Epilogue

3.8K 229 60
                                    


   Udara malam berhembus cukup kencang, namun tak sampai menembus ke dalam tulang. Sebab kehangatan dari pelukan itu menyelimutinya dari kedinginan.

Mini Cooper abu tersebut melaju kencang, meninggalkan jejak ban di tanah yang mereka lalui.

Tak lupa menjadi pengingat bahwa mereka telah melewati perjalanan jauh untuk mencapai keinginan sang gadis yang kini menjadi ratu dalam hidupnya.

Mourabelle merebahkan kepalanya di pundak Maraschino, memeluk lengan pria itu. Sesekali kecupan manis mendarat di pucuk kepalanya.

Bintang-bintang yang nampak kecil diantara langit gelap membuat Belle mengembangkan senyuman manisnya. Ia menyukai saat-saat ini.

Karena saat inilah, semua harapannya terwujud. Disaat inilah ia sudah merasa menjadi manusia paling bahagia. Dan semuanya berkat seseorang yang dikirimkan Tuhan menjadi pasangannya, Maraschino.

Mobil yang mereka kendarai berhenti di pinggir danau berhias bunga-bunga malam yang menjadi saksi bisu keromantisan mereka.

Pria itu mengulurkan tangan, Belle tertawa kecil seraya menyambutnya. Maraschino seketika merangkul pinggangnya mesra, menunjukkan pada dunia kalau gadis disampingnya ini adalah dan hanya miliknya.

Mereka bersandar pada kap mobil, gadis itu kembali menyandarkan kepalanya di pundak kekasih hatinya. Terperangah takjub melihat betapa indahnya pemandangan air terjun yang berlatar langit dengan sejuta bintang tersebut.

Air terjun yang mengalir deras dari ketinggian. Melewati tebing curam hingga jatuh pada dasar danau yang terletak diantara dua himpitan batu karang besar.

"Do you like that, Odysea?"

Mourabelle menoleh pada Maraschino dengan senyumannya sesaat, kemudian mengangguk antusias.

Diam-diam, dibelakang gadis itu, Maraschino telah mengode seseorang untuk menyiapkan yang selanjutnya. Ia menekan tombol merah di sebuah remote yang tersembunyi dalam saku celananya.

Hingga Mourabelle menutup mulut, saking takjubnya melihat garis lingkaran berbentuk hati dari lampu-lampu kecil berwarna pink dan kelabu yang mengelilingi mereka.

"Maraschino..." Lirih Belle, tak sanggup melanjutkan kata-katanya.

Pria itu menautkan jari-jari mereka dalam genggaman. Membawa gadis itu ke tengah lingkaran hati setelah mencium cukup lama dari kening, pipi, ujung hidung, hingga bibirnya.

Mourabelle mengalihkan perhatiannya, saat empat buah pesawat melakukan aksi akrobatik di langit, mengukir suatu tulisan dengan asap tebalnya sebelum kembali menghilang ke sisi lain disana.

Dan tulisan itu adalah...

'Look at me, Odysea'

Gadis itu membacanya lamat hingga asap tebal itu menghilang ditelan awan. Ia lalu menoleh ke samping, menemukan Maraschino yang kini menekuk sebelah lututnya.

Maraschino sedikit mendongak, ia tersenyum menemukan ekspresi bahagia yang tulus pada wajah cantik gadisnya.

Tangannya bergerak membuka kotak beludru abu tersebut, menunjukkan sebuah cincin sapphire berhiaskan batu ruby kecil disekelilingnya.

Cincin itu mengkilat dibawah terpaan sinar rembulan, menandakan sebuah arti cahaya yang selalu ada untuk kegelapan.

Sama halnya dengan Maraschino, yang menjelma sebagai cahaya untuk menuntun kegelapan dalam jiwa Mourabelle kembali padanya.

"Mourabelle Gnarly Odysea, aku Maraschino Blaquer Savaric menyerahkan diri sebagai milikmu mulai detik dari 4 tahun yang lalu hingga seluruh waktu. Dan sekarang, di detik dari 4 tahun setelahnya, maukah kamu menjadi milikku tanpa kata sampai untuk seluruh waktu?"

Maraschino mengucapkannya dengan tulus, ia terpaku saat melihat senyuman yang tak pernah ia lihat sebelumnya terukir sebegitu indah di wajah cantik itu.

Bertepatan dengan pemandangan aurora yang tiba-tiba menggantikan posisi bintang, memancarkan cahaya warna-warni diatas tebing air terjun tersebut. Seakan-akan Tuhan turut bahagia melihat mereka.

Mourabelle mengangguk, tak sanggup berkata lagi. Ia membiarkan jari manisnya terpasang cincin yang disebut 'Heart of the Odysea' itu, cincin pertunangannya dengan Maraschino yang dulu sempat ia lupakan.

Isakan kecil keluar dari mulutnya, Belle menitikkan air mata bahagia. Ia memeluk erat pria itu, menumpahkan segala rasa terima kasih yang tak bisa ditumpahkan lagi dalam seuntai kalimat.

Maraschino tersenyum, balas memeluk gadis itu. Ia berkali-kali mencium pucuk kepalanya, menyalurkan hal yang selama ini ia rindukan, ia cintai.

Pada akhirnya, mereka menulis cerita mereka sendiri. Pada lembaran baru yang menjadi bukti bahwa cinta memang abadi. Tertanam dalam perasaan bernama hati, yang menjadi bagian dalam setiap kehidupan insan di bumi.

Mereka membuka kembali lembaran baru, menulis kisah cinta mereka sendiri. Menghapus segala luka pada akhirnya, hingga kini...

Maraschino & Mourabelle adalah satu nama diantara miliaran kisah cinta lainnya.

Hola, readers.

Disarankan baca part ini sambil dengerin lagu Rewrite The Stars - Anne Marie ft.James Arthur. Karena cerita mereka terinspirasi dari lagu ini dan lagu Señorita - Shawn Mendes ft.Camila Cabello tepatnya.

So, thanks udah baca, vote dan komen cerita ini. Bye, guys! Te quiero!

RAZZMATAZZ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang