Brakk!!Tubuh ringkih gadis kecil itu didorong kuat hingga kepalanya mengeluarkan segaris luka akibat terantuk ujung meja kaca yang tajam.
Pandangan matanya terlihat kosong. Gadis malang itu tak bisa melawan semua ketidak adilan dalam hidupnya.
"Sialan! Bersihkan semua ini dan jangan berharap kau bisa menikmati makan malam!" teriak seorang wanita tua setelahnya menginjak tangan kecil nan halus itu.
Gadis kecil itu mengaduh, namun tetap saja. Tak ada satupun air yang jatuh dari mata caramelnya. Tidak...
Karena dia sudah kehabisan air mata. Sudah terlalu banyak yang ia habiskan hingga kini semuanya seakan sudah sangat biasa.
Ya. Ia terlalu terbiasa merasakan penderitaan dan luka.
Hingga kepalanya menunduk, menatap sebuah kepala yang tak henti mengeluarkan darah segar. Kemudian pandangannya beralih, melihat tubuh yang terpisah-pisah tersebut menyebar di ruangan beraroma anyir.
Dengan tangan kecilnya yang terluka, gadis itu memungut kepala serta potongan tubuh dari seseorang yang baik hati itu.
Membawanya ke halaman belakang rumah dan menuangkan minyak tanah. Meraih korek, gadis itu menyalakan api dan membakar tubuh tersebut.
Disaat anak perempuan seusianya memegang boneka, Belle kecil justru memegang korek untuk membakar hal yang sering berbaik hati padanya.
Usianya hampir menginjak 8 tahun, ketika sebuah tragedi menimpanya.
Musuh Odysea Salvatore yang berhasil menipu semua keluarga terpandang itu. Belle kecil menyaksikan semuanya, ketika seluruh tubuh keluarganya nampak tak bergerak serta penuh percikan darah.
Belle kecil diseret paksa, dibawa entah ke tempat apa sebab matanya yang terus ditutup kain hitam.
Ia terjebak dalam kegelapan yang begitu nyata. Sekeras apapun gadis itu berteriak, hanya ada pukulan dari besi panas yang mengenai punggungnya.
Ia tak berdaya dengan tubuh mungilnya. Senyaring apapun isak tangisnya, hanya akan membuat kepalanya terus dihantamkan ke dinding yang penuh darah.
Seiring waktu, sampai usianya 9 tahun. Belle kecil dipindahkan ke suatu tempat, yang pada awalnya akan menjadi harapannya untuk keluar dari kegelapan.
Wanita tua itu menolongnya, mengobati lukanya. Dan lagi-lagi ia ditampar kenyataan.
Bahwa orang yang ia pandang penuh harap nyatanya hanya memberikan luka baru yang lebih menyakitkan.
Psikopat yang tak memiliki otak, begitulah pada akhirnya wanita tua itu menjadi.
Setiap harinya, ada orang baik yang dibunuh sedemikian sadisnya. Belle kecil yang harus selalu memuntahkan isi perutnya yang hanya terisi air.
Gadis kecil itu yang harus membersihkan semua hal yang tak pantas ia saksikan.
Jika ia melawan, maka hanya ada sekujur tubuhnya yang semakin ringkih disiram ribuan luka.
Tak ada asupan yang masuk pada tubuhnya yang ringkih dan semakin kurus. Bahkan beberapa kali, ia terpaksa memakan makanan sisa dari piring kotor di pencucian atau membongkar sampah untuk menemukan sisa cemilan.
Tiada hari tanpa siksaan yang dirasakan gadis kecil nan malang itu.
Sejak itu, pandangannya selalu kosong. Sedikit demi sedikit, sosok Gnarly yang menemaninya dalam kesepian dan kegelapan membuat gadis itu terbiasa.
Tepat 10 tahun, Belle kecil merayakan hari ulang tahunnya dengan bintang yang menghiasi malam.
Memberikannya kesempatan untuk sekadar melihat apa itu dunia yang lebih indah diatas sana.
Bintang jatuh yang begitu indah membuat Belle kecil berjalan menjauh hingga tubuhnya menabrak seseorang.
Seseorang yang menjelma menjadi malaikatnya...
"Hai! Kenapa kau sendirian malam ini?" tanya anak laki-laki itu dengan raut wajahnya yang begitu menenangkan.
Tanpa sadar, gadis malang itu memeluk sosok tersebut. Dengan begitu erat. Bukannya protes, justru ia mendapatkan usapan yang nyaman dari punggungnya yang terluka.
Entah bagaimana, ia yang sudah berhenti mengeluarkan tangisan sejak lama kini menunjukkan semuanya.
Menunjukkam betapa rapuhnya gadis kecil yang malang itu...
Anak lelaki tersebut melonggarkan pelukannya, kedua tangannya bergerak menghapus air mata yang terus mengalir deras.
"Berceritalah denganku jika kau mau." ucapnya seraya menatap dalam mata caramel tersebut.
Belle kecil semakin terisak, menumpahkan segala kisah hidupnya yang tak seharusnya dirasakan. Hingga setiap malamnya, ia pergi ke tempat tersebut dan bercerita tentang segalanya. Membagi kisahnya pada seorang anak lelaki dengan wajah serta hati seperti malaikat itu.
"Aku Arnius Xavior Oshe. Kau bisa memanggilku Xavior. Namamu?"
"Xavior....namaku Mourabelle Gnarly Odysea. Panggil aku Belle."
"No. Sepertinya aku akan memanggilmu Sea. Karena kau itu cantik seperti laut."
"Aku tidak mau dipanggil Sea. Xavior dan Sea itu nama yang tak cocok!"
"Kita adalah dua orang yang dipasangkan oleh Tuhan, Seavior. Kau suka singkatan itu?"
"Mulai sekarang, kau adalah laut yang menjadi tempat favoritku untuk melampiaskan rasa rindu pada ibu. Dan aku adalah penyelamatmu yang akan selalu menjaga dan melindungimu, Xavior."
Disaat usianya yang ke 12 tahun, perlahan-lahan wajah ceria yang menenangkan itu mulai pudar. Tapi ketika ia ingin bertanya mengapa, gadis kecil itu ditemukan keluarganya.
Membuat kisahnya dengan si malaikat penyelamat terhenti.
Meskipun Belle beruntung, saat ia sudah duduk di bangku sekolah menengah pertama. Saat 14 tahun, ia bertemu kembali dengan sosok Xavior yang masih sama.
Disisi lain, ia menyukai seorang lelaki bernama Maraschino Blaquer yang telah menjadi kesepakatan bisnis dua keluarga untuk memperbesar kekuasaan mereka yang sempat jatuh.
Tidak ada yang berubah, kecuali waktunya yang mulai berkurang bersama Xavior. Meskipun Belle masih melihat Xavior yang sama dengan senyumannya, hanya saja tatapan mata itu berbeda.
Suatu hari pertunangannya dengan Maraschino digelar dengan baik.
Hingga mulai saat itu, Belle merasakan ada sesuatu yang sudah berubah melihat ketidakhadiran Xavior yang mulai jarang terlihat.
Dua hari setelah pertunangannya, gadis itu dibawa sekelompok remaja berandalan yang berniat melecehkannya. Ia ditampar berkali-kali hingga trauma akan masa kecilnya kembali.
Saat Belle benar-benar tak berdaya, sekali lagi malaikat penyelamatnya datang. Xavior menyelamatkannya, namun sekaligus mengorbankan nyawa yang berharga untuk gadis yang terlampau berharga baginya.
Setelah semua siksaan, trauma, luka, kesakitan yang Belle dapatkan. Pada akhirnya ia terkena hilang ingatan jangka pendek. Dan melupakan satu hal, yaitu pertunangan spesialnya hingga saat ini.
Ketika usianya sudah 18 tahun. Hari demi hari, setiap malam Belle akan menangis. Mengingat kepergian malaikatnya, seorang Xavior yang pergi untuk selamanya.
Selama 4 tahun lamanya, gadis itu terpaku dalam kerinduan yang tak dapat dijelaskan...
Kerinduan pada seorang Arnius Xavior Oshe yang tersimpan rapat dalam hati terdalamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZMATAZZ (REVISI)
Teen Fiction"Ada miliaran orang dan kamu hanya mengincarku?" Mourabelle. "Karena dari miliaran orang, hanya kamu yang mengacaukan diriku, lady Odysea." Maraschino. *** Menjadi putri dari keluarga Odysea-Salvatore yang terkenal akan pengaruhnya di dunia bisnis...