'ketika hati mulai mencintai. Tidak ada jaminan perasaan kita akan terbalaskan. Namun mengapa masih saja berjuang bahkan berkorban untuk seseorang yang hatinya bukan untuk kita?' -ILYbee
____
Starla dengan telaten mengobati luka lebam di wajah Arsen. Sesekali Arsen meringis saat obat merah mendarat di lukanya. Saat ini mereka berdua sedang berada di ruang UKS.
"Kenapa gak pernah cerita kalo kamu sama Bara itu saudara?" tanya Starla.
Arsen tersenyum seperti biasanya. Senyum yang hanya ditunjukkan pada orang-orang tertentu.
"Kan aku udah cerita. Kalo mamah itu menikah lagi waktu aku masih kecil. Aku juga bilang kalo aku punya saudara tiri yang seumuran. Aneh kalo aku cerita soal Bara sedangkan kamu sendiri gak kenal sama dia," jawab Arsen.
"Iya juga sih." Starla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Kamu gak di apa-apain kan sama Bara? Selain-,"
Starla berdecak. "Stop! Jangan ngomong soal itu," potong Starla, "Hari pertama masuk sekolah sial banget aku," ucapnya kesal.
Arsen terkekeh melihat Starla dengan wajah kesalnya. Arsen pun merasa tidak tega melihat sahabatnya itu mendapat kejadian yang tidak mengenakan di hari pertama masuk sekolah baru.
"Aku boleh main ke rumah kamu gak? Mau ketemu tante Fara, boleh ya?" pinta Starla.
"Jangan... Maksud aku nanti. Mamah lagi sibuk. Nanti mamah sama aku aja yang berkunjung ke rumah kamu," kata Arsen.
"Gitu terus. Kamu takut sama Bara?" tanya Starla.
"Bukan gitu, Star. Aku cuma merasa kurang nyaman aja bawa tamu ke rumah itu. Kamu ngerti lah, Star" jawab Arsen.
"Aku ngerti. Maaf ya, Sen." Sekarang Starla jadi merasa tidak enak pada Arsen.
Arsen tersenyum. "Gak apa-apa, Star."
Setelahnya Starla dan Arsen keluar dari UKS. Mereka sama-sama pergi ke kelasnya masing-masing. Awalnya Arsen menawarkan diri untuk mengantar Starla ke kelasnya karena khawatir akan terjadi lagi insiden buruk yang menimpa Starla, tapi Starla bilang dia bisa pergi ke kelasnya sendiri.
Kini Starla berjalan sendirian di koridor. Insiden saat dirinya dan Bara di gudang tadi terbayang-bayang di ingatannya. Starla membelokkan langkahnya ke dalam kamar mandi. Starla menatap pantulan wajahnya di depan cermin lalu membasuh bibirnya dengan air, gadis itu mengusap-usap bibirnya dengan kasar.
"Sial, sial, sial. Bara bajingan. Brengsek, gak punya adab!" Starla mengepalkan tangan dan meninju-ninju udara meluapkan kekesalannya.
Siswi lain yang baru saja keluar dari bilik kamar mandi melihat aneh ke arah Starla. Merasa dirinya di perhatikan, Starla pun dengan cepat mengeringkan wajahnya dengan tisu dan keluar dari kamar mandi.
🐝🐝🐝
Motor Bara menderu memasuki gerbang hitam yang menjulang tinggi. Bara mematikan mesin motor ketika motornya sudah terparkir di garasi yang luas, terlihat jejeran mobil mewah di dalam garasi rumahnya. Kemudian Bara melangkahkan kakinya memasuki rumah besar bercat putih tersebut. Pernak-pernik yang ada di dalam rumah dan segala perabotnya terlihat mewah, rumah ini mungkin lebih cocok disebut istana ketimbang rumah biasa. Beberapa maid yang berseragam hitam putih menyapa dengan menundukkan sedikit kepalanya saat berpapasan dengan Bara. Jangan harap mendapatkan sapaan atau sekedar senyuman dari Bara, laki-laki jangkung itu hanya berjalan dengan wajah datarnya.
"Tuan muda, anda baru pulang?" tanya laki-laki tua, sebagian rambutnya sudah memutih.
Bara memutar bola matanya. "Pak Haris, gue udah bilang jangan kaku kaya gitu. Tuan muda apaan sih? Geli banget telinga gue dengernya."

KAMU SEDANG MEMBACA
STELLARSHIP
Teen FictionStarla. Seperti namamu yang berarti bintang, kamu adalah setitik cahaya dalam kegelapan. -Bara ___ Aldebaran Leander atau Bara adalah ketua geng bernama Arixon yang di segani di SMA Antariksa bahkan di sekolah lain. Dunianya yang gelap membuat Bara...