Seiring menit bertambah, kecepatan sebuah Lamborghini abu itu terus beranjak naik. Berpadu dengan jalanan yang sepi, suara mesin yang terdengar halus namun kuat itu terus berkoar. Hingga pepohonan tinggi hanya sebagai pemandangan hitungan detik.Sang pengemudi terlihat tengah duduk santai, tak lupa ekspresi datar yang tampak dingin itu.
Justru berbanding terbalik dengan ekspresi hatinya yang terus membayangkan seseorang. Seseorang yang terus mengganggu pikirannya sejak kali pertama bertemu.
Setelahnya, pria itu tersenyum tipis hampir tak nampak. Gadis itu...seseorang yang entah mengapa membuatnya bela-belaan meninggalkan negaranya.
Mourabelle Odysea...
Caranya tersenyum, bicaranya yang terkesan anggun, dan wajahnya yang selalu berusaha terlihat sinis. Semua itu justru membuatnya menarik.
Dengan lihai, ia menyalip beberapa kendaraan lain. Membuat mobil mewah itu menjadi pusat perhatian orang-orang yang lewat. Pasalnya, mobil abu metallic tersebut nampak berkilau terkena terpaan sinar matahari.
Sesaat kemudian, dering ponsel pintarnya berbunyi. Pria itu mengangkat telfon setelah melihat siapa yang memanggil. "Iya?"
"Sir, proyek kafe kita disini akan dibahas dalam jadwal meeting hari ini, pada pukul 4 sore. Sudah disepakati dengan partner kerja lainnya bahwa meeting diadakan di restoran Creim Deluxe."
"Baiklah. Aku akan kesana."
Setelah mematikan telfon sepihak, lagi-lagi pria itu tersenyum. Kali ini terlihat meski samar. Ia akan memberi kejutan pada gadis itu, mewujudkan keinginannya beberapa pekan lalu.
Ditempat lain, Mourabelle kini tengah menikmati makan siangnya di kantin sekolah.
Tanpa mengedarkan pandangan, ia sudah tahu bahwa banyak murid yang diam-diam melihatnya. Entah ada apa, terkadang para siswa juga tertawa kecil membicarakan sesuatu dengan teman-temannya seraya menatapnya.
"Really?! Lo pacaran sama Adrian sekarang? OMG!!!" pekik Stefanie dengan mulut menganga.
Jihana meringis, dalam hatinya mengutuk temannya yang tak bisa kalem itu. Tak beda jauh dengan Belle yang hampir tersedak mendengar pekikan nyaring itu.
Seisi kantin sudah biasa mendengar keributan mereka. Yah...lebih tepatnya keributan yang dibuat Stefanie.
Marissa melempar tissue ke teman bobroknya itu, "Ya gausah teriak juga ogeb! Ntar temennya Adrian denger bisa berabe nanti."
"Gue gamau ya putus sama Adrian dalam waktu deket." lanjutnya.
Belle menatap mereka namun masih tetap fokus memakan salad buahnya. Jihana yang duduk disebelahnya juga tengah sibuk meminum 'boba' yang tengah viral sekarang.
"Jujur, gue pikir Adrian tuh 'belok' njir." kata Stefanie disambut sentilan kecil di dahinya.
"Ampun deh, kasian banget tuh cowok dikira belok. Ganteng gitu kok, gue yakin mantannya juga banyak." Airena menimpali.
Adrian Candranatha, ketua osis Cakrawala High School. Cowok yang mendapat julukan 'es good looking' itu selalu menarik perhatian para siswi. Karena cowok kelahiran Bandung itu memiliki paras yang cukup tampan.
Tentu saja, kabar ia yang sekarang menjadi kekasih Marissa membuat satu sekolah gempar.
Siswi yang tengah hangat dibicarakan dengan ketua osis itu kini malah sibuk senyum-senyum memandangi layar handphone.
Membuat sebuah video yang sedang menjadi tren saat ini, 'They baby finally my boyfriend' dan kalimat itu terus terulang hingga membuat Stefanie memutuskan melongokan kepalanya mengintip.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZMATAZZ (REVISI)
Dla nastolatków"Ada miliaran orang dan kamu hanya mengincarku?" Mourabelle. "Karena dari miliaran orang, hanya kamu yang mengacaukan diriku, lady Odysea." Maraschino. *** Menjadi putri dari keluarga Odysea-Salvatore yang terkenal akan pengaruhnya di dunia bisnis...