Chapter 20⚠ ; Kematian🍷

128 32 1
                                    

⚠WARNING⚠

⚠YANG PHOBIA DARAH, DIMOHONKAN UNTUK TIDAK MEMBACA CHAPTER INI, TERIMA KASIH⚠

Selamat Membaca





Alaska dan Aldrich mengitari pintu lorong dengan cara mengendap - ngendap.

"Aldrich pergilah memancing mereka untuk keluar, Aku ingin meletak peledak ini di suatu tempat". Kata Alaska

"Baiklah". Turut Aldrich

"Pastikan mereka keluar dan tepat didepan Jinan, agar ia mudah membidik mereka". Kata Alaska sekali lagi.

"Tenang saja Al, gue pasti akan membuat mereka keluar dan tepat di bidikan Jinan". Kata Aldrich mengerti.

Alaska berjalan ke sebuah ruangan sepi.

Aldrich pergi melangkah ke ruangan yang paling terdekat dulu, yaitu Ruangan milik Axelion.

Belum sempat Aldrich membuka pintu itu. Ia langsung dikejutkan dengan Pria bernama Arldryno

"Widihh penghianat masih berani nginjakkin kaki di Alidega". Ejek Arldryno

Aldrich hanya mematung, ia tak menoleh kebelakang.

"Lo berbicara dengan siapa Arl??". Tanya Pria yang baru saja keluar dari toilet umum.

Aldrich semakin membeku

"Dengan penghianat ini lah". Tunjuk Arldryno dengan dagunya

Axel mengikuti arah dagu Arldryno dan langsung kaget melihat Aldrich diam membeku didepan pintu kamarnya.

"Aldrich......". Saat Axel mengatakan kata itu, Aldrich segera lari menuju lift dia berjanji pada Alaska untuk memancing mereka keluar dari Alidega.

Axel dan Arldryno mengejar Aldrich namun, Aldrich berlari begitu kencang, sehingga Axel dan Arldryno tertinggal sedikit jauh dari nya.

Setelah itu, Axel sudah sangat dekat dengan Aldrich, ia langsung meraih kerah baju Aldrich

Saat itu juga, Aldrich sudah mencapai pintu depan dan segera meraih gagang pintu tapi Axel sudah menarik Aldrich dengan cepat yang berakhir mereka terlempar keluar bersama

Karena gelapnya malam. Jinan sedikit susah melihat situasi didepannya, tapi matanya dengan jelas melihat Axel di sana.

Jinan siap membidik ke arah kepala Axel, sekali tarikan maka

Dooorrr!!!!!!

Dooorrrrr !!!!!

Tubuh Axel terlempar sangat kuat, darah bercucur keluar dari kepalanya.

Axel sudah terbaring di tanah, Namun Aldrich juga ikut terlempar. Ia ternyata juga terkena peluru senapang milik Jinan

Aldrich mengalami luka di bagian bahunya, luka itu sangat lebar, sehingga darahnya cukup deras keluar

Aldrich dan Axel sudah tidak kuat menahan rasa sakit bekas tembakan itu, apalagi Aldrich juga memiliki luka di bagian kaki nya akibat gergaji mesin milik Zeano

Alidega Best Home [END]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang