2.2 - Odysea Salvatore

5.7K 471 30
                                    


Semua pelayan dan bodyguard disebuah mansion menunduk hormat pada kedatangan satu keluarga yang baru tiba dari Madrid, Spanyol.

Di paling depan, terdapat seorang pria paruh baya bersama wanita sebaya disampingnya. Mereka adalah William Salvatore dan Roseanne Odysea, kakek nenek Archeille-Belle.

Di belakang mereka, ada Alexandro Salvatore, pria dengan mata setajam elang, dan wajah tampan yang masih terukir jelas. Disampingnya, sang istri Shakiera Odysea. Mereka berdua orang tua dari Archeille-Belle.

Terakhir, paling belakang. Mereka berdua adalah orang yang kalian kenal, yang merupakan pewaris keluarga Odysea Salvatore. Dia, Archeille Salvatore dan Mourabelle Odysea.

Sampai di ruang keluarga, mereka semua duduk di masing-masing sofa. Keheningan masih bertahan saat para pelayan mengantarkan teh chamomile hangat.

Sang kakek melakukan gerakan isyarat agar seluruh bodyguard di ruangan keluar. Sesaat, Archeille dan Belle saling berpandangan.

"Kau tidak mengalami kesulitan atau masalah sejauh ini, Archeille?" tanya sang kakek dengan nada penuh intimidasi.

Archeille menatap kakeknya dengan mata sehitam malam, menurun dari ayahnya. Masih dengan raut wajah datarnya seperti biasa, "Tidak kakek. Aku bisa menangani semuanya sekarang."

Kakeknya terkekeh pelan seraya mengangguk. Kemudian pandangannya beralih pada cucu perempuannya, Mourabelle.

"Moura sayang, kakek ingin memberitahu hal penting untukmu."

"Ayah dan ibumu harus mengurus perusahaan kita di Indonesia. Dan otomatis, kami khawatir jika kau hanya sendirian di Spanyol. Kami ingin kau juga tinggal di Indonesia dan melanjutkan sekolah menengah atasmu disana. Kamu tidak masalah, Moura?" jelas kakeknya.

Mourabelle merasakan kehangatan ditangannya, saat menoleh ia melihat kakaknya tengah menatapnya lembut. Dengan tangan kanannya di genggam sang kakak.

Belle tersenyum tipis, "Tidak masalah, kakek."

Selanjutnya, hanya pembicaraan ringan antar keluarga yang terjadi. Sesekali tawa ringan terdengar. Dan bagi Archeille juga Belle, waktu seperti ini adalah yang paling berharga.

Karena mereka bisa berinteraksi layaknya keluarga pada umumnya.

Odysea Salvatore, keluarga konglomerat terpandang di Spanyol, Italia dan Indonesia. 3 negara itu pasti mengenal keluarga ini. Keluarga yang jauh dari sensasi dan kabar buruk.

Berawal dari tradisi keluarga dimana marga ibu juga digunakan, sampai sekarang masih berlaku. Jika anak laki-laki, maka menggunakan marga ayah, Salvatore. Dan jika anak perempuan, maka memakai marga ibu, Odysea.

Untuk itulah keluarga ini menjadi Odysea Salvatore.

Dengan ratusan perusahaan yang berjaya di tiga negara tadi, mereka berhasil menjadi salah satu keluarga terkaya di dunia.

Di Indonesia, terdapat perusahaan yang bergerak di bidang industri. Dan di Spanyol, merupakan perusahaan teknologi. Namun lebih mengarah ke produksi ponsel pintar, gadget, dan laptop.

Sementara di Italia, seluruh perusahaan disana berada dalam kuasa Archeille. Perusahaan disana bergerak pada dua bidang, otomotif dan senjata api.

"Kakek, nenek, ayah, ibu, aku pamit ingin beristirahat ke kamar." ucap Belle seraya berdiri.

Setelah mendapat izin, ia berlalu dari sana. Diikuti oleh Archeille, yang malah ikut-ikutan ke kamar adiknya itu.

"Kakak! Kau punya kamar, kenapa harus kesini?!!"

"Karena aku ingin." balas Archie singkat. Mengabaikan sang adik yang nampak kesal.

Mourabelle menyandarkan punggungnya, seraya meluruskan kakinya diatas kasur king size miliknya. Kamar bertema putih-pink itu selalu mengeluarkan aroma permen dan coklat yang segar. Karena semua hal itu merupakan favorit Belle sejak kecil.

Archeille mendekat, lalu berbaring diatas paha sang adik. Belle hanya melirik kakaknya sekilas lalu tangannya bergerak mengusap rambut hitam legam Archie.

Archeille tersenyum. Ia berbalik, memeluk pinggang Belle dan menenggelamkan wajahnya menghirup aroma vanilla gadis itu di perut rata sang adik.

Itu kebiasaan Archie sejak kecil, dan Belle tak pernah mempermasalahkannya. Selagi tidak diluar batas, maka ia akan biasa saja.

"Archie, apa kau tak berniat mencari kekasih baru?" tanya Belle membuka pembicaraan.

Sesaat, Belle sempat menggeliat geli merasakan terpaan nafas hangat dan kekehan kakaknya itu di permukaan perutnya yang terbuka karena ia hanya menggunakan crop top dan celana denim pendek.

"Baby B, semakin kau dewasa, kau akan mengerti kalau mencari pasangan adalah hal yang tak bisa dijadikan main-main semata." jelas Archeille.

Belle hanya menganggukkan kepalanya, lalu kembali fokus pada sebuah drama terbaru yang menampilkan Manu Rios, pria yang baru-baru ini menjadi favorit para perempuan.

Archeille duduk sebentar, hanya untuk melepas kaos hitam yang melekat pas ditubuh atletisnya. Menyisakan celana denim panjangnya.

Ia kembali berbaring dipaha Belle, lalu mulai memejamkan matanya yang terasa lelah.

Belle meliriknya sesaat, menemukan tatto dua ular yang saling membelit dari bahu hingga perut sixpack nya. Itu adalah lambang keluarga Odysea Salvatore.

Terdapat ular hitam bergaris keemasan dan ular merah bergaris silver yang saling membelit. Menandakan kekuatan gabungan dari Odysea dan Salvatore.

Seluruh keluarga Odysea Salvatore memiliki tatto dengan lambang tersebut di tubuhnya. Termasuk Mourabelle, ia juga memilikinya. Namun ditempat rahasia, tepat ditengah belahan payudaranya.

"Archie, apa kau sudah tidur?"

"No, baby B. Kau tau kan aku tak terbiasa tidur awal."

Belle tersenyum lebar, "Tapi kau tak punya pekerjaan lain lagi kan?"

Archeille berdeham sebagai jawaban iya. Gadis itu lalu melirik jam diatas nakas yang menunjukkan pukul 11 malam.

"Archie....ayo jalan-jalan!!!"

Pria itu mendecak pelan, adiknya selalu manja meski sudah beranjak dewasa. "Baby B, ini sudah malam. Dan kakek nenek ada disini, kita akan dimarahi jika keluar malam atas hal tak penting."

Mourabelle merengut kesal. Kapan lagi ia bisa memanfaatkan waktu bersama kakaknya? Archeille terlalu sibuk jika sudah kembali ke Italia.

Terjadi keheningan selama beberapa menit, hingga decakan Archeille kembali terdengar. "Ckk...baiklah. Kita akan jalan-jalan."

Mendengar kalimat yang terlontar dari Archie membuat wajah murung Belle berubah ceria dalam sekejap.

"Yeayy!!!" soraknya senang. Persis seperti anak kecil yang kesenangan.

Terlebih, suara Belle yang terdengar seperti anak kecil namun terkesan seksi membuat kakaknya itu mencium ujung hidung mancungnya yang kecil sekilas.

Tak butuh waktu lama, mereka berdua sudah siap dengan jaket kulit hitam yang serasi.

Archeille sudah meminta izin pada ibu mereka tadi yang kebetulan ada urusan di dapur.

Ia terkekeh melihat Belle yang terus menarik-narik tangannya. Kemudian, pandangannya dengan teliti mencari kunci motor Harley Davidson yang akan dikendarai Archie.

Pria itu sengaja menggunakan motor atas permintaan Belle agar lebih leluasa menikmati malam.

Sedikit menaikkan kecepatan dalam batas normal, lagi-lagi Archeille terkekeh melihat ekspresi Belle yang kesenangan dari kaca spion motornya.

Tangan kecil Belle melingkar diperut Archie, memeluknya. Kepalanya ia sandarkan dibahu pria itu. Belle tersenyum manis, merasakan kenyamanan sesaat.

Dalam hati, diam-diam Archeille berjanji. Dia akan selalu menjaga adiknya ini, apapun yang terjadi.

Sementara Belle, ia selalu siap. Menjadi karma untuk orang-orang yang berani menyakiti kakaknya.

Hola, readers.

Kali ini, biar aku perjelas lagi. Pertama, kakek-nenek mereka itu orang tua dari pihak ayah. Sementara kakek-nenek dari pihak ibu berada di Swiss.

Kedua, ayah Archie-Belle memiliki darah campuran Spanyol-Italia. Sementara ibunya berdarah campuran Spanyol dan Indonesia.

RAZZMATAZZ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang