Tiga Puluh Empat

252 13 0
                                    

"Gue engga yakin, kalo lo bisa jaga adek gue."Ketus Zayn.

Zikra berusaha sabar "Zayn, ayolah... Itu masa lalu, dan ini sekarang masa depan gue."Zikra mengsedih.

"Masa depan lo?."Zayn tertawa mengejek. "Apa lo engga mikir masa depan gue? Lo, lo engga bisa jaga Zeya, lo ingkar janji Bar."Marah Zayn.

"Itu semua udah takdir Zayn."

"Takdir lo bilang?!."Zayn menujuk Zikra. "Kalo lo jagainnya bener juga Zeya masih hidup."Gertak Zayn.

"Gue mohon Zayn, jangan egois."

"Egois?!. Yang egois lo apa gue?!."Tunjuk Zayn lagi. "Gue rasa lo yang egois."

"Please, Zayn. Masa lalu ya masa lalu, masa sekarang ya masa sekarang, gue tau gue salah tapi, itu emang udah takdir."

Zayn tertawa mengejek "Gue engga akan pernah sudi kalo adek gue nikah sama pembohong kaya lo."Tegas Zayn.

"Gue tau semua tentang lo, dan lo engga sebaik yang adek gue kira, gue tau lo itu kaya apa Bar."

"Gue engga akan sudi jadi ipar lo."

Zikra sudah tersulut emosi "Jaga omngonan lo ya Zayn"Tegas Zikra.

"Lo seharusnya ikhlas, jangan egois. Dulu sama sekarang ya beda."Tegas Zikra.

Zayn maju mendekati Zikra "Engga tau di untung lo."

Bugh...

Zayn membogem wajah Zikra sebelah kanan.

Zikra memegangi pipinya, ia berusaha sabar menghadapi Zayn yang emosian berlebih "Lo tenangin pikiran lo Zayn."Zikra berucap sambil memegangi sudut bibirnya yang sedikit robek.

Zayn sudah mendekati Zikra lagi, ia sudah bersiap membogem Zikra lagi tapi, suara Zahwa, adeknya. Menghentikan aksinya.

"CUKUP BANG."Lerai Zahwa memasuki ruangan.

Zayn menoleh dengan napas tak teratur, melirik Zikra yang memegangi sudut bibirnya.

Zahwa mendekati Zikra "Engga papa mas?."Zahwa khawatir.

"Engga, engga papa."Zikra tersenyum.

"Aku obatin ya?."Tanyanya dan segera mencari kotak P3K.

Tak berapa lama setelah menemukan kotak P3K, Zahwa langsung mengobati ujung bibir Zikra yang sobek.

"Nah, udah."Gumam Zahwa tersenyum, membuat Zikra juga tersenyum.

Zahwa bangkit berdiri "Mas aku pulang ya sekarang?."Tanyanya hati-hati.

Zikra mengangguk "Iya, Zahwairah."Zikra tersenyum.

"Tapi, mas sendirian?."

"Engga, bentar lagi juga Mama dateng."

Zahwa tersenyum "Cepet sembuh ya mas, aku pulang dulu assalamu'alaikum."Pamitnya dan saat berbalik menatap abangnya kecewa.

"Adek kecewa Bang."Ucapnya pelan saat tepat di hadapan Zayn.

Zahwa pergi begitu saja, Zayn menatap sendu adeknya dan buru-buru mengejar langkah Zahwa.

"Hati-hati, Zahwairah, waalaikumus'salam."Jawab Zikra pelan.

"Gagall udah."Gumamnya membuang napas lelah.

~♥~

"Iyo mau beli mainan apa?."

"Itu om, obil-obilan, yang wana meyah."

Rasyah mengambil mobil-mobilan yang warna merah.

Yup, sekarang Rasyah dan Riyo sedang berada di mall, sedang sibuk memilih mainan.

"Apa lagi?."

"Ecim om."

"Yuk."

Rasyah melangkah mendekati tempat berbagai macam es cream, sambil menggendong Riyo.

Tanpa sengaja ia menangkap sosok yang familiar.

Ia pun menghampiri sosok tersebut.

"Dor, Mikacuuu."

"ASTAGFIRULLAH JURIK."

Mika menoleh menatap sinis si pelakunya "LO YA."Kesalnya.

Si pelakunya hanya cengengesan "Mikacuu jalan yuk"Belum dapet jawaban Rasyah langsung menarik tangan Mika begitu saja.

"LO MAU NYULIK GUE YA."

"Stts, diem aja bisa engga."

Riyo yang di gendongan Rasyah hanya menatap bingung "Om ini siapa om?."Tanyanya polos.

"Istri om."Rasyah tersenyum jahil.

"Canci om."Celetuk Riyo.

Rasyah melirik Mika "Iya dong... Istri om Rasyah gitu loh."

Mika menahan kesal "APA LO BIL-"Ucapan Mika di potong cepat oleh Rasyah.

"Udah diem sayang."

Mika akhirnya terpaksa diam dan Rasyah tersenyum kemenangan sedangkan, Riyo ia menatap bingung kedua orang dewasa di hadapannya.

~♥~

Vote, komen, share dan follow yaa🤗🤗

Maaciww luvv😻😻

Ta'aruf With You ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang