Chapter 21; Not Him

107 32 5
                                    

"Orang yang kalian lihat jahat, belum tentu dia benar-benar jahat, mungkin saja ada seseorang yang ingin ia lindungi, sama seperti induk ayam yang berprilaku jahat karena ia ingin melindungi anak-anaknya".

SELAMAT MEMBACA




"Alga, Aku membawa pengintai ini".

Regan masuk sambil menyeret tubuh Alaska

"LEPASKAN AKU". teriak Alaska

"Hahahahaha.....jangan harap Al,".

Regan menendang kaki kering Alaska dengan kuat, sehingga luka di kaki nya semakin melebar.

Braakkk !!

Pintu di buka dengan paksa oleh Arldryno

Alga dan Regan langsung menoleh secara bersamaan. Pertama yang Alga lihat adalah tubuh Axel yang sudah tidak bernyawa.

"Apa yang terjadi?". Tanya Regan panik.

"Axel....hiks....mereka membunuh Axel". Arldryno sudah tidak mampu lagi untuk menjelaskan kejadian itu.

"SIAPA YANG MEMBUNUH AXEL...". Alga sudah murka, wajahnya merah tapi air mata nya turun membasahi pipi.

"Jinan". Jawab Arldryno.

Alaska yang mendengar nama sahabatnya. Langsung memejamkan matanya.

"BAN*SAT". Regan tak kalah murka, dia langsung mengambil belati perak yang ada di kotak pusaka nya. Mata Regan tertuju pada Alaska yang sedang merintih kesakitan.

Regan mulai melangkah kearah Alaska, tapi sebelum sampai, Alaska tampak tertawa, membuat Regan sedikit mundur perlahan

"HAHAHAHA PERCUMA KAU MEMBUNUHKU, DALAM HITUNGAN DETIK GEDUNG INI AKAN MELEDAK DAN MEMBAKAR KALIAN SEMUA".

Alaska menekan kuat luka di kaki nya, sehingga lebih banyak darah yang bercucur deras.

Alga, Regan dan Arldryno kaget melihat kelakuan Alaska yang dibilang sedikit nekat dan diluar nalar.

"Kalian akan segera hancur, Ingat Alga....Kau hanya budak, selamanya Kau tetap budak".

Dan itu adalah kalimat terakhir yang diucapkan Alaska sebelum menancapkan belati yang dipegang Regan tadi ke perutnya.

Alaska terbaring kaku penuh darah. Matanya sedikit berair, tetapi jangan lupakan bahwa Alaska pergi dengan bahagia. Tugas Alaska di dunia sudah selesai, dan ini adalah akhir untuknya, sekarang saatnya menyusul Matthew sahabat dari Jinan.

×××××

Zeano, Shaddam dan Senja masih berada di lorong lobi. Mereka mendengar suara gaduh di atas. Cuma mereka ingat pesan Jinan dan Alaska untuk tidak naik keatas karena bom peledak itu akan segera menghancurkan apartemen Alidega.

Saat Zeano ingin memasuki ruangan, dia sedikit berfikir keras sambil melirik sana sini seperti sedang mencari seseorang.

"Dam, dimana Senja?". Tanya Zeano

Shaddam pun juga baru menyadari kalau dari tadi Senja tidak bersama mereka.

Zeano dan Shaddam mulai panik karena kehilangan Senja.

"Perasaan tadi dia masih di samping ku". Kata Shaddam.

Zeano melihat kelantai, ada jejak kaki yang sepertinya masih baru, matanya terus mengikuti jejak kaki itu.

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang