Bab 31. Kelanjutan hubungan

1.1K 72 1
                                    

"Cepat masuk!" Rudy berseru panik.

Dengan terburu Elli dan Nyonya Devi masuk kebangku belakang.

"Ini ada apa?" Elli bertanya panik setelah mobil melesat meninggalkan kawasan mall.

Setelah memastikan tidak ada yang mengikuti mobilnya, Nyonya Devi bernapas lega. Dia menoleh ke arah Elli sambil memaksakan tersenyum. "Nanti kalau kita sudah sampai di rumah, mamah ceritakan."

Setelah mendapat jawaban dari Nyonya Devi, Elli agak melonggarkan kewaspadaannya. Dia mulai membenahi duduknya agar nyaman. "Terkejut loh, jantungku." Elli mengelus dadanya pelan.

Rudy melirik Elli dri spion tengah, nampak tengah menyandarkan punggung sambil memejamkan mata. Rudy bersyukur karena masih sempat bisa menyelamatkan gadis jorok yang sayangnya juga dia cintai itu.

Ya, Rudy mengakuinya sekarang. Perasaannya untuk Elli memang beda dengan perasaannya yang dia rasakan dulu pada Amelia. Bersama Amelia dia merasa serasi karena kedewasaan Amelia bisa menyeimbanginya. Namun, tidak dengan rasa asing yang akhir-akhir ini ia rasakan saat Elli berada di sisinya. Elli mungkin jauh di bawah umurnya, tapi justru itu kelebihannya. Rudy merasa hidup, tidak monoton seperti sebelum bertemu Elli.

Entah apa yang ada pada diri Elli sehingga mampu membuat Rudy, orang anti perempuan bisa menyukainya?

"Kenapa kamu curi-curi pandang kebelakang terus?" Nyonya Devi menatap jahil anaknya.

Rudy berdecak mendengar ledekan mamahnya. Namun, sebelum menjawab Elli sudah menyela duluan sehingga Rudy urungvmenjawab.

"Mungkin taakut ada orang yang ngikutin, mah." Elli menjawab polos sama sekali tidak tahu arti tatapan Rudy.

Nyonya Devi berdecak heran. Sebenarnya apa sih yang Sulis dan Supriyadi ajarkan selama ini pada Elli sehingga tumbuh menjadi gadis polos-polos tidak begini.

Di sebut polos karena tidak menyadari perasaan orang Rudy yang jelas-jelas melihat Elli dengan tatapan berbeda dan tidak polosnya karena Elli masih pintar membedakan yang baik dan buruk, malah kadang juga paling peka denga perasaan orang di sekitarnya. Tapi, ya itu kecuali Rudy.

Sedangkan bagi Rudy, kepolosan Elli kali ini telah menyelamatkannya dari rentetan pertanyaan yang biasa Elli keluarkan begitu kedapatan dia menatap Elli.

Elli sebenarnya menyadari ada tatapan berbeda dari cara Rudy tadi melihatnya, hanya saja saat ini dia tengah menjaga hatinya agar tidak terjatuh terlalu jauh bila pada akhirnya dia dan Rudy harus berpisah suatu saat dengan alasan orang yang bernama Amelia itu.

"Kita sampai." Rudy adalah orang yang pertama turun dari mobil.

"Ayo!" Nyonya Devi memanggil Elli yang masih duduk di dalam mobil. "Betah banget duduk dalam mobil."

Elli mengangguk, lalu turun mengikuti pintu yang tadi di buka Nyonya Devi.

Elli memandang rumah besar di depannya. Dulu, saat awal pernikahannya dengan Rudy Elli pernah bermalam di sini sehari. Menginjakan kembali kakinya kesini, Elli jadi mengingat malam yang seharusnya menjadi malam pertama antara dirinya dan Rudy malah menjadi ajang runding sampai pagi menjelang. Sampai saat ini dia masih gadis walaupun sudah satu tahun lamanya menyandang status seorang istri Rudy Hoerudin Saswito.

"Malah melamun lagi, ayo kita masuk kedalam rumah." Nyonya Devi kembali menghampiri Elli yang mogok di samping mobil.

"Jadi, sebenarnya ada apa?" Elli bertanya kembali mengenai kejadian di mall tadi saat mereka terburu pergi dari sana.

Rudy menatap Elli rumit. Bagaimana dia bisa menjelaskan situasinya. Rudy takut Elli menjauh dan memutuskan untuk berpisah darinya. Walaupun sampai saat ini mereka belum berhubungan intim, tapi Dudy sudah cukup puas dengan status yang mengikat antara mereka.

"Rudy, ceritakan yang sebenarnya! Elli berhak tau." Nyonya Devi menatap sang anak lembut.

Rudy mengusap wajahnya kasar. Dia tidak tahu apakah langkahnya kali ini memang yang terbaik untuk hubungannya atau malah akan mengakhiri hubungannya. Bagai pisau bermata dua, Rudy bingung harus bagaimana.

"Sebenarnya ... saya mempunyai seorang tunangan sebelum menikahimu." Rudy berhenti bicara untuk menunggu tanggapan Elli. Namun, hanya keheningan yang dia dapat.

Sedangkan Elli sudah bisa menerka kemana arah pembicaraan Rudy. Elli tau, pasti perempuan bernama Amelia itu tunangannya Rudy.

"Amelia." Akhirnya Rudy mengeluarkan satu nama yang bagaikan ribuan jarum menusuk jantung Elli.

"Apa aku adalah orang ketiga di antara hubungan kalian?" Elli bertanya parau. Hatinya sakit luar biasa ketika suami yang mati-matian dia perjuangankan untuk balik mencintainya ternyata masih mempunyai seorang perempuan yang ia ikat dalam pertunangan.

"E-elli, bukan seperti itu." Nyonya Devi tergagap karena takut Elli salah paham. Dia menoleh galak ke arah Rudy agar cepat menyelesaikan ucapanya.

"Ya." Rudy menjawab pasti membuat Nyonya Devi gatal ingin memukul kepala anaknya ini.

Elli tersenyum miris sambil menundukan kepalanya untuk menyembunyikan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya.

"Tapi, waktu saya memutuskan untuk menikahimu, status pertunaganku dengan Amelia sudah saya anggap putus."

"Hanya Dokter Rudy yang menganggap, sedangkan tunangan Dokter Rudy sendiri todak pernah memutuskannya. Bukannya itu sama saja dengan dengan aku yang egois kalau tetap mempertahankan hub...," perkataan Elli terputus begitu merasakan tubuhnya di dekap sangat erat.

"Saya hanya ingin menikah sekali seumur hidup. Jadi, kasih saya kesempatan untuk mempertahankan pernikahan ini." Rudy menfurai pelukannya sampai dia bisa mekihat wajah sembab Elki dengan jelas. "Ayo, mulai sekarang kita tinggal bersama. Kita umumkan pernikahan kita, kalau perlu bikin resepsi sekalian. Saya sudah siap dengan segala konsekuensi yang akan di dapat bila pernikahan kita sampai tersebar luas."

Elli menyelami manik pucat Rudy untuk mencari kebohongan, tapi yang dia lihat hanya kesungguh-sungguhannya. Bukannya Elli tidak percaya, tapi masih ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya.

"Aku belum siap kalau sampai orang-orang mengetahi status hubungan kita dan masih banyak yang mengganjal dalam hati. Untuk mekanjutkan kejenjang yang lebih jauh, ada baiknya kita koreksi diri masing-masing dulu."

Rudy melepaskan dekapannya pada tubuh Elli. Dia berdiri dan melangkah mundur. Mata pucatnya terlihat rumit saat menatap Elli. "Apa artinya itu?"

***

Status Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang