STELLARSHIP - 02

536 109 36
                                    

'Jangan hanya percaya dengan apa yang dikatakan oleh orang lain. Cobalah lihat terlebih dahulu dengan matamu sendiri' -ILYbee


____

Bel SMA Antariksa berbunyi nyaring tanda kegiatan belajar mengajar akan segera di mulai. Ada murid yang berlarian dan ada juga yang berjalan santai menuju kelasnya masing-masing. Suasana di dalam sebuah kelas terlihat riuh dan bising. Seorang guru bahasa Indonesia bernama Bu Lea masuk ke dalam kelas, seketika kelas langsung senyap ketika Bu Lea berdiri di depan kelas. Namun Bu Lea tidak sendiri melainkan datang bersama murid baru yang tidak lain adalah Starla.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Bu Lea.

"Pagi Buuu!" sapa balik murid serempak.

"Kita kedatangan murid baru, namanya... Siapa nama kamu?" tanya Bu Lea.

"Starla, Bu," jawab Starla.

"Nah iya, namanya Starla. Bersikap baik lah padanya. Jangan sampai dia tidak nyaman dengan suasana sekolah barunya." Bu Lea mengedarkan pandangannya pada jejeran bangku di depannya.

"Starla, hanya ada satu bangku kosong di pojok belakang. Kamu tidak keberatan duduk di sana kan?" tanya Bu Lea.

Starla melirik bangku yang di maksud Bu Lea. Di pojok belakang ada satu bangku yang kosong dan di sampingnya ada seorang anak laki-laki yang mengenakan kacamata tebal berhias rantai emas dan rambut terbelah dua, di telinganya di selipkan sebuah pensil berwarna merah. Starla memejamkan matanya sejenak. Baru pertama masuk sekolah tapi sudah banyak hal-hal yang mengejutkan baginya.

"Gak apa-apa, Bu. Saya bisa duduk di mana saja." Starla tersenyum pada Bu Lea.

"Jangan! Kasihan dong Bu. Perempuan secantik itu mending duduk sama saya aja," celetuk Rio, salah satu murid nakal di SMA Antariksa.

Starla tersenyum kikuk mendengar celetukan dari teman kelas barunya.

"Beli buku buat tamu. Sejuk hatiku melihat senyummu." Itu Dewa, murid yang hobi berpantun. Bahkan Dewa menyebut dirinya sebagai 'sang Dewa pantun'. Menggelikan bukan?

Starla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ia sudah tidak nyaman menjadi pusat perhatian seperti ini. Apalagi ada beberapa murid perempuan yang memberikan tatapan tidak suka padanya secara terang-terangan.

"Mbak lilis naik biang lala. Salam manis buat neng Starla." Dewa kembali melontarkan pantun nya.

Tiba-tiba seorang murid perempuan yang duduk di jejeran paling depan berdiri dengan tidak santainya.
"Bu, Starla duduk sama saya saja!" Murid bermata sipit itu bernama Rissa.

"Rissa, kamu sudah duduk sama Bayu," kata Bu Lea melirik Bayu yang duduk di sebelah Rissa.

Rissa mendorong-dorong tubuh Bayu.
"Pindah sana ke belakang. Gue bosen duduk sama lo, pinter kagak ngerepotin iya."

Bayu memutar bola mata malas dan pindah begitu saja dengan pasrah. Sedangkan Starla kasihan melihat nasib Bayu dan merasa tidak enak juga padanya.

Rissa menepuk kursi di sebelahnya.
"Sini, duduk di sebelah gue."

Starla melemparkan senyum sekilas pada Bu Lea. Kemudian duduk di bangku bersama Rissa.

"Baiklah, keluarkan buku kalian. Kita mulai pelajari materi hari ini," ucap Bu Lea membuat murid menghela napas lesu.

Starla mengeluarkan alat tulisnya dari dalam tas. Di sampingnya, Rissa menangkup dagu dengan kedua tangannya seraya tersenyum memperhatikan Starla.

"Kenapa?" tanya Starla merasa aneh dengan sikap Rissa.

Rissa menggeleng dan mengeluarkan alat tulisnya. Starla menggaruk ujung hidungnya. Banyak sekali hal-hal di luar dugaannya yang terjadi saat pertama kali ia menginjakan kaki di SMA Antariksa. Contohnya kejadian tadi dengan Bara.

STELLARSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang