Tujuh orang pelayan mansion Odysea Salvatore kini tengah sibuk menyiapkan nona muda mereka yang akan menghadiri suatu acara bersama keluarganya.Mereka menunggu nona mudanya, Mourabelle Odysea memilih pakaian yang akan dikenakan ke acara antar partner bisnis tersebut.
Pilihannya jatuh pada sebuah capelet coat merah berlengan panjang, stocking hitam beserta sepatu boot heels setinggi 5 cm senada mantelnya.
Mourabelle beranjak dari sana, menuju ruang ganti untuk mengubah pakaiannya yang awalnya hanya kaos putih kebesaran dengan gambar tokoh animasi Japan di bagian perut.
Hanya berselang 8 menit, para pelayan itu kini mulai memberikan sentuhan makeup tipis bertema flawless favorit gadis itu. Lalu rambut pirangnya yang panjang ditata dengan gaya slicked back.
Terakhir, sepasang anting Harry Winston yang mempermanis kecantikannya.
Salah satu pelayan menatap kagum ke arah nona mudanya. Terpukau dengan kecantikan yang terkesan tajam namun manis. Gadis itu benar-benar mendekati kata sempurna.
Suara ketukan di pintu yang terbuka membuat semuanya menoleh, terdapat seorang pelayan muda yang menunduk berdiri di ambang pintu.
"Nona muda, anda sudah ditunggu tuan muda dibawah."
Belle mengangguk, untung saja ia selesai tepat waktu. Karena ia merupakan tipe orang yang tidak boleh terlambat akan sesuatu.
Ketujuh pelayan tersebut mengundurkan langkahnya, menunduk sesaat kemudian berlalu keluar dari kamar serba baby pink itu.
Gadis itu mengisi beberapa barang wajib dalam handbag yang akan dipakainya. Setelahnya memutuskan turun ke bawah, menghampiri kakak tersayangnya.
"Archie!!"
Archeille yang tengah memeriksa email mengalihkan perhatiannya. Pria 23 tahun itu terperangah, hari ini adiknya terlihat cantik dan elegant.
"Hey, baby B."
Belle mengecup pipi kanan kakaknya sedetik. Mereka lalu berjalan berdampingan keluar mansion. Dengan para pelayan yang sesekali menunduk menyalami kedua pewaris Odysea Salvatore itu.
Sebuah Rolls Royce hitam mengkilap terparkir rapi didepan mansion.
Archeille membukakan pintu disamping kemudi untuk adiknya. Yang disambut senyuman geli dari Belle. Ia memerhatikan kakaknya yang mengelilingi depan mobil menuju ke kursi kemudi.
Kakaknya itu memang tak menyukai kehadiran sopir. Selain karena privasi menurutnya, lebih nyaman menyetir sendiri.
Sampai tengah perjalanan, suasana dalam mobil tersebut hanya diisi keheningan. Sejujurnya, dalam batin Belle kebingungan melihat sikap kakaknya yang terlihat agak murung dari biasanya.
Apa masalah cinta lagi? Batin Belle.
"Kau yakin tak ada yang mengganggu pikiranmu, Archie?" Lelah menebak, ia terang-terangan membuka percakapan.
Archeille menoleh sesaat kemudian fokus pada jalanan yang agak ramai. Helaan nafas berat keluar dari mulutnya.
"Kudengar Zevana akan bertunangan dengan Leonard." ucapnya tiba-tiba.
Mourabelle mengangguk ragu, "Ah....soal itu...kurasa iya. Sebentar lagi mereka akan bertunangan, Leon sudah melamar Zevana."
Sedikit menaikkan kecepatan, lagi-lagi pria itu menghela nafas. Wajahnya terlihat tanpa ekspresi, namun Belle tahu bahwa mata kakaknya menyiratkan luka.
Tunggu...apa?!
"Archie! Apa kau menyukai Zevana?!" Nada bicara Belle naik beberapa oktaf tanpa disadari.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZMATAZZ (REVISI)
Teen Fiction"Ada miliaran orang dan kamu hanya mengincarku?" Mourabelle. "Karena dari miliaran orang, hanya kamu yang mengacaukan diriku, lady Odysea." Maraschino. *** Menjadi putri dari keluarga Odysea-Salvatore yang terkenal akan pengaruhnya di dunia bisnis...