Seorang wanita sedang menatap langit di balkon kamar sambil menikmati segelas wine ditangannya. Wanita itu nampak anggun meskipun hanya terlihat punggungnya saja yang bersandar disebuah kursi roda.
"Nona, mereka sudah pergi dari hotel," ucap seorang lelaki yang baru saja masuk dan berdiri di belakang wanita itu. Lelaki itu menggunakan topi bundar yang hampir menutupi seluruh wajahnya.
"Aku melihatnya." Wanita itu mengadah ke bawah memperhatikan mobil hitam yang baru saja keluar dari gerbang hotel.
"Sedikit lagi Nona. Sedikit lagi kau akan sampai pada tujuanmu, usahamu tidak akan sia-sia," ucap Lelaki bertopi.
Bibir merah Wanita itu menyunggingkan senyuman penuh arti. "Terus awasi mereka, terutama bajingan itu."
Lelaki bertopi sedikit membungkukkan badannya. "Baik Nona akan saya lakukan sesuai perintah. Saya juga sudah meminta orang suruhan saya untuk lebih mengawasi mereka disekolah. Tapi Nona-." Lelaki bertopi menjeda kalimatnya.
"Hmm?"
"Anak itu meminta bayaran lebih besar. Bagaimana?" tanya Lelaki bertopi.
"Berikan saja," jawab Wanita itu.
"Satu lagi. Saya sudah menemukan wanita yang mengancam dan memeras anda," kata Lelaki bertopi.
Wanita dengan panggilan 'Nona' itu meneguk wine sampai tidak tersisa setetes pun dari gelasnya. Kemudian berucap...
"Bunuh dia."
🐝🐝🐝
Starla mengaduk-aduk bubur kacang hijau, matanya menerawang jauh pada kejadian di hotel. Segala macam pikiran tentang Bara berkecamuk di otaknya. Apa maksud dari ucapan Bara saat mereka berdansa? Kenapa Bara seperti kesakitan? Dan yang membuatnya semakin kesal adalah Bara tidak menjelaskan apapun padanya.
Della menghela nafas kasar, sedari tadi Della memperhatikan putrinya di meja makan hanya memainkan sendok tanpa memakan makanannya.
"Bubur kacang kamu udah keburu dingin kalo diaduk-aduk terus gitu," ucap Della.
Starla membuang nafas seperti orang yang tak berselera melakukan apapun.
"Kamu ini kaya badan kamu doang ada di sini tapi jiwa kamu entah dimana. Ada apa sih? Kamu putus cinta? Atau marah gara-gara gak dibeliin motor?" Della yang mulai jengah karena putrinya.
"Mamah gak pengertian banget," ucap Starla.
"Bisa gak kita makan di meja makan tanpa ada drama." Arjuna menggelengkan kepala, keluarganya mulai mendrama lagi seperti kemarin-kemarin.
"Kasian Kak Key, punya suami gak punya pengertian," cibir Starla.
Starla melirik ayahnya, Liam. Liam makan sambil fokus dengan iPad-nya.
"Raina, cuma kamu yang pengertian sama Kak Star. Iya kan?"
Raina mengangguk tanpa mengerti maksud Starla.
"Pengertian, pengertian terus yang kamu bahas. Sebenarnya apa yang terjadi sama kamu, sayang?" tanya Della dengan penekanan diakhir kalimatnya.
"Huh... Buburnya dingin jadi gak enak." Starla melahap bubur kacang yang sedari tadi hanya ia aduk-aduk.
Della mendengus mengucapkan segala kata sabar dalam hatinya. "Mama kan udah bilang, buburnya keburu dingin."
"Kak Star. Aku mau ketemu Kakak ganteng," ucap Raina.
"Kakak ganteng?"
"Hu-umm, Kakak ganteng. Kak Bara," jawab Raina.
Seketika mood Starla kembali terhempas. Satu sendok bubur kacang yang siap masuk ke mulutnya ia taruh lagi ke mangkuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
STELLARSHIP
Teen FictionStarla. Seperti namamu yang berarti bintang, kamu adalah setitik cahaya dalam kegelapan. -Bara ___ Aldebaran Leander atau Bara adalah ketua geng bernama Arixon yang di segani di SMA Antariksa bahkan di sekolah lain. Dunianya yang gelap membuat Bara...