13. Pacar Elli

1.6K 86 1
                                    

Elli masih berdiri kaku begitu Monalisa datang menghampirinya. Dia tidak menyangka secepat ini akan ketahuan oleh Monalisa. Pasti sekarang Monalisa akan mencapnya teman pembohong karena sudah menyembunyikan status hubungannya dengan Rudy.

Elli hanya bisa mendesah pasrah apabila pertemanannya dengan Monalisa akan berakhir sampai di sini akibat kesalahannya sendiri. Dia juga tidak bisa memohon agar Monalisa tidak membocorkan statusnya pada orang lain. Elli tau ini, lambat laun orang-orang akan mengetahui pernikahannya dengan Rudy yang sudah berjalan selama satu tahun ini. Kalau kata pepatah, sepandai-pandainya orang menyembunyikan bangkai pasti tercium juga. Bedanya yang Elli sembunyikan bukan bangkai, melainkan status rahasia antara dirinya dan Dokter super tampan Rudy Hoerudin.

Elli bersiap menerima kemarahan berupa teriakan penuh ancaman yang akan Monalisa keluarkan. Dia memejamkan matanya erat saat mendengar bunyi derap langkah makin mendekat dan akhirnya berhenti tepat di sampingnya. Setelah beberapa saat, Elli membuka sebelah matanya karena penasaran kenapa Monalisa tidak juga membuka mulut untuk meneriakan kata teman pembohong. Setelah membuka mata, Elli hanya bisa melirik Monalisa cengo. Bagaimana tidak, Monalisa kini malah tengah menyeringai jahil ke arah Elli. Elli sendiri jadi bertanya-tanya, kemana muka marah Monalisa dan teriakan ancamannya? Apakah Elli telah salah menilai dalam memprediksikan hal kedepan yang seharusnya terjadi?

"Cie, yang udah punya pacar." Monalisa menoel pipi Elli centil.

"Hah?"

"Yang tadi cowok lo, kan?" Monalisa menatap Elli jahil. Dia memang tak sempat melihat wajah laki-laki yang berhadapan dengan Elli karena terhalang tangga di belakang laki-laki itu.

"Lo... gak lihat wajahnya?" Elli bertanya penasaran. Kalu memang iya, entah ini berkah atau musibah. Berkah karena status rahasinya dengaan Rudy masih aman, atau musibah karena kedepannya hidup Elli tidak akan tenang. Monalisa pasti kepo ingin tau siapa laki-laki yang tadi berhadapan dengnnya. Elli sangat hapal dengan kebiasaan Monalisa yang akan terus mencecarnya apabila ingin mengetahui sesuatu sampai menurutnya puas.

Monalisa memutar bola matanya malas. "Please deh Elli. Kalau gue lihat wajahnya ya pasti tau lah, secara itu laki-laki memakai jas senolli. Gue yakin, laki-laki yang tadi sama lo Dokter Rumah sakit ini." Monalisa merubah raut wajah malasnya menjadi semangat. "Tapi Elli, kalau dilihat dari punggungnya kok gue rasa kenal dengan perawakan seperti itu. Tinggi besar dan atletis, kayak Dokter Rudy loh."

Badan Elli sontak menegang mendengar Monalisa menafsirkan perawakan laki-laki itu dengan Rudy. Apa sekarang benar-benar tidak ada lagi alasan untuk membantah perkiraan Monalisa? Elli membatin frustasi.

"Ah, tapi mana mungkin." Monalisa menggelengkan kepalanya menolak asumsi yang hadir di pikirannya. "Kata lo, Dokter Rudy kan sudah punya istri. Masa dia mau-mau aja selingkuh sama lo."

"Iya, bener banget." Elli dapat bernapas lega karena Monalisa sendiri yang menolak gagasan idenya.

"Nah, jadi siapa pacar lo itu?" Monalisa memandang Elli dengan keingintahuan yang tinggi, bahkan senyumnya sudah melebar samapi menyipitkan mata.

Elli meringis bingung karena tidak tau harus menyebutkan nama Dokter mana yang akan menjadi tumbalnya. Elli tau, sekali dia berbohong seterusnya dia akan berbohong. Namun untuk jujur, alasan ini juga bukan salah satu pilihan yang tepat. "I-itu Mo, Dokter... "

"Dokter apa?" Monalisa memotong cepat karena tidak sabar ingin mengetahui Dokter mana yang rela menaruh hati untuk temannya yang jorok ini.

"Dokter Ru... "
"Elli!"

Elli dan Monalisa sontak menoleh bareng ke arah sumber suara. Di depan mereka berdiri Dokter Ruslan, Dokter spesialis anak yang baru satu bulan lalu berusia 29 tahun.

Status Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang