cissylvia.

Alice tampak berfikir panjang.

"Haruskah Aku yang membunuh Rejis?". Tanya Alice dalam hati sambil melirik pistol yang ada ditangan nya

"Ingat Alice cepat atau lambat.......". Setelah mengatakan itu Cissylvia melenggang pergi dengan gaun hitam yang melekat indah di tubuh rampingnya.

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang