STELLARSHIP - 15

249 60 6
                                    

Starla melebarkan matanya saat masuk ke sebuah bangunan berdesain elegan. Starla mengikuti Bara berjalan di depannya, berbagai jenis pakaian dan aksesoris wanita berjejer terpajang rapi di rak kaca. Mata Starla tak sengaja mengintip salah satu ruangan yang dilewatinya, ternyata tempat ini bukan hanya sebuah butik tapi juga salon kecantikan.

"Ini bukan pertama kalinya lo pergi ke tempat begini kan?" celetuk Bara melihat Starla yang celingak celinguk kebingungan.

"Bukan gitu. Kenapa lo ngajak gue ke sini?" tanya Starla.

Starla sudah sering pergi berbelanja ke butik atau salon seperti ini. Bahkan Starla adalah orang yang boros jika sudah menyangkut belanja, kadang Starla sampai harus menguras habis uang tabungannya demi barang yang ia incar yang harganya selangit. Jadi ini bukan kali pertama seperti yang Bara katakan. Tapi yang membuat Starla bingung adalah untuk apa Bara mengajaknya ke butik.

Seorang wanita cantik menghampiri Bara, sepertinya umur wanita itu akhir dua puluhan dan masih terlihat muda dengan proporsi tubuh seorang model.

"Hai, Bara. Long time no see." Wanita itu memeluk Bara yang juga di balas pelukannya oleh Bara.

"Lo udah siapin yang gue minta semalem kan?" tanya Bara.

"Tenang aja udah siap. btw bajunya buat dia?" Wanita itu melirik Starla yang berdiri di belakang Bara.

"Hmm," balas Bara.

Alis Starla mengkerut semakin bingung dengan pembicaraan mereka.

"Aku Rachel."

"Starla."

Rachel tersenyum ramah menjabat tangan Starla dan begitupun Starla, walaupun banyak pertanyaan yang memenuhi kepala Starla.

"Bara nanti baju lo di siapin sama karyawan gue," ucap Rachel "dan Starla ayo masuk," ajak Rachel yang lebih dulu masuk ke dalam sebuah ruangan.

"Bara ini maksudnya apa sih?" tanya Starla.

"Singkatnya, gue gak mau pergi sendiri ke acara tunangan temen gue," ucap Bara.

"Maksudnya lo mau ngajak gue gitu?" tanya Starla.

Bara mengangguk mengiyakan.

"Lo gak bisa seenaknya begini. Kenapa gak nanya dulu gue mau apa enggak?" kesal Starla.

"Gue gak butuh persetujuan." Bara mengangkat bahu acuh dan duduk manis di sebuah sofa.

Starla menatap garang Bara. "Gue mau pulang!" Starla melangkah berniat pergi.

"Pulang aja. Arsen masih bisa jalan kalo kakinya patah?" Pertanyaan Bara lebih seperti ancaman membuat langkah Starla terhenti.

"Ya harusnya gak perlu bolos buat ngajak gue ke sini. Lagian baju gue banyak!" kesal Starla.

"Lo masih mau berdiri di situ?" tanya Bara datar.

Starla memejamkan matanya agar emosinya sedikit mereda. Dengan kesal Starla menghentakkan kaki dan masuk ke dalam ruangan yang sama dengan Rachel. Setelahnya Bara tersenyum puas.

"Sini duduk."

Starla duduk di kursi menghadap sebuah cermin. Di meja ada banyak sekali peralatan make up yang siap digunakan untuk memoles wajah Starla.

Sekitar dua jam akhirnya wajah Starla selesai di make up dan rambutnya di tata menjadi curly. Rachel terkagum melihat hasil karya tangannya, Starla terlihat semakin cantik dengan riasan wajah natural sesuai usianya.

"Beda ya kalo wajahnya udah cantik, cuma di poles dikit jadi makin cantik banget," ujar Rachel.

Starla tersenyum sedikit tersipu mendengar pujian Rachel.

STELLARSHIPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang