Mourabelle menatap pemandangan luar dari balkon kamarnya yang terletak di lantai tiga. Menyusuri setiap jalan dari bawah yang nampak kecil. Ia tersenyum saat terpaan sinar matahari yang lembut mengenai wajah cantiknya.Angin pagi yang segar sesekali meniup anak rambutnya. Hingga rambut pirang itu terlihat seperti cahaya yang menyala dibawah matahari.
Kulit putih pucatnya nampak berkilauan. Sampai sepasang manik mata caramel itu terbuka dengan bulu mata lentiknya, Belle membalikkan tubuhnya.
Gadis itu tersenyum lebar saat menemukan sang kakak tengah bersandar diambang pintu kamarnya.
"Archie!!!" panggilnya lalu segera tenggelam dalam pelukan hangat itu.
"Kapan kau pulang?" tanya Belle masih dalam pelukan kakaknya.
Archeille terkekeh, "Baru saja, baby B." Mourabelle mengerutkan keningnya, "Berarti kau langsung kesini dari bandara?"
"Bagaimana sekolahmu, hm?"
Belle mendecak, "Archie, aku bukan anak-anak lagi sampai harus bercerita tentang sekolahku."
"Baby B, bagiku kau tetaplah menjadi seorang adik kecil yang cengeng." Archeille meledeknya, membuat Belle memukul lengan kanan kakaknya itu.
Kedua pipi Belle dicubit gemas. Bagi Archeille, adiknya itu terlihat seperti boneka yang imut tanpa makeup seperti ini.
"Setelah ini aku harus menemui seseorang, baby B." Belle melepaskan pelukannya.
"Klienmu juga?" tanyanya.
Archeille mengeluarkan sebuah revolver merah keemasan, dengan ukiran nama seseorang dan menaruhnya keatas meja. Tak luput dari perhatian Belle yang kini ikut duduk di sofa kamarnya, gadis itu meneliti nama siapa dalam revolver sekelas Desert Eagle tersebut.
'Mourabelle G. Odysea'
Seketika, segaris senyuman manis mengembang di wajah cantiknya. Mourabelle mencium pipi kakaknya sesaat lalu mengambil revolver itu dengan mata berbinar.
Archeille lagi-lagi terkekeh, merasa lucu dengan tingkah adik kesayangannya. "Do you like it?"
Belle mengangguk senang, "Gracias, Archie."
"Bersiaplah, kita akan mencobanya. Itu ku buat khusus untukmu." Archeille berlalu dari kamarnya. Belle tersenyum semakin lebar, sepertinya lain kali dia juga harus meminta sebuah revolver berwarna pink.
Gadis itu melangkah ke arah lemari kaca di dalam ruangan lain di kamarnya. Setelah sensor mata dan sidik jari berhasil, ia membuka pintu kaca itu.
Jika dilihat dari luar, lemari itu terlihat kosong. Namun jika pintu lemari dibuka, maka baru akan terlihat isinya. Lemari itu dirancang khusus untuk setiap anggota keluarga Odysea Salvatore. Agar rahasia mereka masing-masing terjaga dengan baik.
Terlihatlah puluhan revolver berbagai jenis dan warna. Hanya satu hal yang menyamakan semuanya, yaitu nama Mourabelle yang terukir dengan indah berwarna keemasan.
Menandakan sebuah keanggunan serta kekuasaan yang tinggi.
Ia menaruh revolver barunya di rak atas. Kemudian mengambil salah satu senjata api lain di rak paling bawah. Raging Bull hitam yang sudah lama tak ia gunakan.
Setelahnya, Belle menaruh revolver pemberian kakaknya dan Raging Bull itu dalam satu kotak berukuran sedang.
Dalam ruangan walk in closet nya, Mourabelle memilih mengganti pakaiannya dengan crop top hijau serta celana cargo hitam.
Belle lalu turun kebawah. Menghampiri kakaknya yang sudah menunggu di mobil jeep-nya.
Selang 40 menit, Archeille merangkul pinggang adiknya yang hanya setinggi lehernya. Seketika, semua orang disana mengalihkan perhatiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAZZMATAZZ (REVISI)
Novela Juvenil"Ada miliaran orang dan kamu hanya mengincarku?" Mourabelle. "Karena dari miliaran orang, hanya kamu yang mengacaukan diriku, lady Odysea." Maraschino. *** Menjadi putri dari keluarga Odysea-Salvatore yang terkenal akan pengaruhnya di dunia bisnis...