STELLARSHIP - 06

377 96 15
                                    

'Sungguh menyebalkan saat kita tidak bisa berhenti memikirkan seseorang. Sedangkan orang itu tidak memikirkan kita walau hanya sekali.' -ILYbee

______

Starla sudah duduk manis di kelasnya sejak beberapa menit yang lalu bersama Rissa. Suasana kelas terlihat seperti pada umumnya. Ada yang sibuk bergosip, merias wajah, dan sebagian anak laki-laki menggoda anak gadis. Terlihat Rio berdiri di atas meja memegang sebuah spidol seperti sedang memegang mikrofon.

"Perhatian semuanya!" Suara Rio membuat semua perhatian orang-orang di dalam kelas tertuju padanya.

"Aku bertanya-tanya, mengapa semalam langit tidak berhiaskan bintang. Langit tampak gelap, sunyi, dan aku sendirian. Namun sekarang aku paham mengapa bintang itu tidak ada. Karena bintangnya ada di bumi dan namanya Starla. Maukah kau menjadi bintang di hatiku?" Begitulah kata-kata puitis yang keluar dari mulut Rio membuat seisi kelas riuh menggoda Starla.

"Bohong lo. Semalem gue liat ada bintang banyak di langit. Rio, mata lo burik apa gimana?" celetuk salah satu murid laki-laki yang di balas gelak tawa dari semua murid.

"Apaan banget nih si Rio. Gembel, huuu," ledek Rissa.

Starla hanya tertawa menanggapi semuanya. Teman-teman di kelasnya sangat menyenangkan kecuali Bianca dan kedua dayangnya, Maura dan Maya yang sedari tadi melempar pandangan tidak suka pada Starla.

"Gimana Starla, maukah kau menjadi milikku?" tanya Rio drama.

"Dia punya gue." Suara berat itu terdengar familiar, lantas semua orang mengalihkan pandangannya ke ambang pintu. Bara berdiri di sana dengan kedua tangan di dalam saku celananya.

Semua orang yang berada di dalam kelas tampak terkejut dan saling berbisik karena seorang Bara baru saja mengklaim Starla adalah miliknya. Ini kali pertamanya Bara mengklaim seorang gadis lebih dulu, karena biasanya gadis-gadis duluan yang berlomba-lomba mendekati Bara meskipun hasilnya selalu di acuhkan oleh Bara.

Rio turun dari meja dan langsung duduk di kursinya. Keadaan kelas menjadi hening saat Bara mulai melangkah ke dalam kelas. Bara berdiri di depan bangku Starla yang letaknya berada di jejeran paling depan.

"Lo, ikut gue," ajak Bara pada Starla.

"Gak mau," tolak Starla dingin.

"Semalam gue liat-." Kalimat Bara terpotong karena Starla tiba-tiba berdiri.

"Buruan, jangan lama-lama. Bentar lagi bell," ucap Starla seraya berjalan keluar dari kelas.

Bara tersenyum penuh kemenangan dan mengikuti Starla keluar dari kelas.

"Emang lo tahu, mau gue ajak kemana?" tanya Bara yang berjalan di belakang Starla.

Starla memejamkan mata sejenak dan berbalik badan. Bara pun menghentikan langkahnya.

"Lo jalan duluan!" perintah Starla.

"Gue gak suka diperintah," kata Bara.

Starla menghela napas jengah. "Terus lo maunya apa?" tanyanya.

Bara meraih tangan Starla dan mulai mengambil langkah beriringan dengan Starla. Starla meronta meminta Bara melepaskan tangannya namun Bara justru semakin mengeratkan genggamannya.

"Bajingan gila! Lepasin tangan gue! Brengsek, psycho!" bentak Starla.

"Mulut lo kotor," ujar Bara seraya mulai menaiki anak tangga.

Bara tersenyum licik kala melihat Arsen di ujung anak tangga sedang berbicara dengan seorang guru. Arsen menuruni anak tangga ketika guru tersebut pergi. Arsen belum menyadari Bara dan Starla yang berjalan berlawanan arah dengannya.

STELLARSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang