Chapter 9; Hal Aneh

169 37 14
                                    

Sebelum dia mati, kalian menyiksa nya dengan memberikannya air hasil ritual, hingga ia tersedak dan mati.

Kabar Matthew adalah hantu pintu lorong semakin meluas di penjuru apartemen, panghuni Alidega merasa resah, banyak dari mereka pergi meninggalkan apartemen itu dan mencari tempat tinggal baru.

Karena kejadian itu Apartemen alidega mengalami kebangkrutan dan hampir saja mengalami untuk diratakan.

Axel, Alga dan Regan yang notabe nya persepupuan yang memiliki Apartemen itu sedikit murka.

"Bahkan saat dia sudah mati pun sungguh meresahkan". Kesal Axel

"Untuk saat ini yang masih bertahan hanya beberapa orang dari pintu lorong, alasan mereka masih ingin tinggal di sana karena murah". Regan duduk sambil membawa buku

Alga hanya berdiri didepan jendela besar, matanya mengarah ke halaman belakang tepat di taman apartemen, ia melihat empat orang di sana sedang duduk

"Bagaimana dengan kamar 407?". Alga tiba-tiba berkata.

Regan dan Axel menoleh ke arah Alga secara bersamaan.

"Sebenarnya Aku tidak tahu apa masalahmu dengan Zigan. Kau sepertinya sangat terobsesi padanya". Regan mendekat ke Alga.

Alga tersenyum tipis.

"Aku tidak terobsesi padanya, tapi dia sangat pantas dijadikan tumbal untuk malam persembahan selanjutnya, Kau membelanya apa karena dia teman SMA mu??". Alga menatap Regan dengan tatapan tajamnya.

Regan tak bisa menjawab, dia hanya menunduk, tatapan Alga sungguh mengerikan.

"Malam ini biarkan makhluk-makhluk astral itu menculik dan membunuh orang-orang yang telah pergi meninggalkan apartemen ini, biar mereka tahu apa akibat nya karena telah meninggalkan tempat ini". Setelah mengatakan kalimat itu, Alga melenggang pergi, membiarkan Regan dan Axel terdiam saling tatap-tatapan

(Pandangan pertama awal Aku berjumpa.....acikiwir...)

Malam ini akan menjadi saksi bisu dimana jiwa-jiwa yang meninggal kan Apartemen Alidega akan dirampas begitu saja oleh orang-orang jahat seperti anggota Sekte Armalos.

*****

Pukul 17:50 (waktu setempat)

Zigan berjalan di gang sempit belakang Apartemen, dia hampir terlambat datang ke cafe dikarenakan masalah hilangnya Matthew.

Padahal kalau diingatnya tadi pagi itu benar-benar Matthew, dia ingat betul lah pokoknya, matanya belum rabun kok.

Gak lama Zigan sampai di cafe, disana sudah ada Enza yang menyambut nya

"Muka Kamu kenapa ?" Enza mendekat ke arah Zigan.

"Hah?? Memangnya ada apa di muka ku?". Zigan malah bertanya pada Enza.

"Ada goresan luka yang cukup panjang". Enza menyentuh dahi Zigan tepat diluka itu berada.

"Awww, kok tiba-tiba ada luka ya, padahal hari ini Aku tidak ada terjatuh maupun terhantuk apapun".

Enza memberikan kaca kecil pada Zigan, agar Zigan dapat melihat seberapa panjang goresan itu.

Mengerikan.

Padahal lukanya cukup parah, tapi mengapa Zigan tidak merasakan apa-apa.

"Heh kalian berdua jangan mengobrol saja, disana ada pelanggan Cafe ini, cepat sana pergi layani". Itu adalah atasan mereka yang sedari tadi melihat mereka yang sedang asik berbincang.

"Tapi buk Luna, Dahi Zigan terluka bolehkah dia tidak berkerja hari ini". Enza memohon pada atasan mereka

"Luka?, Saya tidak melihat ada luka dimana pun, jadi jangan mengarang cerita, pergilah berkerja". Atasan mereka pun langsung pergi dengan sikap marah nya.

Zigan dan Enza saling tatap.

(Pandangan pertama awal Aku berjumpa.....aseeekkkk ......acikiwir....)

*****

Masih ingat dengan si wanita kembar Pramudita dan Pramesti ??

Yaps sekarang mereka sedang berada di makam Matthew, eitsss mereka bukan cuma berdua, ada aldrich disana sedang menggali tanah makam

Yaps sekarang mereka sedang berada di makam Matthew, eitsss mereka bukan cuma berdua, ada aldrich disana sedang menggali tanah makam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rip

Matthew Rhysand


Lebih kurangnya seperti itulah.

Aldrich, Dita dan Mesti menguburkan Jasad Matthew, lebih tepatnya Air ritual punya Matthew yang mereka kuburkan.

"Tugas kita sudah selesai". Aldrich mengangkat cangkulnya dan segera bangkit.

"Jangan lupa menyiram tanah itu dengan air menyan, agar dia tidak merepotkan kita lagi". Kata Dita.

Pramesti langsung menyiram tanah itu dengan air menyan hasil ritual

Setelah semua selesai mereka pergi dari tempat itu.



TBC

Halo......

Alidega pers
Gimana ??

Masih aman kan, masih setia untuk baca kan???

Dukung terus ya cerita ini dengan cara

VOTE & COMMENT

MAAF TYPO BERTEBARAN

I LOVE U ALIDEGA PERS

Ilustrasi penampakan Pramudita & Pramesti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ilustrasi penampakan Pramudita & Pramesti


SEE U NEXT PART

Write by : M.R.S

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang