Mourabelle berlari kecil di pesisir pantai, membiarkan kakinya yang tak beralaskan apa-apa menyentuh lembutnya pasir pantai itu.Sesekali ia melakukan gerakan olahraga, menyegarkan tubuhnya setelah sejak lama tak melakukannya.
Ditambahkan dengan cahaya fajar menyentuh wajah hingga sebagian tubuhnya. Alih-alih terasa panas, cahaya alam itu terasa hangat di tubuhnya yang dingin akibat udara pagi hari.
Gadis itu mengenakan monokini biru langit yang sedikit terbuka di bagian kedua sisi pinggangnya.
Tentu saja hal itu menarik perhatian para pria yang tergoda dengan tubuh moleknya. Tapi Belle tak peduli, semua kecantikannya hanya untuk dirinya sendiri, bukan untuk menggoda para pria.
Sejujurnya, ia pasti akan dimarahi Xavior jika tahu pergi tanpa izin ke pantai dan malah mengenakan pakaian seperti ini. Tapi, ayolah?! Ini pantai, tidak mungkin memakai baju tertutup ke tempat ini.
Puas berjalan-jalan, Belle perlahan masuk ke dalam air. Menyesuaikan suhu tubuhnya dengan suhu air yang tak terlalu dingin.
Ia menggerakkan kakinya, menyeimbangkan tubuh. Menelusuri air laut dengan kawanan hewan-hewan cantik yang sesekali lewat disana.
Merasa cukup, Belle mengambil oksigen. Merapikan rambutnya yang telah basah kuyup dengan kedua telapak tangan. Gadis itu selalu cantik bahkan tanpa makeup apapun.
Belle beranjak dari sana, mengganti pakaiannya di tempat yang sudah disediakan. Sekarang tak mungkin kan ia pulang hanya mengenakan pakaian ini?!
Setelahnya ia mengendarai mobil berlogo BMW dengan gaya convertible tersebut. Membiarkan udara sejuk mengeringkan rambutnya yang masih setengah basah.
Di antara jalanan yang lengang, Belle memikirkan seseorang. Berharap semoga semuanya tetap baik-baik saja setelah ini.
Bagaimana Maraschino sekarang? Sudah terhitung 5 bulan lamanya pria itu koma. Dan terhitung dari jangka waktu itu Mourabelle tak pernah menjenguknya.
Meskipun setelah diselidiki, apa yang dialami Maraschino adalah murni kecelakaan. Pria itu mengalami masalah pada rem yang blong. Sebelumnya, sopir Maraschino yang mengecek mobil itu mengatakan jika mobil yang dikendarai pria itu memang sering mengalami masalah.
Namun Maraschino menolak membuang atau memberikan mobil itu ke orang lain, karena mobil itu memang hadiah pemberian dari seseorang yang entah siapa.
Mourabelle tanpa sadar tersenyum, meski matanya meneteskan air mata kerinduan. Tak ada yang bisa menggambarkan betapa rindunya gadis itu pada seorang pria yang berstatus sebagai tunangannya tersebut.
Tangannya yang kosong bergerak menyalakan musik. Setidaknya untuk menghiburnya, meski tak bisa menutup rasa rindunya.
999 dari Selena Gomez memiliki arti yang dalam terhadap seorang wanita yang ingin mengatakan sesuatu pada seseorang namun tak bisa.
Dan inilah yang terjadi pada Mourabelle, ia ingin mengatakan sesuatu pada Maraschino, menemani pria itu sepanjang waktu hingga terbangun dari tidurnya.
Satu bulan lagi, maka semuanya akan terjadi. Belle akan segera menemui pria itu, menjaga dan menemaninya satu bulan lagi.
Gadis itu memilih menjalani setengah masa rehabilitasinya di Barcelona, Spanyol. Tempat yang menjadi saksi pertama kali ia bertemu dengan Maraschino.
Mourabelle memarkirkan mobilnya di garasi yang sudah dibuka otomatis. Menaruh kunci, ia berjalan keluar. Menghampiri Xavior yang tengah memberikan makanan pada kucing persia yang baru dibeli pria itu.
Belle ikut duduk disampingnya, mengambil alih kucing bernama Ezea tersebut.
Gadis itu cukup menyadari tatapan tajam pria disampingnya. Ia tahu Xavior pasti marah karena pergi tanpa izinnya.
"Xavior...." Belle memeluk lengan kanan pria itu dan menyandarkan kepala di pundaknya.
Pria itu masih tak meliriknya sama sekali, Belle rasanya ingin tertawa melihat tingkah lucu Xavior-nya.
"Xavior...." panggilnya lagi.
Mourabelle gemas, ia menggigit kecil pipi Xavior. Membuat sang pemilik pipi sontak menatapnya. Saat tatapan mereka akhirnya bertemu, Belle mengecup sekilas bibir pria itu.
Xavior mendengus kesal, "Jangan lakukan itu lagi padaku."
Seakan tuli, bukannya menurut Mourabelle justru semakin gencar mengecup bibir lembut yang masih kemerahan itu.
Xavior tidak pernah merokok. Berbeda dengan dirinya yang meski seorang wanita namun sudah merasakan tembakau yang membuat kecanduan itu.
Beberapa detik, Xavior menjauhkan wajahnya. Kemudian berlalu masuk dari sana, meninggalkan Belle yang tertawa puas melihat rona merah di telinga pria itu.
Belle menyusulnya, melihat Xavior yang tengah sibuk memasak. Gadis itu duduk di meja pantry, menunggu Xavior yang lebih tampak seperti menghindarinya.
Sambil menggigit potongan apel merah yang telah dicucinya, Belle beranjak berdiri disamping pria itu.
"Kapan aku bisa menemui Maraschino?"
Xavior kali ini menatapnya, menghela nafas pelan. "Satu bulan lagi."
Mourabelle mengerucutkan bibirnya, "Apa aku tak bisa menemuinya sekarang?"
"Tidak." balas Xavior singkat.
Belle hampir terkekeh, namun masih bisa ia tahan. "Aku bosan dan sahabatku ini malah hanya berdiam diri tanpa mengajakku jalan-jalan."
"Sea, kau harus sembuh total. Lagipula ini hanya tersisa satu bulan lagi kan? Bersabarlah, setidaknya kau masih menerima kabar tentang perkembangan kesehatan Maraschino setiap minggu." jelas Xavior, menangkup wajah cantik itu dengan tangannya.
Mourabelle tersenyum, membawa tangan itu dan mengecupnya sekilas. "Baiklah."
Xavior ikut tersenyum, ia membawa gadis itu dalam pelukannya. Ia tahu, Belle pasti sangat merindukan pria itu. Dan Xavior justru senang Belle mencintai pria yang tepat.
"Meskipun aku sudah bertemu dengan Maraschino nanti, berjanjilah padaku untuk tidak pergi lagi, Xavior." ucap Mourabelle dalam pelukannya.
Pria itu terdiam sesaat, senyumnya sempat luntur. Saat Belle mendongak menatapnya, Xavior kembali tersenyum. "Aku berjanji untuk tidak pergi lagi, jika aku memang ditakdirkan untuk selalu disisimu."
Mendengar hal itu, Belle mengurungkan niatnya untuk berbicara kembali. Gadis itu mengecup pipi Xavior sekilas kemudian berlalu dari sana, menaiki tangga ke kamarnya.
Sementara Xavior masih menatap nanar pada punggung yang perlahan tertutup pintu tersebut. Mourabelle adalah gadis yang sangat rapuh, namun dengan beberapa alasan ia tetap bertahan hidup.
Setidaknya gadis itu memiliki keluarga yang menyayanginya, sahabat yang selalu menjaganya dan pria yang mencintainya sepenuh hati.
Tidak ada alasan bagi Mourabelle untuk mengakhiri hidupnya begitu saja jika semuanya masih punya arti yang bermakna.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZMATAZZ (REVISI)
Teen Fiction"Ada miliaran orang dan kamu hanya mengincarku?" Mourabelle. "Karena dari miliaran orang, hanya kamu yang mengacaukan diriku, lady Odysea." Maraschino. *** Menjadi putri dari keluarga Odysea-Salvatore yang terkenal akan pengaruhnya di dunia bisnis...