Dua Puluh Empat

278 14 0
                                    

Sinta memandangin anak satu-satunya yang paling ia sayang, terbaring lemah dengan banyak infusan.

"Buka mata kamu sayang."

Tiba-tiba, dokter datang memasuki ruang rawat Zikra "Maaf, saya ingin memberi tahu dua kabar, kalo anak Ibu membutuhkan tiga kantung donor darah."Ucap Dokter.

"Dan yang kedua, stok darah di rumah sakit ini sedang kosong."

"Saya bisa donorin dok."

"Baik, Ibu tinggal cari dua pendonor lagi, nanti bisa datang ke ruangan saya."Ucap Dokter. "Kalo gitu, saya permisi."Lanjutnya dan pergi dari ruang rawat.

Sinta mengangguk, dan ia segera mengambil handphone yang tergeletak di nakas sebelah brankar Zikra. Untuk menelpon Ayahnya.

~♥~

Ayah Leo bersedia untuk mendonorkan darahnya, dan mereka Sinta dan Leo baru selesai di ambil darahnya oleh dokter.

"Cari satu pendonor lagi ya."Ucap dokter. "Keadaan anak Ibu dan Bapak sudah mulai membaik, kalo gitu saya permisi."Lanjut dokter dan melangkah pergi.

"Terima kasih dok."Kata Sinta dan di angguki dokter.

Setelah dokter sudah tidak kelihatan lagi, Sinta memulai pembicaraan.

"Yah, kita jenguk Umminya Zahwairah yuk."

"Emangnya kenapa?."

"Di rawat Yah."

"Dimana?."

"Disini juga, di ruang rawat umum di lantai bawah no 14."

"Oh, ya udah ayo."Ucap Leo. "Tapi, Mama telpon Rasyah buat jagain Zikra."Lanjutnya.

"Kenapa Rasyah? Kan ada suster? Kenapa engga pang-"

"Suster cewek dan Zikra cowok, Ayah engga mau Zikra di pandangin gratis sama susternya."Potong Leo terkekeh.

Sinta mendengus "Giliran anak di protektif-in giliran Mama?!."Sinta cemberut.

"Kata siapa engga protektif, Mamanya aja yang engga peka."

"Tau ah gelap."

"Terang gini Ma."

Sinta melotot sebal "Diem bisa engga Yah."Akhirnya Sinta menelpon Rasyah dan Leo hanya terkekeh melihat tingkah istrinya.

Sudah tua masih berjiwa muda.

~♥~

Yuk vote!!!! Komenn!!! Share!!!! Dan satu lagi follow!!!!

Wajib semuanya hehe!


Ta'aruf With You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang