STELLARSHIP - 05

364 100 2
                                    

'Hati dan logika seringkali bertolak belakang. Saat logika menerima semuanya, hati justru merasa terluka' -ILYbee

______

Langit tampak gelap dihiasi titik-titik sinar bintang yang berkelap-kelip. Bara melajukan motornya dengan kecepatan di atas rata-rata. Waktu belum terlalu larut malam, Bara sengaja keluar lebih awal karena suasana hatinya sedang tidak baik.

Bara menyipitkan matanya kala melihat seorang pereman yang sedang berusaha merebut tas seorang gadis. Bara sangat mengenal siapa gadis itu Gadis itu adalah Nara, adiknya yang satu ayah tapi berbeda ibu dengannya.

Bara menghentikan motornya dan dengan gerakan cepat, Bara turun dari motor lalu melempar helmnya tepat pada dada pereman yang menggangu Nara. Kemudian Bara berlari dan menghajar pereman itu tanpa ampun.

Bara mencengkeram kerah baju si pereman. "Pergi, lo. BANGSAT!" Bara menghempaskan tubuh pereman itu dengan kasar. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, si pereman berlari terbirit-birit dari tempatnya.

Nara terduduk sambil memukul-mukul dadanya. Napasnya tersengal-sengal, Nara berusaha meraup oksigen tapi hal itu tidak berhasil membuat rasa sesak di dadanya berkurang.

Bara berjongkok di hadapan Nara.
"Heh! Inhaler lo mana?" tanya Bara seraya merogoh tas gendong berwarna pink milik Nara.

Nara menggeleng, ia lupa membawa benda pentingnya. "Lupa," lirih Nara.

"Gila lo! Udah tahu penyakitan, teledor banget sih," gerutu Bara dengan wajah galaknya.

Nara masih bisa mendengar suara Bara, tapi setelahnya kegelapan merenggut kesadaran Nara. Gadis itu pingsan. Bara langsung mencegat taksi yang kebetulan lewat dan menggendong Nara ke dalam taksi. Bara naik ke dalam taksi bagian depan di samping Pak Supir.

"Ke rumah sakit terdekat, pak," kata Bara pada supir taksi.

Bara mengeluarkan ponselnya dari dalam saku jaket.

Nevan

Tolong ambil motor gue di jalan mawar

Lah? Ada masalah?

Ambil aja gak usah banyak nanya

Oke, bos

Bara kembali memasukan ponselnya ke dalam saku jaket. Tidak lama setelah itu taksi berhenti di depan sebuah rumah sakit. Bara turun dari taksi dan membuka pintu mobil belakang, menggendong Nara ala bridal style. Seorang perawat wanita berlari membawa brangkar menghampiri Bara, lalu Nara di letakan di atas brangkar. Perawat itu mendorong brangkar ke dalam UGD untuk di tangani dokter. Sedangkan Bara memilih duduk di kursi tunggu.

Setelah beberapa menit Bara menunggu, akhirnya seorang dokter laki-laki menghampirinya.

"Gimana keadaan adik saya?" tanya Bara pada dokter.

"Baik-baik saja, asmanya tidak kambuh terlalu parah karena cepat ditangani. Untuk malam ini biarkan dia istirahat di rumah sakit, besok boleh pulang," papar sang Dokter.

Bara mengangguk mengerti. Dokter itupun pamit pergi menggerus pasien yang lain dan Bara menghampiri brangkar yang di tempati Nara.

Bara sedikit menggeser gorden dan masuk ke dalamnya. Terlihat Nara yang terbaring di atas ranjang pasien dan sebagian wajah Nara terhalang masker oksigen, napasnya sudah teratur tapi masih ada sisa-sisa keringat di dahinya. Tangan Bara terulur menaikan selimut yang melapisi tubuh Nara sampai di dada. Tiba-tiba mata Nara terbuka perlahan, Bara langsung menarik kembali tangannya sebelum tindakannya dilihat Nara.

STELLARSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang