STELLARSHIP - 17

261 56 22
                                    

"Gue pikir lo becanda pas bilang mau jemput setelah bentak-bentak gue," ucap Starla sinis seraya berjalan di koridor sekolah bersama Bara.

"Maaf," ucap Bara datar sebelum Starla masuk ke dalam kelasnya.

Starla tidak menghiraukan ucapan Bara, ia berjalan angkuh dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Gue tau lo denger" sindir Bara.

"Maaf untuk apa?" tanya Starla cuek.

Bara berdehem. "Yang semalam."

"Oh." Starla masih mempertahankan egonya.

Dalam hati Starla bertekad tidak akan luluh begitu saja dengan kata maaf dari Bara. Starla bukan orang sebaik itu, bukan perempuan lemah yang pemaaf setelah diperlakukan tidak baik  apalagi oleh laki-laki. Starla sangat menjunjung tinggi harga dirinya. Bagi Starla, harga diri itu harga mati.

"Masih bagus gue mau minta maaf." Bara bermonolog sendiri.

"Kalo gak niat mending gak usah!" sewot Starla.

"Lo marah?" tanya Bara.

"Au ah, pikir aja sendiri." Setelah mengucapkan itu, Starla masuk ke dalam kelasnya.

Bara berputar arah berniat pergi ke gudang Arixon. Ketika telah sampai di gudang ternyata sudah ada Nevan dan Galen di dalam. Kedua teman Bara itu saling melempar pandangan melihat ketua Arixon masuk dengan wajah kesal seperti ada bom yang siap meledak di dalam tubuhnya.

"Kenapa Bos?" tanya Galen.

Bara duduk di sofa, mengangkat kedua kakinya di atas meja lalu ia menceritakan kejadian semalam sampai tadi pagi.

"Ya wajarlah. Mana ada cewek yang suka dikasarin. Apalagi Starla, keliatannya dia agak bar-bar," ujar Nevan.

"Ck, tapi gue kan udah minta maaf," ucap Bara kesal.

"Biasanya juga cewek-cewek sampe nangis gara-gara ditolak pake mulut iblis lo. Lo biasa aja tuh," timpal Galen.

Selama ini temannya tahu bagaimana Bara. Tidak pernah sekalipun ia mengucapkan kata 'maaf' dengan niat benar-benar meminta maaf. Karena Bara adalah gambaran dari iblis berwujud dewa.

"Kali ini beda. Gue punya tujuan." Bara berdalih.

"Tujuan mencintainya," ledek Galen.

"Lo mau mati?!" Tangan Bara siap mencengkeram kerah baju Galen tapi ditahan oleh Nevan.

"Becanda Bro. Santai, santai." Galen menepuk-nepuk pundak Bara yang langsung ditepis oleh pemiliknya.

"Gue curiga. Abangnya Starla dulunya salah satu dari Black Angel." Nevan dan Galen langsung terdiam setelah mendengar kalimat yang diucapkan Bara.

"Atas dasar apa lo punya kecurigaan kaya gitu?" tanya Galen.

"Gue liat foto Arjuna pake pin sayap yang sama. Pin yang gue temuin di lokasi kejadian sepuluh tahun yang lalu," jawab Bara.

"Arjuna yang lo maksud abangnya Starla?" tanya Nevan.

Bara mengangguk mengiyakan.

"Jadi sekarang lo mau deketin Starla untuk..." Galen sengaja tidak melanjutkan kalimatnya.

"Untuk cari informasi soal Black Angel," sambung Nevan.

"Kurang lebih kaya gitu," ucap Bara.

"Kalo sampe Starla suka sama lo gimana?" tanya Galen.

"Urusan dia," ucap Bara santai.

"Kalo lo juga malah jatuh cinta, gimana?" tanya Galen menggoda.

STELLARSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang