23.23 - I'm Yours

2.4K 200 23
                                    


Setiap langkahnya, setiap nafas yang tersisa, setiap kata yang diujung raga. Semuanya dipersembahkan Mourabelle untuk satu belahan jiwanya, Maraschino.

Sesaat, semuanya terasa berhenti ketika gadis itu memandang ke dalam kaca dinding ruangan rawat tersebut.

Alat-alat penunjang kehidupan yang tersisa setengah itu berada disana. Terpasang hampir di seluruh tubuh atletis yang kini terbaring lemah itu.

Tepatnya 16 jam yang lalu, Maraschino dikabarkan mengalami kecelakaan antar mobil dan sejumlah motor. Mobilnya rusak tak berbentuk. Sementara pria itu terpental sejauh 30 meter hingga menabrak pembatas jalan.

Sungguh keajaiban, Maraschino masih bisa diselamatkan dan melewati masa kritisnya. Meskipun ia harus melewati masa koma yang entah sampai kapan berakhirnya.

Belle menarik nafasnya dalam. Ia membuka pintu perlahan, kemudian berjalan dengan seulas senyuman sendunya.

Kursi disamping sofa, kini dipindah ke samping brankar. Belle tersenyum kecil, ia mengecup tangan kiri Maraschino yang terdapat bekas luka goresan.

"Hey, Savaric! Kau ternyata adalah pria Albania yang menaklukan arena jalan kematian itu kan. Maaf karena sebelumnya aku tak mengingat apapun tentangmu."

Mourabelle terkekeh hambar, ia terus mengecup lengan kekar itu seraya menatap dalam wajah tampan yang terbalut kasa tersebut.

"Meskipun pertemuan kita terbilang singkat, aku justru merasa malu karena hatiku tak sebaik dirimu. Aku...hanya merasa tidak pantas jika bersamamu dengan dosa yang menempel dikedua tanganku."

Pandangannya menerawang, mengingat saat-saat manis dengan Maraschino yang rasanya baru hari kemarin terjadi.

Mourabelle kembali tersenyum, setetes air mata jatuh. "Jika aku punya kesempatan, aku hanya meminta dua hal pada Tuhan."

"Pertama, aku ingin kau baik-baik saja setelah ini. Dan terakhir, jika kesempatan kedua datang padaku...aku hanya ingin menjadi wanita yang pantas mendampingi disisimu."

Air matanya semakin mengalir deras, Belle menutup mulutnya. Menahan isakan sakit yang terpendam dihatinya. Meredam semua hal yang mungkin saja tak akan disukai Maraschino jika melihatnya.

Semua bayangan kebersamaan mereka tiba-tiba mengelilingi pikirannya. Memori manis yang selalu diciptakan pria itu, satu-satunya, hanya dan cuma seorang Maraschino Blaquer Savaric.

Bolehkah ia egois? Meminta satu kesempatan hidup lain pada Tuhan.

Mourabelle mengecup tangan itu lama, hingga pada akhirnya ia meletakkan tangan itu dengan hati-hati.

"Bye, Savaric! Aku mencintaimu lebih dari yang kau tahu. Dan jangan lupa, sampai akhir hidupku...aku hanya milikmu."

"Mourabelle Gnarly Odysea hanya milik seorang Maraschino Blaquer Savaric..."

Keluar dari ruangan, borgol terpasang kuat dilengan nya. Mourabelle menyerahkan dirinya, untuk menebus semua kesalahan yang dilakukan jiwa lain dirinya.

Sepanjang langkah, gadis itu memandang lantai dengan tatapan kosong. Matanya memerah bengkak. Semua teriakan serta tangisan dari keluarganya seakan hanya angin lalu bagi Belle.

Karena kejahatan tetaplah kejahatan. Apa yang kau lakukan, itulah yang akan kau dapatkan.

Mourabelle hanya terdiam, merasakan angin malam yang masuk dari jendela mobil kepolisian. Dalam hatinya, terus merafalkan doa agar pria yang ia cintai bisa selamat dari kematian yang sewaktu-waktu menghadang.

Tanpa berpikir atau merasa ketakutan bahwa mungkin saja ia yang akan kehilangan nyawanya.

Entahlah, biarkan esok hari menjadi penentu...

Apakah kematian akan datang, atau suatu kesempatan untuk hidup lebih pantas yang ia dapatkan.

Ketika sinar matahari masih berada dipertengahan, sebuah sidang yang penuh konflik digelar.

Mourabelle berdiri disana. Sebagai terdakwa atas kasus dua pembunuhan sekaligus. Bahkan menurut pengakuannya sendiri, ia juga adalah penyebab kematian satu orang.

"Saudari Mourabelle Odysea, dinyatakan sebagai terdakwa atas kasus pembunuhan berencana terhadap dua korban sesuai dengan tindak pidana pada pasal 340 KUHP. Maka terdakwa dijatuhkan vonis hukuman mati."

Hakim mengangkat palu, akan mengetuk nya sebelum sebuah suara menghentikannya.

"Tunggu, yang mulia!"

Archeille memberikan sebuah berkas pada pengacara Belle. Nafasnya terengah-engah, sebab takut jika ia bisa saja terlambat menyerahkan bukti yang bisa membuat adik kesayangannya selamat dari hukuman mati.

Pengacara tersebut membaca sebentar, kemudian menyerahkan pada salah satu panitera dalam persidangan. Setelah diperiksa, berkas tersebut kini berada di tangan hakim.

Bisik-bisik orang-orang terdengar sesekali. Sementara keluarga Belle berharap gadis itu bisa lolos dari hukuman berat.

Daniella, adik Natashia serta sahabat kecil Xavior berada di sidang ikut kebingungan. Sebentar lagi wanita itu juga akan dipenjarakan sebab kasus penculikan dan percobaan pembunuhan pada Mourabelle.

Setelah diskusi singkat, hakim tersebut berdeham. Kembali membuka suara, "Atas laporan dari pihak penyidik. Terdakwa mengalami kelainan mental yaitu gangguan stres pasca trauma, gangguan kepribadian ambang serta gangguan identitas disosiatif."

"Sesuai pasal 44 ayat 1 KUHP yang berbunyi 'Tiada dapat dipidana barangsiapa mengerjakan suatu perbuatan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kepadanya, sebab kurang sempurna akalnya atau sakit berubah akal'."

"Terdakwa Mourabelle Odysea dibebaskan dari vonis hukuman mati. Dan akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut serta rehabilitasi dalam kurun waktu satu tahun."

Archeille beserta kakek-nenek dan orang tua Mourabelle menghela nafas lega. Mereka mengucap syukur dalam hatinya, begitupun gadis yang dikatakan sebagai terdakwa tersebut.

Memang benar, Belle tak sadar dengan apa yang ia lakukan karena kepribadian ganda nya. Trauma dan gangguan lain menyebabkan mentalnya cukup terganggu.

Mourabelle meneteskan air mata bahagia, ia bersyukur diberi kesempatan kedua ketika kematiannya sudah didepan mata.

Mulai hari ini, hingga satu tahun ke depan. Mourabelle akan menjalani rehabilitasi atas gangguan mental yang dialaminya.

Dan ia berharap, kesempatan itu bisa menjadi awal dari hidup yang lebih baik bersama Maraschino-nya.


RAZZMATAZZ (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang